Syafa POV
Aku memandang wajah keluarga Fariz satu - persatu .
" Assalamualaikum auntie , uncle . " aku menghulurkan tanganku kepada Puan Aisyah iaitu umi Fariz .
Namun , huluranku tidak disambut .
Aku hanya menguntumkan senyumanku .
" Ni mesti Maira , kan ? Jemput lah masuk . " walid Fariz iaitu Tuan Nazrin mempelawaku .
" Terima kasih . " aku menundukkan sedikit kepalaku .
Aku pun masuk ke dalam rumah Fariz .
" Maira , jangan lah segan . Buat macam rumah sendiri . " baiknya walid Fariz ni .
Aku hanya tersenyum kecil .
" Nama penuh Maira apa ? Boleh uncle tahu ? " soal Tuan Nazrin .
" Nama dia Maira Nur Syafa , walid . Sedap kan nama dia ? " jawab Fariz .
" Ish Fariz ni . Walid tanya Maira . Bukan Fariz . Sibuk je nak menjawab . " Fariz mencebik .
Fariz , Fariz .
" Haah , betul lah tu uncle . Itu lah nama saya . " aku tetap menjawab walaupun Fariz telah memberitahu .
" Sedap nama Maira . Orangnya pun cantik . " kata Tuan Nazrin .
Malu pula aku bila Tuan Nazrin puji aku macam tu .
" Tak ada lah , uncle . Biasa - biasa je . " balasku .
" Walid jangan nak puji lebih - lebih , eh ? Maira ni Fariz punya . " Fariz ni kan , buat malu aku je .
" Walid tahu lah . Fariz ni , suka menyampuk apa yang walid cakap . Dah lah , duduk diam - diam . " padan muka Fariz . Kan dah kena marah dengan walid dia . Aku hanya tertawa dalam hati .
" Belajar dekat universiti mana ? " Puan Aisyah menyoalku .
" Mmm , saya tak sambung belajar , auntie . Belum ada rezeki nak sambung belajar . " jawabku sambil menundukkan wajah .
" Kenapa ? Tak mampu ? "
" Umi ! " jerit Fariz .
" Fariz jangan masuk campur boleh tak ? " marah Puan Aisyah kepada Fariz .
" B...bukan macam tu . Saya cuma belum bersedia nak sambung belajar . "
" Kenapa tak bawa anak sekali ? " aku terkedu .
Jadi , betul lah Fariz dah ceritakan semuanya dekat keluarga dia ?
" A...anak saya... " aku tak tahu nak jawab apa .
" Maira , jom lah kita makan . Makanan dah terhidang dah tu . Nanti kita sambung berbual lagi , ya ? " Tuan Nazrin cepat - cepat menukar topik yang sedang dibualkan .
Dia terus mempelawa aku untuk pergi ke arah meja makan .
Puan Aisyah...tak suka aku ke ?
*****
Setelah selesai menjamu selera , aku menolong Puan Aisyah yang sedang membersihkan pinggan di dapur .
Yelah , nanti apa pula kata umi Fariz kalau aku tak tolong .
Nanti dia ingat aku ni pemalas pula .
" Dah lama ke kawan dengan Fariz ? " soalnya dingin .
" Sejak sekolah menengah lagi , auntie . " aku menjawab perlahan .
" Kenapa tak ajak je lelaki yang dah rosakkan kau tu untuk kahwin ? "
YOU ARE READING
𝗠𝗘𝗔𝗡𝗧 𝗧𝗢 𝗕𝗘
Novela Juvenil(UNEDITED) [WARNING: Cerita ini ditulis waktu 2016, and i am a high schooler at that time jadi ada banyak cacat cela dan part yang cringe so read at your own risk, enjoy!] 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐝𝐚𝐦 𝐂𝐚𝐥𝐯𝐢𝐧 Peribadinya tidak seindah namanya. Ego...