3

544 27 2
                                    

"jadi, hanya Liam lah kakakmu satu-satunya yang mengetahui hal ini?" tanya Ele kepadaku.

"ya, hanya Liam yang mengetahui hal ini." balasku kepada Ele.

"alright, aku paham maksudmu. Jadi kau ingin mempertemukan Louis dengan Harry agar mereka berdua bisa berbicara empat mata dan berharap Louis tidak memandang Harry sebelah mata lagi, benar kan?"

"exactly!" ujarku sambil menjentikkan jariku di depan Ele.

"kau ingin Louis seperti Liam yang sudah mulai sedikit membuka pintu hatinya untuk menerima Harry sebagai temanmu, right?"

"exaxtly!" ujarku lagi kepada Ele sambil menjentikkan jariku di hadapannya.

Ele hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melirikkan kedua bola matanya ke pojok kiri atas seperti sedang memikirkan sesuatu. Entah hal apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

...

"so, kira-kira apa kau bisa membantuku?" tanyaku kepada Ele dengan to the point.

"aku sudah pasti akan membantumu. Tapi, aku perlu untuk bertemu dengan Harry terlebih dahulu." balas Ele kepadaku.

"bertemu dengan Harry?! untuk apa? Kau ingin memastikan bahwa Harry benar-benar orang baik?!"

"yeah, kurasa itu termasuk dalam salah satu tujuanku. Tapi, yang menjadi tujuan utamaku bertemu dengan Harry adalah aku ingin mengajaknya bekerja sama denganku dalam hal ini. Karena menurutku lebih mudah jika aku bekerja sama langsung dengan Harry, karena nantinya yang akan bertemu dengan Louis adalah Harry."

"so, apa aku bisa bertemu dengan Hary? Kira-kira kapan kau bisa membawaku bertemu dengan Harry?" tanya Ele kepadaku.

"aku akan bicarakan hal ini dengan Harry terlebih dahulu. Tapi kurasa, Harry selalu siap kapan pun."

"alright, kabari aku jika kau sudah menemukan waktu yang tepat."

Aku dan Ele bergegas pergi dari coffee shop tersebut dan kembali ke rumah.

...

"hi, Alice. What are you doin'?" tanya Harry kepadaku via video call.

Kebetulan sekali Harry menghubungiku. Aku harus membicarakan soal Ele yang memintanya bertemu kepada Harry.

"nothing. Aku baru saja pulang dari coffee shop." jawabku kepada Harry.

"a coffee shop? Bersama Bianca, temanmu?"

"Bianca? Maksudmu Barbara?" tanyaku sambil terkekeh.

"ya, entahlah Barbara atau siapa pun itu namanya. Maafkan aku jika selalu saja salah menyebut nama temanmu itu."

"hahaha, it's ok Harry. Tidak, aku tidak pergi bersamanya."

"lantas, kau pergi dengan siapa? Apa kau pergi dengan kekasihmu?"

"what are you talking about?! Aku pergi bersama Ele."

"Ele? Sepertinya nama itu tak asing di telingaku."

"ya, memang. Nama lengkapnya adalah Eleanor Calder. Dia adalah kekasih Louis. Aku sering memanggilnya dengan sebutan El atau Ele. Kau pernah bertemu dengannya di rumahku, saat Ele sedang menjaga Louis yang sedang berbaring sakit di rumah. Apa kau mulai ingat?"

"oh, ya. Aku ingat. Kelihatannya Ele sangat menyayangi Louis. Kurasa mereka adalah pasangan yang cocok."

"ya, I think so."

...

"Harry, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." ujarku kepada Harry.

"soal apa? Bicarakan saja." balas Harry.

My Protective Brothers 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang