51

219 11 2
                                    

"so, Harry. Caritakan padaku, apa yang sedang kau pikirkan tentang Alice?" tanya Ashton kepadaku.

Aku pun menceritakan apa yang sedang terjadi dengan Alice saat ini. Aku menceritakan dengan seksama kepada Ashton. Tak jarang ia menganggukkan keplanya ketika sedang mendengarkan ceritaku, menandakan bahwa ia mengerti apa yang sedanga aku ceritakan padanya.

...

"apa Louis dan Liam sudah mengetahui hal ini?" tanya Ashton setelah aku menceritakan semuanya kepadanya.

"I don't know about Louis. Tapi, Liam sudah mengetahui hal ini. Liam bilang bahwa Louis akan menjadi urusannya." jawabku kepada Ashton.

"kau tenang saja. Aku pasti kan membatumu untuk mencari tahu keberadaan Alice." ujar Ashton kepadaku sambil menepuk bahuku.

"thanks mate. I appreciate it." ujarku kepada Ashton.

"hmm... menurutmu, apa Aaron terlibat dalam hal ini?" tanya Ashton kepadaku ketika kami sama-sama sedang melamun dan menikmati menu pesanan kami.

"Aaron?! Entahlah, aku tidak ingin berburuk sangka dengannya terlebih dahulu, walaupun ia pernah berusaha menjebak Alice agar Alice mau memaafkannya." jawabku kepada Ashton.

"yeah, I know bahwa kita tidak boleh untuk berburuk sangka terlebih dahulu kepada seseorang. Tapi, tidak ada salahnya jika kita mengintai Aaron." ujar Ashton kepadaku.

"ya memang, itu tidak ada salahnya. Tapi -" ujarku yang langsung terpotong oleh ucapan Ashton.

"sudahlah, ayo kita intai Aaron sekarang juga. Aku tahu dimana ia saat ini. Ia sedang berada di basecamp Holmes Chapel Motorclub dengan teman-temannya. Entah mengapa feelingku mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan sebuah petunjuk tentang Alice dari tempat itu." ajak Ashton kepadaku sambil menarik tanganku untuk mengikutinya pergi dari coffee shop tersebut.

Akhirnya aku mengikuti saran Ashton untuk mengintai Aaron di basecamp Holmes Chapel Motorclub. Aku tidak mengerti mengapa feeling Ashton mengatakan demikian. Aku bahkan tidak sempat bertanya padanya mengenai berapa persen kemungkinan feelingnya benar. Entahlah, aku tidak tahu mengapa Ash begitu yakin dengan feelingnya.

...

"kita berhenti di sini. Kita akan berjalan mengendap-endap ke sana untuk memata-matai mereka di basecamp." ujar Ashton sambil membuka helmnya.

Aku pun mengikuti kata-katanya. Sejurus kemudian, aku dan Ashton berjalan mengendap-endap mengintip kegiatan para anggota Holmes Chapel Motorclub dari balik semak-semak.

...

"sejauh ini kurasa tidak ada yang aneh dari gerak-gerik Aaron." ujarku kepada Ashton sambil tetap mengintai basecamp Holmes Chapel Motorclub dari balik dinding dengan suara yang sedikit berbisik.

"Harry, listen. Feelingku mengatakan bahwa kita bisa mendapatkan sebuah petunjuk dari tempat ini. Kau harus percaya itu. Feelingku tidak pernah salah. Trust me." ujar Ashton kepadaku.

"seberapa persen kau yakin dengan feelingmu itu? Mengapa kau begitu yakin bahwa feelingmu tidak pernah salah?" tanyaku kepada Ashton.

"yeah! I don't know mengapa aku begitu yakin bahwa feelingku tidak pernah salah. But, aku sangat yakin kalau kita bisa mendapatkan sebuah petunjuk dari tempat ini." jawabnya dengan yakin kepadaku.

"wait! Jika kau berkata 'tempat ini' itu berarti bisa saja bukan Aaron yang akan memberikan petunjuk untuk kita di tempat ini. Bisa saja kecurigaanmu terhadap Aaron salah." ujarku kepada Ashton sambil mengerutkan dahiku.

"I know, bahwa kita tidak bisa langsung mencurigai Aaron dalam hal ini. Tapi, jika feelingku sangat kuat mengatakan kita bisa mendapatkan sebuah petunjuk di tempat ini, siapa lagi yang harus kita curigai jika bukan Aaron, hah?! Secara, dari semua anggota Holmes Chapel Motorclub yang ada disini, hanya Aaron yang memiliki keterkaitan dengan Alice." ujarnya sambil mengangkat kedua bahunya ke atas.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang