Part ini untuk menjawab pertanyaan temen-temennyang masih bingung sama pernyataan Deo. Terkhusus menjawab pertanyaan dari hannfridd
Baca part ini pelan-pelan, Ya. Meski aku tau kalian pasti bakalan bingung. Tenang aja, next part aku akan jelasin sejelas-jelasnya. 😉
***
"Apa?! Kenapa lo mesti balik lagi, Yo?" Napas Tasya tercekat menghadapi fakta bahwa Deo adalah teman Exel."Lo jangan buat penasaran. Please kasih tau gue kenapa lo gak pernah ngehargai gue? Gue kurang apa sama lo, Nas? Bilang sama gue biar gue tahu memperbaiki," seru Deo setelah menemukan Tasya di balik tembok.
"Maksud lo apa Yo? Jelas kalau ngomong?!" untung saja Tasya dan Deo berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Jika tidak? mungkin Deo akan malu.
Deo melepas jubah wisudanya. Ia mulai memberikan waktu pada Tasya untuk menetralkan emosimu.
"Maksud gue, semua yang udah gue kasih sama lo---"
"Oke, besok gue balikin!" potong Tasya tanpa peduli.
Tasya berlalu meninggalkan Deo.
***
"Riel, lo kenapa gak pernah cerita ke gue?" tanya Exel saat mereka singgah di taman yang tak jauh dari kost-an Exel. Setelah mendengarkan Deo sebentar, Tasya menelepon Exel. Dan di sinilah mereka sekarang."Gue juga gak tau, Xel. Mana gue tau kalau dia temen lo, harusnya lo yang kasih tau gue kalau temen lo itu si Deo. Gue gak bakal mau jumpa sama dia,"
"Lo dulu dekat ya sama dia?" ada nada lemah di akhir kalimat Exel tadi. Tasya hanya mengangguk. Sejujurnya Tasya jadi tak enak hati.
"Dulu, itu juga udah lama. Gue sama dia itu dekat, tapi ya gitu, dia tiba-tiba marah gak jelas. Gue gak tau sebabnya. Gue tanya, dia selalu bilang gak ngehargai dia. Dia kira gue cenayang apa? bisa tau tanpa dikasih tau," Tasya tertawa miris menceritakannya.
"Emang apa yang lo buat terakhir kali sebelum dia marah?"
"Seinget gue, terakhir kali Deo bilang bakal nunggu gue, nyata waktu gue udah niat nerima dia, malah dia yang marah-marah gak jelas. Lo tahu? Dia sampai nyuruh teman gue buat jadi pacar gadungan dia. Lo tau gak gimana rasanya liat orang yang udah dekat sama lo tiba-tiba mesra-mesraan sama sahabat lo sendiri?"
"Gue juga pernah, pernah dikhianati. Lo pasti ingat kan sejak kita pertama jumpa?" Tasya mengangguk sambil bergumam.
"Gue dulu dekat sama seseorang, awalnya gue cuek sama dia, lambat laun dia marah sama gue karena merasa gue gantung. Dan kenyataannya lo tahu? Dia udah ada main di belakang gue, Ri."
"Lo pernah jadi cowok cuek? Gue kira lo emang terlahir jadi cowok banyak omong," tawa renyah Tasya terdengar di telinga Exel.
"Gak, sekarang gue mau memperbaiki kesalahan gue yang lalu. Gue gak mau jadi cowok yang terus-terusan diam dan malah buat orang yang ada di sekitar gue gak nyaman. Gue belajar dari pengalaman gue yang dikhianati, Ri,"
"Kita samaan, kalau gitu. Lo ingat gak waktu gue bilang kita samaan? Ini sebabnya gue bilang kita sama. Kita sama-sama sakit hati karena dikhianati." Tasya terkekeh pelan menertawai nasib berdua yang sama-sama miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Novela Juvenil[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...