ALEX Prov:
Aku masih menatap murka kedua orang paruh baya di depanku. Aku masih ingat bagaimana mereka terkejut dengan kepulangan ku tadi malam, bukannya seharusnya mereka terkejut dengan keadaan Alexsa. Mereka sangat berbeda, bahkan mereka menggunakan Lexsa adikku untuk menghancurkan rival bisnis mereka. Jangan tanyakan dari mana aku tahu. Jack cukup Handal untuk bisa aku andalkan dalam hal apapun.
"kamu baik-baik saja sayang" tanya Momy ku dengan ekspresi sedih, tapi entah kenapa aku malah menatap mereka benci sekaligus takut. Aku tidak mengerti dengan semua ini.
"seharusnya kalian menanyakan itu pada Alexsa" ;balas ku sinis, sambil mengambil nampan berisi sarapan untuk aku dan Lexsa.
Aku membawa makanan itu kekamarku, aku, entah mengapa aku malah membawa Lexsa ke kamarku, seolah ini kamar kami, seolah kamar gadis itu adalah di kamarku. Aku tahu kami memang sering tidur bersama, tapi Lexsa akan marah dan selalu akan marah apabila tahu dia terbangun di kamarku, karena aku yang akan mengganggu mimpi indahnya bertemu pangeran nya itu.
Apakali ini gadis itu juga akan marah?
"kamu sudah bangun" aku menatap Lexsa yang masih menatap penuh rindu kearahku, selalu saja tatapan itu, apa begitu menyakitkan sampai tatapan itu juga mencerminkan betapa sakit dan menderitanya gadis itu kini.
"kakak bawakan sarapan, kita makan ya" tawarku, saat melihat adikku masih saja menatapku tanpa berkedip.
Dia kemudian mengangukkan kepalanya pelan, aku memilih duduk di sampingnya. Tampa perlu repot-repot menarik kursi untukku duduk.
"haa" aku menyuapinya bagaikan menyuapi anak kecil, ku lihat dia terkekeh pelan sambil membuka mulutnya. Sungguh aku sekarang ingin mencium bibir itu panas. Tapi dia adikku, aku tidak boleh melukainya.
"kakak kenapa' tanya nya sambil menatapku heran
"tidak " jawab ku sambil terus menyuapinya dan sesekali menyuapi diriku sendiri. Tapi dia masih menatapku tak percaya
"kakak sayang kamu, jangan pergi lagi ketempat seperti itu,ingat!" balas ku, satu butir air mata menetes dari mata indahnya. Dia menangis, apa aku sudah menyakitinya.
"hy hy kenapa" aku memeluknya, meletakkan makanan yanng sedari tadi ku pegang pada meja di samping tempat tidurku
"apa kamu marah karena kakak membawa kamu tidur dikamar kakak?" tanya ku semakin heran, tapi biasanya dia akan memarahiku bukan meangis seperti ini.
"aku sayang kakak" balasnya, ada rasa senang di hatiku, seolah ingin menyimpannya hanya untuk diriku sendiri.
"aku sayang kamu juga Princess" balasku sambil mencium keningnya sayang.
"haha, kakak tidak senakal dulu" dia terkekeh pelan saat aku menjauhkan bibirku dari keningnya, aku menatapnya heran, kenapa rasanya mendengar kata-kata itu, rasanya aku ingin berbuat lebih jauh. Aku segera menggelengkan kepala ku pelan. Dia mengusab kepala ku pelan
"kakak janji, kakak jangan pergi lagi!" ucapnya menatapku menunggu jawabanku.
"tentu sayang, kakak sudah berjanji bukan, kakak harus menghancurkan lelaki yang sudah berani kurang ajar padamu sayang, kakak janji akan membuat perhitungan padanya" ku lihat dia tersenyum senang, seolah tidak sabar melihat aku menghancurkan lelaki itu. aku sudah memerintahkan Jack mengumpulkan semua bukti, walaupun vidio itu sudah cukup, tapi dia ingin lebih. Dia ingin membuat keluarga Mahendra hancur, membuat mereka merasa lebih baik mati dari pada hidup, dia tidak akan main-main kali ini.
"hancurkan mereka kak, dan ingatlah semuanya!" aku tertegun, matanya menyiratkan dendam dan rasa putus asa, sesakit itu kah dia.?
" tentu sayang, tentu. sekarang kamu makan lagi ya" dia menganggukkan kepalanya pelan, sambil menatapku menunggu aku menyuapinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother (END)
RomanceAlexsa Willson. ----- "aku mencintaimu" ucap lelaki tampan ini, aku mencoba mencari kebohongan dimatanya, tapi hanya ada ketulusan disana. dia semakin dekat dengan ku, membelai pipi ku lembut seolah aku adalah porselen yang mudah pecah. aku me...