(42). Ini Janji ku Princess

6.1K 199 29
                                    

Hy guys , Aku post lagi ni..

Hati hati banyak typo guys

****

***

**

Iya, bukan dia yang aku butuhkan tapi kamu, bukan mereka tapi kamu, tapi membuatmu sadar seberapa kejam dirimu, mengapa begitu sulit untukku

~~ Alexsa Wilshon~~
~~~
~~
~

Biru. Warna yang menggambarkan betapa cerah langit pagi hari ini.. tidak ada rintik hujan yang biasanya menghiasi suasana pagi ibu kota. Hanya ada matahari yang cerah dan hangat.. sehangat coklat panas yang menemani pagi seorang gadis cantik yang sedang duduk diam di balkon kamarnya. Tapi sayang coklat panas itu tidak bisa menghangatkan hatinya. Seolah suasana hati sang gadis sangat bertolak belakang dengan suasana cerah yang disuguhkan sang mentari.

Sudah hampir dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu, tapi seolah itu masih berbekas luka dihatinya, bibirnya masih mudah tersenyum seperti biasanya, tapi tidak dengan hatinya, penghianatan yang diberikan oleh lelaki itu menggoreskan luka yang mendalam di hatinya.

"kamu melamun lagi Princesss" ucap Alex sambil duduk di samping gadisnya yang sudah sedikit pendiam setelah malam itu.

Niat awalnya hanya untuk membuat Alexsa putus dari rivalnya, tapi siapa yang sangka, membongkar rahasia rivalnya itu membuatnya malah kehilangan senyum adiknya, gadis yang dia sayang.

"Aku tidak melamun kak" sanggah Alexsa, sambil meminum coklat panasnya.

"ini sudah hampir dua minggu, dan kamu masih mengingatnya, dia bukan orang yang pantas untuk kamu ingat Alexsa" Alexsa mendengar nada jengkel dari suara lelaki di sebelahnya, dia paham akan itu, seharusnya memang dia tidak mengingat lelaki itu lagi, tapi sepertinya penghianatan yang di terimanya, menyisakan luka yang mendalam.

Sangat menyedihkan.

"aku tahu kak, hanya saja aku sudah terlalu percaya padanya, aku tidak menyangka akan itu" Alex menghela nafas kasar, selalu saja jawaban itu yang di terimanya, apa aiknya ini tidak bisa kreatif sedikit.

"apa aku harus menyingkirkannya, " tawar Alex. Alexsa menatap kesal kakaknya, selalu saja seperti ini, selalu saja tawaran itu, dia tidak ingin kakaknya menjadi pembunuh, hanya itu..

"kak.." Lexsa menatap kesal.. dia belum ingin Alcio mati di tangan kakaknya. Kalau pun lelaki itu harus mati, harus lah di tangan nya, bukannya dia yang tersakiti disini.

"selalu saja seperti itu jawabanmu Lexsa, aku hanya ingin menyingkirkannya. Dia sudah menyakitimu, bukannya kita harus menyingkirkan orang-orang yang menyakiti kita sayang" ucap Alex dingin, sambil merangkul gadisnya kedalam pelukan hangatnya.

"tapi dia masih berhak untuk hidup kak, aku belum ingin menyingkirkannya, begitu juga kakak, bukankah dia rekan bisnis yang menguntungkan untuk kakak' ucap Lexsa sambil membalas pelukan hangat kakak nya

"kau selalu menguji ku Lexsa" suara yang aneh, suara kakak nya selalu bertambah sexy saat dia sedang kesal, entah sejak kapan Lexsa mempunyai pandangan yang seperti itu untuk kakaknya.

"aku kangen kamu" Alex berucap serak. Lexsa tahu apa arti kata itu, setelah malam itu, kata itu sudah sering di dengarnya,

Lexsa merapatkan pelukannya, memeluk dengan erat lelaki di sampingnya, saat dia merasa benda kenyal nan lembut itu mendarat sempurna di lekukan lehernya. Mengecup lembut dan sesekali menggigit pelan leher putihnya.

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang