(77). MPB

3.5K 117 10
                                    

Suasana yang gelap serta bunyi gemuruh hujan yang turun dengan derasnya diluar sana membuat gadis yang sedang meringkuk di balik selimut itu menggeram kesal suasana kamar yang berbeda dengan kamarnya serta keadaan kamar itu yang gelab membuatnya semakin tidak bisa mengenali dimana dia sekarang.

Derap langkah kaki yang mulai mendekat diluar sana membuatnya semakin penasaran, dengan perlahan dia membuka matanya dan memperhatikan sekitar, tapi yang didapat hanya kegelapan saja.

"sebenarnya dimana aku, apa ini sudah malam, disini gelap sekali"

Bunyi kunci yang diputar perlahan semakin membuatnya penasaran sekaligus ketakutan, semua ini semakin membuatnya yakin kalau dia sedang dalam bahaya, walaupun dia tidak ingat betul apa sebenarnya yang terjadi, dan kenapa dia bisa disini. Langkah kaki itu melangkah perlahan, setelah dia menutup pintu kamar itu. seolah tidak membiarkan siapapun masuk maupun keluar dari sana.

"kau...." Alexsa nama gadis itu telonjak kaget saat saklar lampu sudah di hidupkan, disana didepannya berdiri seorang pria yang amat sangat dikenalnya. Sedang menatapnya penuh minat.

"kamu sudah sadar sayang' Alexsa menatap jijik lelaki yang baru saja memanggilnya sayang itu.

"kenapa kau ada disini, sebenarnya dimana aku" Alexsa menatap sekelilingnya, jelas ini bukan kamarnya, dan pasti ini bukan rumahnya kalau ini rumahnya tidak mungkin lelaki itu bisa masuk kemari

"kamu tidak mengingatnya sayang, " Alexsa menatap bingung, memang dia tidak ingat kenapa dia ada disini bersama lelaki yang paling ingin dia jauhi itu.

"apa yang kau lakukan Beny" Beny tertawa kencang seolah menertawakan segala hal yang menurutnya lucu.

"kamu masih tidak ingat sayang, padahal aku menjemputmu tadi di sekolah kita, kamu menyakiti hatiku sayang" ucap Beny sambil mengambil posisi duduk di depan Lexsa, yang membuat gadis itu meringkut kebelakang.

"kau menculikku Brengsek" Beny menatap tak suka saat gadis itu mengumpatinya.

"Brengsekan mana aku dengan Alex" Alexsa menatap tak suka dengan apa yang baru saja meluncur dari bibir lelaki di depannya.

"kau Brengsek , aku ingin pulang" Beny tertawa mengejek.

"pulang hahahah, kau pikir aku akan mebiarkan mu pergi begitu saja, setelah sekian lama aku mendambakanmu dan sekarang lihatlah aku bisa mendapatkanmu sayang, kau bersama ku sekarang" Lexsa menggelengkan kepalanya kuat, dia tidak ingin berada disini dengan laki-laki gila ini.

" kau gila.. aku ingin pulang" Lexsa berteriak murka sambil berusaha untuk kabur tapi sayangnya lelaki itu malah mencengkram tangannya kuat.

"lepas Brengsek!!" Beny menatap murka,

"diam kau, kau pikir aku akan membiarkan mu pergi, kau adalah kunci untuk kehancuran keluarga william dan wilshon, kau kuncinya. Dan kau adalah kartu As seorang Alex Wilshon bagaimana mungkin aku membiarkan tangkapan besarku lepas" Alexsa menatap lelaki di depannya ini tak percaya,

"kau gila Beny, kau gila' teriak Lexsa sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman tangan  Beny dilengannya yang semakin erat itu.

"ya AKU GILA, dan itu karena Kau, dan keluarga Brengsekmu itu. kau tahu enam tahun lalu, kakakmu itu menghancurkan keluargaku. Dan saat aku mencoba memaafkan semuanya dan mulai menyukaimu, kau malah berpacaran dengan Corner, tapi sayangnya setelah nya kau putus dengan lelaki yang masih terjebak masa lalu itu .dan kamu tahu sayang siapa yang berada dibalik putusnya kalian" Beny menatap gadis didepannya yang masih menatap benci dan jijik ke arahnya.

'yaa itu aku, aku yang mengirimkan semua gambar itu pada Alex dan kemudian Alex mulai memaksamu untuk putus dengan Alcio. Tapi sayangnya kau malah jatuh cinta pada lelaki itu, kau malah menerima Alex jadi kekasihmu, padahal kau tahu dia itu kakakmu. Kenapa Lexsa KENAPA" Beny berteriak murka, rasa sakit dan dendam yang selama ini sudah tertanam dengan dalam, semakin tumbuh dengan suburnya, mengkoyak hatinya perlahan-lahan.

My Possesive Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang