hy hy Ae up lagi ni.. sory ya lama upnya
oa seperti biasa hati-hati typo bertebaran .
selamat membaca, jangan lupa
vote dan komennya ya guys
***^
Bagaikan musim hujan yang telah berlalu, membawa kesedihan menyapu penyesalan bergantikan kebahagiaan. Tapi sayangnya hujan kali ini masih menyisakan gerimis. Gerimis, gerimis dan gerimis seolah masih ingin mengundang apapun itu yang bertahtakan kesedihan.
"apa masih terasa menyakitkan" gumaman itu terdengar lagi, menanyakan yang sudah pasti tak ada jawabannya.
" baiklah, istirahatlah!. aku akan menjagamu disini. Dia tidak akan mengganggumu lagi, tidak akan mengganggu kita lagi, aku janji"
"apa dia sudah sadar?" Alex mengangguk pelan, respon biasa yang sudah terlalu sering di perlihatkan, selain menggeleng atau terkadang marah saat dia merasa ada yang mengganggu waktu istirahat gadis nya
"apa Dimas sudah datang" Alex menatap kesal lelaki di sampingnya yang masih menatap intens gadisnya.
Pengganggu
"apa tidak ada yang bisa kau lakukan di kantormu. Kau sangat mengganggu'' Kenzo mendengus pelan, dia sudah sering mendengarnya. Tapi mau bagaimana lagi dia tahu sepupunya ini sedang terpuruk.
"apa Dimas sudah datang? , seharusnya kau tidak menahannya disini, biarkan dia kembali ke indonesia, atau biarkan dia di bawa kerumah sakit" Alex menatap marah ken di sampingnya
'apa kali ini kau menentangku' rasanya ken ingin memaki lelaki di depannya ini sekarang juga. Demi tuhan Alexsa membutuhkkan perawatan yang intensif
'dia harus tetap disini, aku tidak ingin dia terluka" bagaikan trauma yang berkecamuk, semakin gadisnya tersiksa semakin pula ketakutan itu terpupuk sehingga menciptakan benteng perhanan melindungi dirinya
"kau tahu bukan itu maksud ku' Alex mendorong kursi yang didudukinya kasar, bagaikan singa yang siap memangsa mangsanya dengan cepat Alex mencenkram kerah baju ken kasar
"kau tahu, aku sanggup mendatangkan dokter terbaik hanya untuknya, hanya untuknya. Kalau itu yang kau takutkan" ken menatap tak percaya lelaki ini. Apa yang lelaki ini katakakan. Kalaupun Alex tidak sanggup maka dia yang akan melakukannya.
"dia.. " dengan kasar Alex mencengkram leher Ken erat, sampai membuat Ken kesulitan bernafas.
"pergi, atau kau akan menyesal pernah kemari" dia tahu Alex tidak pernah main-main, terbukti dengan Al yang sekarang harus menjalani perawatan untuk menyembuhkan bengkak di kakinya akibat amukan Alex, saat lelaki itu menentang keputusan Alex beberapa hari lalu.
Dengan berat hati, Ken melangkah pelan keluar dari kamar Alex yang sudah berubah menjadi kamar rawat untuk Lexsa itu.
"semoga kamu cepat sadar sayang, lelaki itu sudah terlalu takut melihat dunia dimana kamu tidak berpijak di dalamnya' Ken menatap nanar rumah di depannya sebaiknya dia segera mencari dokter terbaik untuk sepupunya itu.
Alex menatap penuh makna pada gadis yang mulai terlihat pucat di depannya ini.
"aku akan menemani tidurmu, " Alex membuka laci kecil di sampingnya. Mengeluarkan botol kecil berisi butir-butir obat yang beberapa hari ini di konsumsinya.
"aku ingin tidur di sampingmu. " Alex mengambil tempat di samping lexsa, dengan cepat dia mengmbil obat itu dan meminumnya. Siapa yang akan peduli kalau yang selama ini di konsumsinya adalah obat tidur. Bahkan Dimas yang tak lain adalah dokter pribadi keluarganya tidak tau tentang obat itu, bahkan momynya saja tidak tahu, bukannya dia terlalu hebat dalam menyembunyikan sesuatu hal
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother (END)
RomanceAlexsa Willson. ----- "aku mencintaimu" ucap lelaki tampan ini, aku mencoba mencari kebohongan dimatanya, tapi hanya ada ketulusan disana. dia semakin dekat dengan ku, membelai pipi ku lembut seolah aku adalah porselen yang mudah pecah. aku me...