Setelah lama menghilang dari permukaan, akhirnya Luna kembali lagi. Kini tampilannya tidak seperti dulu lagi. Dia sudah pintar bergaya dan berdandan.
Pheeweet..
Suara suitan itu kerap terdengar di telinga Luna.
Dulu aja waktu gue jelek, gak ada yang gangguin. Ternyata jadi cewek jelek lebih aman daripada cewek cantik.
Luna terus melangkahkan kakinya ke Fakultas Ilmu Keolahragaan. Dia menemani sepupunya untuk daftar ulang.
Lama-lama lecet juga nih kaki gue.
Luna melepaskan sepatu dengan hak sekitar tiga centimeternya. Ia menenteng sepatu itu tanpa malu.
Hingga suara tak asing terdengar di telinganya.
"Luna ya? Lo udah cantik banget sekarang." puji Klarisa pada Luna. Klarisa ini teman pertama yang dimiliki Luna sejak daftar ulang. Setelah selesai bersalaman, Luna mulai memakai sepatunya lagi.
"Biasa aja. Lo kali yang cantik."
"Alah. Sok merendah lo."
" Btw, kenalin ini adek sepupu gue, Geovano. Lo ngapain di sini?" tanya Luna sambil memegang pundak sepupunya.
"Biasa. Gue kan dulu asdos, jadi sekarang bantu-bantu di sini," Luna hanya mangut-mangut.
"Ehh Risa, gue duluan dulu ya? Gue mau daftarin adek gue nih. Biasa anak PJKR. Lo tau sendiri kan?"
"Iya, gak papa kali. Anak PJKR ya? Jangan lupa, daftar ulang jurusannya di ruang 36.2.17. Gue liat anak-anak rame di sana."
"Oke deh. Gue duluan, Ya," Risa hanya membalas dengan gumaman.
"Geo, lo duduk di sana. Gue tunggu di luar ya?" Geo menurut pada perkataan Luna. Segera Geo masuk dan Luna duduk di luar, di bangku yang sudah disediakan.
Tiba-tiba suara keributan terdengar. Sepertinya keributan itu berasal dari ruangan yang baru saja dimasuki Geo, sepupu Luna.
Apaan sih itu rame-rame? Mana ribut lagi.
Karena penasaran, Luna mendekati sumber suara dan tibalah dia sekarang di ruang pendaftaran.
"Aldo!" teriak Luna tanpa sadar. Aldo yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh.
"Lu-na," dengan tergesah-gesah Luna berlari meninggalkan Aldo. Luna sampai lupa bahwa tujuannya adalah menemani adik sepupunya daftar ulang.
Luna berbelok ke dekat tangga. Dia duduk di tangga dan menyender pada tiang penyangga, berharap Aldo tak melihatnya.
"Kenapa harus lari?"
"Aldo. Lo.. lo kok ada di sini ta-di gue kan--"
"Gue kejar lo. Kenapa lo menghindar?
"Lo yang lari dari gue, Do. Lo harus ingat itu." tekan Luna pada Aldo.
"Gue cuma gak suka sama sifat lo yang kekanakan dan berlebihan ke gue. Wajar kan gue minta lo berubah?"
"Gak. Kalau lo mau gue berubah artinya lo gak suka beneran sama gue." dengan gemas Aldo duduk di samping Luna.
"Lo tau, Lun. Di luar sana gue bisa milih gadis yang gue suka. Tapi, Mama gue jodohin gue. Menurut lo apa salah kalau gue terpaksa nerima perjodohan ini?"
"Jadi lo terpaksa?" pandangan Luna sudah tertuju pada Aldo. Luna menatap Aldo lekat, meminta penjelasan.
"Awalnya. Sekarang setelah gue pikir lagi, gue gak terpaksa. Gue dari dulu cariin lo. Tapi, lo gak keliatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Novela Juvenil[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...