Selamat Membaca📖
Ini part agak berat menurutku. Tapi, belum ditimbang juga sih😌"Lo mau kemana?" tanya Exel pada gadis yang menjadi pasangan dansanya.
"Toilet," gadis yang bersama Exel pergi meninggalkan Exel. Jadilah Exel tak sempat membuka topeng gadis itu. Exel akhirnya pergi juga, takut ada panitia yang memantau dan menghukumnya. Bisa malu nanti dia. Sudahlah tamu, pakai dihukum segala.
***
Hingga suatu kenyataan membuat Vani terkejut."Lo...."
"Lo..." seru mereka berdua serentak.
"Lo siapa?! heh!" Vani berteriak mendorong pria yang berada di hadapannya.
"Lo yang siapa?" pria itu malah balik, bertanya pada Vani.
Sementara Vani ia masih tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Lo bukan Anas?" tanya pria itu pada Vani.
"Siapa lagi Anas?! dengerin nama gue S-T-E-V-A-N-I! bukan Anas!" tekan Vani pada pria itu, dia ternyata Deo.
"Apa! gue gak percaya, lo.. lo.. akhh!!" Deo mengepalkan tanggannya kuat, hingga buku-buku tangannya memutih.
"Apasih?! lo gila? gue bukan Anas lo itu. Siapa juga dia?" Deo semakin tak percaya. Ia melihat penampilan Vani yang memang sangat mirip dengan Tasya. Akhirnya Deo pergi meninggalkan Vani.
"Siapa lagi tuh cowok?! gak jelas, mana si Exel gak keliatan lagi," Vani terus mengomel dan mencari Exel hingga akhirnya ia teringat dengan pesan Jerry.
Gue cari Exel dulu atau temui Jerry ya? kalau gue cari Exel, gue berarti ngabaikan Jerry dong. Dia kan selama ini baik ke gue, mana bisa gue nolak permintaan. Apa lagi yang mau di bicarain tuh anak? Vani terus beripikir-pikir apa yang harus dilakukannya lebih dahulu.
Setelah pesta dansa topeng tadi, memang setiap peserta prom night diberi kebebasan untuk acara bebas. Tapi, tidak bagi mereka yang tidak memiliki pasangan dansa. Ada beberapa orang yang kedapatan tak memiliki pasangan, dan panitia menghukum mereka dengan cara duet bersama orang tak dikenal. Sejujurnya itu bukan hukuman, hanya untuk memeriahkan acara semata.
Vani tak tertarik melihat bagian acara itu, ia sudah keluar menuju bangku putih di dekat air mancur. Vani berniat menemui Jerry, lalu setelah itu baru menemui Exel.
Sorry, Xel. Gue temui Jerry dulu ya, semoga lo gak nunggu lama. Setelah ini gue baru hubungin dan cari lo lagi. Begitu isi pikiran Vani.
***
Jerry keluar hotel menuju air mancur di dekat taman. Ia akan melancarkan niatnya. Ada rasa khawatir yang mendatangi pikiran dan hati Jerry, tapi Jerry sudah berjanji pada sendiri bukan? jadi ia harus tetap menepatinya.Jerry berjalan dengan langkah was-was, sambil melihat ke lokasi janjian mereka.
Vani udah di sana lagi, gue kelamaan datangnya. Jerry mempercepat langkah kakinya. Ia takut membuat Vani marah karena lama menunggu.
Jerry menemui gadis yang berarti untuknya. Ia melihat Vani sedang duduk di bangku putih dekat air mancur, pas dengan yang dipesankan Jerry pada Vani. Jerry melihat pundak Vani dari belakang yang tak berlengan itu. Sementara si gadis ingin berbalik badan. Namun, ditahan Jerry.
"Lain kali jangan pakai baju kaya gini, lo bisa masuk angin," seru Jerry lembut sambil melepaskan jasnya dan menempelkan jasnya pada pundak gadis itu, untuk menghangatkannya.
"Lo udah lama di sini? makasih ya, maaf buat lo nunggu lama," gadis itu hanya mengangguk.
"Gue--gue mau ngomong serius kali ini. Kalau lo setuju, lo anggukin kepala lo, " gadis itu mengangguk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Fiksi Remaja[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...