Selamat Membaca📖
Pembawa acara mengatakan sesuatu yang membuat wajahnya memerah...
"Baiklah sebentar lagi saya akan membacakan juara 1-3 untuk bidang Geografi dan Astronomi," pebawa acara itu menarik napasnya panjang, dan mengembuskannya perlahan.
"Baik untuk bidang pertama adalah bidang Geografi.""Juara ketiga, di raih oleh Renata Kesuma Indira dari SMA Negeri 3 Yogyakarta!"
prokk prokk prokk
Riuh suara tepuk tangan seluruh peserta.
Tasya mulai frustasi, pasalnya ia hanya memiliki harapan berada di peringkat 3 karena merasa tak mungkin jadi juara pertama. Setelah itu, Tasya kembali mempertajam pendengarannya berharap dirinya salah satu dari juara itu.
"Juara kedua, di raih oleh Rangga Herlambang dari SMA Negeri 1 Yogyakarta!"
Prok..prok prok..
Riuh tepuk tangan para peserta lainnya
Tasya semakin lemas ia mendadak ingin pingsan saja karena merasa sudah mengecewakan kedua orang tua nya dan sekolahnya.
"Dan yang terakhir, yang paling kita tunggu-tunggu, juara pertama adalah..."
Ucapan pembawa acara menggantung dan membuat Tasya yang tadinya ingin pingsan menjadi bangkit kembali. Setidaknya, bila ia tidak menang, ia bisa berkenalan dengan sang juara. Ia terus memberanikan diri, meski ia tak kuat menerima kenyataan yang pahit.
"Juara pertama berasal dari SMA swasta Mother Theresa atas nama... Anastasya Adriella!"
Prok.. prok prok
Riuh tepuk tangan menggelegar kembali. Kali ini lebih meriah daripada tepuk tangan yang lalu.
"Hah?" Tasya Kaget mendengar nama nya dipangil menjadi juara pertama. Betapa tidak? Dia benar-benar tak menyangka bisa menjadi juara pertama.
Semua pandangan mata pun tertuju pada Tasya yang menjadi juara pertama. Alih-alih bangkit berdiri, Tasya justru masih terduduk dengan wajah terkejutnya dengan mulut sedikit menganga.
"Buruan maju, Sya. Tuh kamu jadi bahan tontonan tahu!" seru Brenda selaku teman satu sekolah namun, beda bidang. Brenda sampai harus menyikut lengan Tasya agar dia segera bergerak, maju ke depan.
"Ha.. ah, iya, iya," Tasya terbatah lalu dengan langkah ragu ia maju ke depan menerima Penghargaan.
Sungguh, tak di sangka dan tak di duga Tasya, ia bisa meraih juara pertama. Namun, ia sangat bersyukur. Ingin rasanya ia berteriak. Namun, tidak tepat sepertinya bila sekarang. Ia hanya merekahkan senyum termanisnya dengan ekspresi yang sangat bahagia.
Sepulangnya dari OSK, Tasya langsung ke rumah dan mencari keberadaan Mama dan Papanya.
"Maa.. Mama!!" teriaknya sangat keras. Mamanya sampai harus menutup telinganya untuk mengantisipasi gendang telinga yang terganggu.
"Iya, Sayang. Kenapa berisik banget sih pake teriak? Telinga Mama masih bagus kok," Mama Tasya mulai menurunkan tangannya, yang sejak tadi menutup kedua telinganya.
"Sorry, Ma. Tasya Seneng banget Hari ini. Coba tebak apa yang buat Tasya sampai sebahagia ini?"
"Hem apa ya? Mama gak tahu Tasya."
"Tasya Juara 1 OSK Ma!!!!" teriaknya tambah kencang. Namun kali ini, Mamanya tidak marah. Justru, Mamanya ikutan berteriak histeris. Sudah seperti anak baru gede yang labil, kalau ketemu artis idola, seperti bertemu salah satu personel EXO misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Roman pour Adolescents[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...