(73). keserakahan dan obsesi

4.4K 128 12
                                    

Ciprakan air yang di sentuh dan di ganggu menimbulkan riak air yang membuat beberapa orang ingin lagi dan lagi membuat hal yang sama, beberapa dari mereka mungkin menyenanginya, dengan menyeburkan diri mereka kedalamnya. Kemudian membiarkan air bening itu membasahi tubuhnya, dan sebagian malah terpercik ke tubuh orang lain. Membuat sebagian dari mereka memekik kesal dengan pelotatan tajam dan umpatan kesal.

"Berhentilah bermain air Xarly, kau membuat kami semua basah" geram Bella yang baru saja mendekat ke arah kolam, yang malah terkena ciprakan air dari pacar sahabatnya itu.

Xarlly merotasi kan matanya malas. Selalu saja seperti itu, Bella selalu memanggilnya Tanpa embel-embel kakak. Padahal ia lebih tua dari Bella.

"Sorry Bella pacarnya Reno, yang tidak pernah memanggilku kakak" balas Xarly sedikit kesal dengan panggilan Bella, yang tidak menghormatinya yang satu tahun lebih tua dari gadis itu

"Ups haha" balas Bella mengejek lelaki itu..

"kalian tidak berenang" tanya Bram sambil memeluk Mega yang masih dalam balutan jubah handuk itu.

"eemm sebentar lagi" balas sallsa sedikit kesal dengan Dion yang terus-terusan mengikutinya itu.

"berhenti mengikuti ku. Apa wanita itu sudah bosan kau ikuti" semua yang ada disana serempak memutar bola mata mereka bosan, monalisa Depatra gadis angkuh itu masih saja keras kepala. Hampir Dua tahun terakhir ini Dion selalu mengikuti langkah gadis itu. tapi sayangnya apa yang telah dion perbuat padanya sudah membuat seorang Monalisa Depatra menutup hatinya untuk seorang Dion Romando. Walaupun tidak bisa dipungkiri gadis itu masih sangat mencintai kakak kelasnya itu.

"Kalian ribut sekali" Alex yang baru saja bergabung dengan teman-temannya itu langsung menatap murka, Al yang sedang bercengkrama dengan adiknya di kursi di samping kolam renang itu.

Daniel yang melihat bagaimana Alex melangkah dengan terburu-buru kearah Lexsa tertawa geli. Bahkan saat lelaki itu sedang amnesia sekalipun, tetap saja hatinya tidak bisa melihat Lexsa bersama lelaki yang pernah berkata cinta pada Lexsa itu

"kamu baik-baik saja" Alex yang mendengar bagaiman Lexsa menanggapi pertanyaan AL, menggeram kesal. Adiknya itu terlalu lembut

"ehmmm. Apa aku mengganggu" Reno tertawa geli. Biasanya lelaki itu akan memeluk Lexsa dan berkata "jauh-jauh dari gadis ku "

"kakak.. "Lexsa memutar matanya bosan, mau Amnesia ataupun tidak, sama saja

"kamu tidak berenang sayang" Alex langsung merangkul bahu Lexsa dan memindahkan gadis itu agar duduk di atas pangkuan nya.

Al yang melihat itu rasanya ingin sekali menghajar lelaki di depannya. Semua ini hanya akan membuatnya cemburu. Tapi dia tidak masalah dengan itu. yang harus dia khawatirkan adalah hati gadis di depannya ini. Akan kah hati itu masih bisa bertahan lebih lama lagi

"kakak tidak berenang' tanya Lexsa menatap kakaknya yang masih dalam balutan jubah mandi bewarna putih menyembunyikan celana renang lelaki itu

"menunggu mu" balas Alex singkat. Lexsa tersenyum manis, dia sangat mencintai lelaki dingin ini yang hanya bisa bersikap manis hanya padanya seorang. Lexsa memeluk leher Alex erat. Alex terkekeh pelan.

"aku tidak menyangka kamu tidak marah dengan posisi kita sekarang" Lexsa terkekeh pelan, apa yang harus dia marah. Dia sangat merindukan lelaki ini.

'kita berenang' ucap Lexsa sambil bangun dari posisi duduknya kemudian menatap Al yang sedari tadi memberungut kesal melihat kearahnya

"Al, ayo berenang" ajak Lexsa, mendengar itu Alex langsung berdiri di belakanng Lexsa dan memeluk gadis itu erat. Al memutar matanya bosan

"jangan ajak dia sayang, dia pasti ingin dekat-dekat dengan kamu. Dia punya niat jahat." Cerca Alex seolah ingin memprofokasi Lexsa.

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang