10

342 18 0
                                    

"Liam." panggilku kepada Liam yang sedang membaca buku di meja belajarnya yang ada di kamar.

"yes, sweetheart?" balas Liam kepadaku sambil tetap melihat je arah buku yanh ia baca.

"I just wanna say thank you so much."

"thank you? Thank you for what?" tanya Liam sambil mrngerutkan dahinya.

"terima kasih karena kau telah membantuku ketika aku sedang diintrogasi oleh Louis sepulangnya aku dari Nandos bersama Harry. Kau mengatakan kepada Louis bahwa aku pergi ke Nandos bersama Barbara."

"it's ok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"it's ok. Kurasa, aku memang perlu membantumu. Aku akan jadi orang nomor satu yang membela kau dan Harry di saat-saat seperti ini. Meyakinkan orang-orang bahwa Harry memang laki-laki yang baik. Tapi..."

"tapi apa?" tanyaku penasaran akan kelanjutan kata-kata Liam.

"tapi jika suatu saat kau atau Harry atau kalian berdua mengecewakanku, aku juga akan menjadi orang pertama yang akan menjatuhkan kalian. So, kuharap baik kau dan Harry harus terus memegang komitmen kalian berdua kepadaku. Do you understand?"

"hmm... ya, aku mengerti. Aku dan Harry akan berusaha untuk tetap menjaga komitmen kami kepadamu."

"alright, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku. Aku sudah mulai mengantuk. Once again, thank you Liam. I love you. Bye." ujarku kepada Liam seraya memeluk dan mencium pipinya.

...

Aku dan Harry harus benar-benar menjaga komitmen kami kepada Liam. Baik aku dan Harry tidak boleh mengecewakan Liam sedikitpun. Jika hal itu terjadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasibku, nasib Harry dan nasib hubungan kami nantinya. Liam pasti akan sangat marah kepada aku dan Harry jika kami membuatnya kecewa.

Terakhir kali Liam marah besar kepadaku ketika aku masih sekolah di Senior High School, sekitar beberapa tahun silam. Liam marah besar kepadaku karena aku berusaha kabur dari rumah untuk menonton konser seorang diri. Seharusnya aku pergi bersama Liam pada saat itu, namun karena suatu hal, Liam medadak tidak bisa pergi menonton konser denganku. Sementara Louis, ia sedang pergi touring dengan klub motornya.

Ya, begitulah kehidupanku. Memiliki dua orang kakak laki-laki yang sangat protektif kepadaku.

...

Keesokan harinya aku mencari Liam di kamarnya untuk memberikannya sesuatu.

"Liam." panggilku kepada Liam di depan kamarnya sambil mengetuk pintuk kamarnya.

"Liam." panggilku sekali lagi kepada Liam dari luar kamar.

Tidak ada jawaban sedikitpun yang aku dengar dari kamar Liam, sehingga aku memutuskan untuk membuka sendiri pintu kamar Liam dan mencarinya di dalam kamar.

...

Feelingku mengatakan bahwa Liam sedang berada di toilet, karena aku mendengar suara gemericik air dari dalam toilet kamarnya itu.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang