(54). Keberuntungan di balik luka

3.9K 137 15
                                    

Follow IG aku ya 🤗

@Blue_Ae

Ok ok

And

Hati hati banyak typo guys.

selamat membaca guys. biasakan untuk meninggalkan jejak disetiap cerita yang kalian baca ya.

ok happy reading

****&

***(

Masih ingat kah kalian dengan tiga lelaki tampan yang sedang mengawasi gerbang masuk IHS. Sekarang ketiga lelaki itu sedang menikmati minuman mereka di Caffe depan sekolah itu. Al, Devon dan Bram. Ketiga lelaki yang akan mewariskan kekayaan berlimpah keluarga mereka. Bagaimana sempurnanya hidup mereka. Dengan semua fasilitas mewah yang mereka miliki, sanggup membuat mereka menjadi pusat perhatian dimana pun mereka berada. Seberapa banyak orang yang iri pada mereka. Tapi itulah hidup, mereka yang sudah bagaikan raja bahkan saat pertama kali mereka lahir , tentunya tidak perlu harus merangkak ke atas lagi, karena mereka sudah berada di atas. Tapi kita tahu bukan, tidak semua orang akan dilahirkan seperti mereka. Semua yang mereka punya, selalu mengundang ke irian dari pihak lain, karena itu mereka harus selalu di kawal.

Bagi yang mereka yang hanya melihat dari sisi kemewahan, mungkin mereka akan menginginkan dikawal kemana-mana, tapi bagi mereka yang sudah biasa, itu bagaikan neraka , kemana-mana harus selalu diawasi , itu tidak bebas.

"kenapa kau tidak menggunakan pengawalmu saja untuk mengawasi gerbang itu" ucap Bram yang sudah kesal dengan tatapan mata kedua sahabatnya yang hanya fokus pada benda mati itu.

" terlalu mencolok, dan kau tahu, tugas pengawal itu, hanya menjaga dan melaporkan semua yang kita lakukan pada orang tua kita" jelas Al yang memang sejak awal tidak ingin di awasi.

" Hn, terkadang dengan adanya mereka , itu menguntungkan bukan" balas Devon, sambil tertawa ringan.

"dengan laporan mereka itu.. oo sangat bermamfaat" sindir Al jengkel..

'Ah, sepertinya gadis-gadis kalian itu akan segera keluar dari gerbang terkutuk itu"' Bram menatap jengkel, mereka hanya duduk disini sambil berdebat sesuatu yang menurutnya tidak penting

"hy kalian mau kemana' sekali lagi Bram rasanya ingin memutilasi kedua sahabatnya, dengan seenaknya dia ditinggal disini, dan harus membayar minuman kedua lelaki miskin itu

' dasar lelaki lelaki yang ingin segera di bunuh, OOO tuhan, semoga kencan Devon gagal, dan Lexsa tidak bertemu dengan Al. " Bram berdoa heboh, dengan sangat serius.

"cepatlah Bram" panggil Al, tak sabaran.. Bram berjalan terburu-buru, segera menyusul kedua temannya yang sudah terlebih dulu pergi.

"dia Lama sekali" Komentar Devon tajam,, Bram yang Sudah berada disamping Devon menatap tak suka dengan mulut tajam sahabatnya ini. Dia lama kan karena harus berdoa untuk kejelekan teman-temannya dulu. , berterimakasih lah pada kedua sahabatnya itu yang telah membuatnya berdoa..

**&^%***&%%

Alex mengusab peluh di wajahnya, bukan karena lelah bermain basket, atau lelah menghajar Beny yang memang tidak menampakkan wajahnya itu belakangan ini, atau lelah karena harus menghindari Karin yang semakin menjadi-jadi itu..

"Berhenti mengikutiku, dasar penguntit" ini lah yang membuatnya lelah. Mengejar satu orang gadis saja , sudah membuatnya kalang kabut, bagaimana tidak, gadisnya ini tidak bisa diajak kompromi sedikitpun.

"Ayolah Princess, kita lewat gerbang belakang saja, kan mobilnya disana" berulang kali dia membujuk gadis yang bernama Lexsa ini, dia sengaja memindahkan mobilnya dekat gerbang belakang sekolah yang biasa dimasuki Grandmanya itu. Hanya untuk mencegah Lexsa bertemu dengan Corner Rivalnya.

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang