(55) Hati dan takdiir

3.9K 126 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak guys ...

******
****

"sial-sial, sial" kata-kata umpatan itu terus terdengar, bukan tanpa sebab, sudah satu minggu berlalu, tapi semua yang sudah direncanakannya gagal total. Rivalnya yang satu itu sangat pandai dalam mengatur siasat.

Memang wajib diancungi jempol, seorang Alex Wilshon memang diakui dengan keahlian strateginya, apalagi dengan adanya Daniel Darmanta disisinya, lelaki itu sangat pandai membaca situasi dan kondisi lawannya, bukan hanya itu, seolah Rival nya itu memang selalu dilindungi oleh orang-orang yang berpengaruh dan hebat, bahkah dia susah hanya untuk menghacurkan pertahanan lelaki itu.

Sudah satu minggu dia berusaha menemui Alexsa tapi selalu gagal, dengan sangat mudahnya Alexsa selalu menurut apa kata kakaknya itu. Lama lama dia jadi penasaran apa yang sudah dilakukan Alex pada gadis keras kepala itu. Bukannya dia tidak tahu, satu bulan menjadi kekasih Alexsa cukup membuatnya untuk tahu bagaimana sifat Alexsa. Dan setahu Al bahkah Alex sekalipun kesulitan menghadapi keras kepalanya Lexsa, tapi ini dalam satu minggu ini, dia mengikuti dan memata-matai Lexsa . tapi gadis itu selalu berada disisi Alex. Dan gadis itu mau-mau saja saat Alex melarangnya mengemudi . aneh sekali.

Flashback

Jaket hitam, lengkap dengan kaca mata hitam serta topi yang mampu menutupi wajahnya. Semuanya sudah dia persiapkan, tinggal menunggu mangsanya sendirian dan dia akan beraksi.

"kak aku mau beli itu" rengek seorang gadis yang sejak tadi di mata-matai Al.

Seorang lelaki yang berdiri di depan gadis itu mengikuti arah pandang gadis disampingnya.

"aku ingin sepatu itu" jelas gadis bernama Alexsa lagi, saat melihat kakaknya yang slow respon

"kamu yakin ingin beli itu. " Lexsa mengangguk semangat, dia senang sekali setelah beberapa hari merawat kakaknya yang lecet-lecet karena ulahnya dan sekarang kakaknya itu sudah bisa keluar dan tidak mengaduh kesakitan lagi.

"untuk apa, kamu kan jarang makai sepatu" tanya Alex lagi, lagi pula ini bukan masalah uang. dia hanya malas membeli barang yang akhir nya nanti tidak disentuh gadisnya ini

"untuk nemenin kakak olah raga pagi" jawab Lexsa semangat dan langsung menarik tangan Alex cepat. Alex tersenyum kecil, alasan yang manis , pikirnya. Walaupun akhirnya nanti adiknya ini hanya akan mengganggu acara jogingnya saja.

"Ck!! Mengapa pria Brengsek itu tidak meninggalkan Lexsa sendiri" lelaki tampan yang sudah mulai jadi pusat perhatian karena penampilan anehnya itu mulai merasa jengkel. Ini sudah hampir dua jam dia mengikuti kedua orang itu keliling pusat pembelanjaan ini.

Al menggurutu sebal, dia mulai berjalan lagi, tapi memang keberuntungan tidak berpihak padanya, pasalnya dari tadi gadis itu selalu berada didekat Alex, dia sedang tidak ingin adu otot dengan rivalnya itu. kalau dia ingin , sudah sejak kemarin dia menerobos masuk rumah rivalnya dan menculik Lexsa dan semuanya selesai, kemudan di harus bersiap-siap dengan kedatangan Tante dan Om wilshon yang akan menghajarnya dan hukuman dari kedua orang tuanya,

simple sekali bukan.

"kakak, aku mau kesana dulu ya, " pamit Lexsa yang ingin melihat barang lainnya. Meninggalkan Alex yang sudah sibuk dengan sepatu sepatu khusus cowok.

Al tersenyum senang, akhirnya dia bisa menemui Lexsa. tidak sia -sia bukan penantiannya.

"Princes.." AL mengurutu sebal , tinggal beberapa langkah lagi dan dia bisa bertemu dengan Lexsa. tapi rivalnya itu sudah datang dan merangkul bahu Lexsa cepat. Seolah tahu kalau adiknya sedang diintai, Alex membawa Lexsa menjauh dari sana

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang