52

192 16 0
                                    

Aku tidak tahu kemana Max akan pergi saat ini. Aku terus mengikutinya dari belakang, berada beberapa meter di belakangnya.

Cukup lama aku mengikutinya dari belakang dengan motorku, ternyata Max membawaku ke sebuah rumah yang cukup jauh dari keramaian kota. Hanya ada kebun-kebun di sekitar rumah ini. Rumah ini seperti terasingkan dari keramaian kota. Rumah yang aku datangi ini lebih terlihat seperti sebuah gudang. Gudang berlantai dua. Sepertinya rumah ini sudah lama tidak dihuni.

Max berjalan memasuki rumah tersebut setelah ia memarkirkan motornya di halaman rumah tersebut. Aku juga memarkirkan motorku dengan jarak beberapa meter dari rumah tersebut. Aku berjalan ke arah rumah itu, mengikuti Max yang sudah lebih dulu memasuki rumah itu.

Tempat apa ini? Apa yang ia lakukan di tempat seperti ini? Apa ada seseorang yang akan ia temui di dalam rumah ini? Jika iya, siapa orangnya? Mengapa mereka memutuskan untuk bertemu di tempat seperti ini? Apa bagusnya tempat ini?

Aku pun membuka pintu garasi yang sebelumnya memang tidak tertutup rapat setelah Max masuk melewati pintu ini. Aku membukanya secara perlahan, dengan sangat hati-hati agar tidak ada suara yang ditimbulkan dari pintu tersebut ketika aku membukanya.

Betapa terkejutnya aku ketika memasuki bagian garasi rumah ini. Di garasi ini terdapat banyak barang-barang yang berhuhungan dengan motor, termasuk beberapa merk oli dan bensin pun ada di tempat ini. Aku semakin penasaran terhadap tempat ini.

Tempat apa ini? Apa ini adalah markas tersembunyi Holmes Chapel Motorclub? Jika iya, mengapa aku tidak pernah mengethuinya ketika aku masih menjadi anggota di klub motor itu?

Ketika aku sedang memperhatikan tempat dimana aku berdiri saat ini, tiba-tiba saja aku mendengar suara seorang wanita dari lantai atas tempat ini.

...

"ugh! Don't touch me!" ujar seorang wanita dari lantai atas. Suara wanita tersebut seperti sudah tak asing lagi bagiku. Suara itu seperti sudah familiar denganku.

Aku langsung bergegas mencari jalan untuk bisa sampai di lantai atas tempat ini untuk mencari tahu apa yang terjadi di tempat ini. Siapa wanita yang ada di lantai atas tersebut. Aku mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tempat ini.

...

*Alice's POV*

"apa kau sudah mencoba menghubungi Louis, Max?" tanya Jonathan kepada Max yang sedang menghisap rokoknya.

"aku belum menghubunginya. Setelah aku pikir-pikir, lebih baik kau saja yang menghubunginya. Aku ingin ia terkejut begitu ia menerima telepon darimu. Aku ingin ia terkejut karena ia tahu bahwa adik perempuan satu-satunya ini berada di tangan soseorang yang sangat ia benci selama ini." jawab Max.

"yeah, kau benar juga. Louis pasti akan sangat marah begitu ia tahu Alice aku sekap di tempat ini semalaman." ujar Jonathan sambil mengeluarkan handphone dari dalam sakunya.

...

"sial! Mengapa Louis tidak menjawab panggilan dariku?!" keluh Jonathan sambil mengerutkan dahinya setelah ia menghubungi Louis namun tidak ada jawaban darinya.

"coba lagi. Siapa tahu kali ini ia menjawabnya." ujar Max memberi saran kepada Jonathan.

...

"hello, Louis. Apa kau masih mengenal suaraku?" ujar Jonathan di ujung telepon kepada Louis.

"yeah, you're right. I'm Jonathan. Jonathan Jefferson. Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu, bahwa adik perempuan kesayanganmu saat ini sedang bersamaku. Aku menyekapnya semalaman sebagai tawananku." ujar Jonathan kepada Louis.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang