2

821 33 2
                                    

"apa rencanamu hari ini? Apa yang akan kau lakukan di hari ini?" tanyaku kepada Liam sambil memotong pancake yang ada di hadapanku.

Liam tidak menjawab, ia hanya menggerakkan kedua bahunya ke atas satu kali sambil memajukan bibir bawahnya ke depan.

"menghabiskan waktu di kamar dengan belajar lagi?" tanyaku kepada Liam.

"I don't know. hmm... ah! Aku baru ingat! Bagaimana jika hari sore ini kita menonton pertandingan basket? Sudah lama bukan, kau dan aku tidak menonton pertandingan basket bersama? Soal tiket, itu urusan gampang! Temanku bisa mengaturnya. Bagaimana, kau mau kan? Ayolah!" tanya Liam kepadaku.

Sebenarnya baru dua minggu yang lalu aku menonton pertandingan basket, itu juga bersama Harry. Tapi kurasa tidak masalah juga jika aku menerima ajakan Liam menonton pertandingan basket bersamanya. Lagi pula, sudah lama sekali aku tidak menonton pertandingan basket bersama Liam, kakakku sendiri.

"baiklah, aku mau. Tapi, aku punya tawaran menarik untukmu." ujarku kepada Liam.

"what?! tawaran? Tawaran macam apa? Apa itu semacam taruhan?"

"ya, bisa dibilang begitu. Jika tim jagoanku menang, kau harus mentraktirku. Begitu pun sebaliknya, jika tim jagoanmu menang, aku akan mentraktirmu. Deal?" ujarku kepada Liam sambil menggerakkan kedua alisku ke atas beberapa kali.

"deal! Kira-kira apa tim jagoanmu sudah siap menanggung kekalahan saat bertanding nanti?"

"we'll see Lima Bean." ujarku kepada Liam.

...

Menjelang sore hari, aku bersiap-siap untuk pergi menonton pertandingan basket bersama Liam.
Kami berangkat bersama dengan menggunakan mobil.

Sepanjang perjalanan, aku cukup bersemangat menonton pertandingan basket kali ini, aku optimis bahwa tim basket jagoanku akan memenangkan pertandingan ini, karena pemain favorit Liam yang notabene sangat di jagokan dalam timnya, kali ini tidak ikut bermain. Itu artinya semakin besar kesempatan tim favoritku untuk memenangkan pertandingan kali ini.

...

"wow! Lihat itu! Awal yang bagus dari tim jagoanku, bukan?! Hahaha!" ujar Liam kepadaku sambil membanggakan tim jagoannya yang kembali mencetak angka dalam pertandingan kali ini.

"kau jangan besar kepala dulu, Li. Pertandingan baru berjalan 18 menit. Tim jagoanku pasti bisa menyusul skor saat ini." balasku dengan sedikit kesal karena tim jagoanku yang belum juga mencetak angka.

...

"look at that, Liam! 4 - 2! Tim jagoanku akan menyusul timmu sebentar lagi." ujarku kepada Liam sambil menepuk pundaknya.

"tidak mungkin, tim andalanmu tidak mungkin mengalahkan tim andalanku." ujar Liam kepadaku.

...

Pertandingan terus berjalan hingga akhirnya tim jagoanku lah yang memenangkan pertandingan dengan skor tipis 8 - 6.

...

"well, Liam. I'm waiting ..." ujarku kepada Liam sambil menepuk pundaknya dan menyandarkan tangan kiriku di pundak kanannya.

"huft... baiklah. Kau mau makan apa?" tanya Liam kepadaku.

"bagaimana kalau es krim? Aku sedang ingin es krim." ujarku kepada Liam.

"baiklah, ayo!" ajak Liam kepadaku sambil menggandeng tanganku.

Aku pun berjalan keluar bersama Liam menuju mobil dan bergegas pergi menuju kedai es krim yang aku maksud.

...

Di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya aku menyanyikan lagu mars tim basket favoritku di samping Liam. Tak jarang juga Liam menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah lakuku yang aneh menurutnya.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang