53

208 15 0
                                    

"mengapa Aaron melarang kalian untuk membicarakan kontrak itu kepadaku?" tanya Harry lagi kepada Max.

"ia melarang kami karena ia sangat mempercayaimu! Ia sangat yakin kau tidak akan keluar dari Holmes Chapel Motorclub. Ia bahkan berusaha meyakinkan aku dan anggota Holmes Chapel Motorclub yang lain kalau kau tidak akan berkhianat atau keluar dari klub motor kami!" jelas Max kepada Harry.

"lantas, kau mau agar aku memberikan sebagian pendapatanku untuk klub motor kalian, begitu?! Hah?!" tanya Harry dengan menantang.

"yup! Bagaimana, mudah bukan? Kurasa uang bukanlah segalanya untuk orang sepertimu, Harry. Kau hanya perlu memberikan 50% nya saja." ujar Max kepada Harry.

"aku akan memberikannya padamu. Jika perlu, aku akan memberikan 100% pendapatanku kepada kalian, dengan syarat kalian melepaskan Alice." ujar Harry kepada Max.

"tidak bisa!" ujar Jonathan.

"jangan pernah berpikir jika urusanmu dengan Max sudah selesai itu artinya urusan Alice denganku juga sudah selesai! Urusanmu adalah dengan Max dan Holmes Chapel Motorclub! Sementara Alice, dia menjadi urusanku!" ujar Jonathan dengan ketus.

"apa keperluanmu dengan Alice, hah?!" tanya Harry dengan menantang.

"kau tidak perlu tahu dan tidak usah ikut campur! Ini urusanku!" ujar Jonathan kepada Harry.

"ku katakan sekali lagi, lepaskan dia!" ujar Harry dengan suara yang lantang.

"aku tidak akan melepaskannya! Aku tidak mau! Kau tuli, hah?!" balas Jonathan.

"lepaskan dia sekarang juga! Jangan buat aku bertindak kasar!" ujar Harry kepada Jonathan.

Sejurus kemudian Jonathan langsung menyerang Harry, mereka berkelahi. Sementara, Max berjalan ke arahku untuk mengamankanku agar aku tidak kabur. Tapi ternyata dugaanku salah. Max tidak mengamankanku, ia malah membuka ikatanku dan membawaku pergi dengan cara menggendongku di punggungnya. Ia membawaku pergi dari tempat ini dengan melewati anak tangga dengan tergesa-gesa.

...

"lepaskan aku, bajingan!" ujarku sambil memukul-mukuli punggung Max dengan kedua tanganku.

"Harry, tolong aku! Help! Help me!" lanjutku sambil terus memukul-mukuli punggung Max.

Max membawaku pergi ke suatu tempat yang tidak aku ketahui. Aku tidak tahu dimana aku berada saat ini. Sepanjang perjalanan, aku tak henti-hentinya memukuli punggung Max dengan kedua tanganku dan berteriak minta tolong.

Max membawaku ke sebuah tempat dimana terdapat sebuah pohon besar. Max meletakkanku di bawah pohon tersebut dan kembali mengikatku di pohon itu. Ia mengikatku dan juga membekap mulutku dengan sebuah kain agar aku tidak bisa berbicara.

Penampilanku sudah kacau. Rambutku yang semula tertata rapi kini menjadi berantakan. Aku pun mulai kelelahan, karena sedari tadi terus berteriak minta tolong dan memukuli punggung Max dengan sekuat tenaga.

Dengan sisa tenaga yang aku punya, aku kembali mencoba untuk membuka ikatan tali yang ada di tanganku. Cukup lama aku mencoba membuka ikatan tersebut, namun hasilnya nihil. Aku tidak bisa membuka ikatan tali itu. Max mengikatku cukup kuat, tanganku saja terasa sakit ketika bergesekkan dengan tali itu.

...

Setelah selesai mengikatku di bawah pohon, Max berjalan menjauhiku beberapa meter. Ia membalikkan badannya menjadi membelakangiku. Dari kejauhan aku melihat Max seperti sedang menghubungi seseorang. Ia mencoba menghubungi seseorang sambil menghisap sebatang rokok di mulutnya.

...

Ketika sedang berusaha untuk melepaskan ikatan tali di tanganku, tiba-tiba saja muncul seseorang dari arah sebelah kananku.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang