(74). Perlahan

3.6K 128 6
                                    

Guys jangan lupa like cerita ini di Dreame ya.

Jangan lupa Guys follow aku di Dreame.. ok ok.

Sampai jumpa lagi.

Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

🤗🤗🤗

***

Sebuah mimpi masa lalu terus berputar bagaikan sebuah film yang berputar di layar lebar, menampilkan semua hal yang semula kita hanya menerkanya. Semuanya diputar bagaikan itu adalah hal yang ingin dilihat oleh penontonnya. Berputar-dan terus berputar.

"aku mencintaimu Princes"

"kak ini salah"

Kata kata itu terus berputar-putar dalam mimpinya, bagaikan kepingan memori yang memaksanya untuk terus mengingatnya

"suara siapa itu" teriaknya frustasi, suara itu bagaikan terus berbicara dalam pikirannya membuat kepalanya semakin sakit

" kakak aku mohon sadarlah" Lexsa , Alex menggeram prustasi , suara itu masih terus memanggilnya, meneriaki namanya, mengucapkan kata-kata cinta yangg dia tidak tahu apa sebenarnya.

Sekelabat bayangan melintas di depannya membentuk sebuah kamar hotel, dia tahu itu dimana. Itu kamar hotel milik sepupunya, dia sering menginap disana, Alex terus melihat sekeling kamar itu tidak ada yang aneh, sampai suara pintu terbuka kasar membuatnya harus mengalihkan pandangannya. Disana ada dirinya yang sedang menarik Lexsa kasar.

"apa itu aku, tapi kenapa Lexsa nampak sangat marah"

Alex menatap tak percaya saat Alexsa menamparnya keras, sesaat kemudian Alex melihat dirinya mencium Lexsa kasar sambil mendorong Lexsa keatas ranjangnya. Alex menatap tak percaya apa yang tersaji di depannya, lagi dan lagi Lexsa menamparnya sambil berteriak marah. Tapi sayangnya dia tidak bisa mendengar suara itu.. lagi dan lagi dirinya mencium Lexsa dengan kasar sampai Lexsa menggigit bibirnya sampai berdarah.

"ada apa" Alex semakin menikmati apa yang tersaji di depannya, tapi kenapa dirinya berhenti kemudian bergerak ingin mengambil sesuatu di kantong celana Lexsa. Alex semakin menatap penuh tanya saat dirinya diatas tubuh adiknya membanting benda pipih itu sampai tak berbentuk lagi

"jauhi dia kamu milik ku , Alexsa, kamu milikku. Biarkan dunia menentang keputusanku, aku menginginkanmu. Walaupun kamu ingin melarikan diri dari ku sekalipun, aku akan kembali mengejarmu, menangkapmu, mengurungmu tetap disampingku" sesaat dia bisa mendengar ucapan itu. bagaikan sebuah sumpah yang telah dia ucapkan.

Akkkk

Alex menarik rambutnya kasar. Kenapa dengan semua ini , ada apa sebenarnya. Sesaat kemudian kegelapan mulai menjemputnya lagi

"jelaskan semuanya, aku mohon...

"kakak sudah sadar" Alex menatap bingung sambil berusaha beradaptasi dengan sinar lampu di kamarnya.

"Lexsa" Dimas yang sedari tadi menunggu sepupu nya itu sadar, tersenyum haru, saat melihat Sepupunya itu sadar.

"ia kak, apa ada yang sakit" Alex menutup matanya pelan, seolah memberitahukan mereka kalau dia ingin istirahat

"baijlah, hubungi aku kalau ada sesuatu" Lexsa mengangguk paham, kemudian melangkah ingin mengantarkan Dimas kepintu depan, sebelum sebuah tangan menahannya

"jangan pergi"Dimas menatap paham, dia tahu Alex pasti ingin Lexsa tetap disini

"tidak apa, kamu disini saja, temani dia" Lexsa mengangguk paham. Lexsa kembali menatap Alex yang terus menarik tangannya memaksanya kembali duduk, Lexsa menghela nafas kasar dan kemudian memilih duduk setelah mendengar pintu kamar kakaknya kembali di tutup

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang