18

299 19 0
                                    

"hey, kau jangan cemberut seperti itu. Maafkan aku, Alice. Kumohon maafkan aku." ujar Harry kepadaku sambil berusaha melepas lipatan tanganku di depan dada. Ia berusaha menarik tanganku untuk ia genggam. Namun usahanya itu sia-sia, aku tetap mempertahankan posisi lipatan tanganku itu di depan dada.

"Alice, come on. Hey, jangan marah seperti itu. Aku minta maaf padamu. Aku tidak bermaksud seperti itu. Sungguh. Maafkan aku, ya." ujar Harry kepadaku sambil mencubit pelan pipi kananku karena ia berada di sebelah kananku.

"apa yang bisa aku lakukan agar kau tidak marah lagi padaku?" tanya Harry padaku.

"hmm... how about ice cream Sesampainya di Irlandia nanti, aku akan membelikanmu es krim. Kau bebas memilih es krim apa yang kau suka. Bagaimana?" ujar Harry kepadaku.

"tidak perlu. Aku tidak mau." ujarku singkat sambil tetap memalingkan wajahku ke arah jendela.

"bagaimana dengan coklat? Kebetulan aku punya coklat di dalam tasku. Apa kau mau? Wait for a minute. Aku akan mengambilkan coklat itu untukmu."

"tidak." ujar aku kepada Harry dengan singkat.

"oh, come on Alicia. Apa yang bisa aku lakukan padamu agar kau tidak marah lagi kepadaku?"

"nothing." jawabku singkat padat dan jelas.

"nothing?"

"alright, how about this?" ujar Harry kepadaku.

Tanpa sepengetahuanku dan tanpa aba-aba Harry langsung menggelitiki aku dengan kedua tangannya. Aku pun dibuat tertawa dan geli oleh kelitikan tangannya itu. Harry mengetahui kelemahanku, yaitu aku tidak bisa menahan geli jika sedang dikelitiki.

Tak lupa aku mengecilkan volume tertawaku, karena teman-temanku dalam rombongan kami sedang tertidur. Hanya aku dan Harry yang masih bangun dan bersenda gurau dalam perjalanan ini.

"stop Harry! Hentikan!" ujarku kepada Harry sambil tertawa.

...

"so, kau sudah tidak marah lagi, kan?" tanya Harry kepadaku sambil memberikan sebuah senyuman lebar kepadaku memperlihatkan giginya.

"siapa bilang?! Aku masih marah padamu." ujarku kepada Harry sambil memalingkan lagi wajahku ke arah jendela dan melipat kedua tanganku di depan dada.

"jadi kau mau aku kelitiki lagi? Iya?! Hah?!" ujar Harry dengan posisi siap untuk menggelitiki aku.

"ok, stop Harry. Aku menyerah. Aku mengaku kalah. Peace." jawabku kepada Harry sambil mengacungkan simbol perdamaian kepada Harry dengan kedua jariku.

Jujur aku merasa senang dalam perjalanan ke Irlandia ini. Aku bisa melakukan quality time berdua bersama Harry seperti ini. Rasanya jarang sekali aku melakukan hal seperti ini dengan Harry. Mungkin lebih tepatnya bukanlah jarang, melainkan tidak pernah. Ya, selama aku berteman dengan Harry baru kali ini kami seperti itu. Bercanda berdua seperti ini, dan ... yeah I love it.

...

"hey wake up, sleeping beauty. Sebentar lagi pesawat kita akan landing. Kita sudah sampai di Irlandia." ujar Harry kepadaku seraya membangunkanku dengan menggoyangkan tanganku dan menempuk pipi kiriku pelan dengan tangannya.

Aku pun perlahan mulai membuka kelopak mataku dan melirik ke arah sekitar.

Tanpa terasa, ternyata pada saat aku tertidur aku menempatkan kepalaku di bahu kiri Harry. Aku menyandarkan kepalaku ke bahu kirinya.

"ayo bangun. Pesawat kita sebentar lagi akan landing." ujar Harry kepadaku sambil mengusap ujung kepalaku.

...

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang