46-Bendera putih

363 25 55
                                    

Happy Eid Mubarak buat teman-teman yang merayakan dan selamat berlibur!🎉

Selamat membaca📖

Tin.. tin..
Nia mendengar suara klason motor yang nyaring membuatnya keluar untuk melihat.

Siapa sih? pagi-pagi udah berisik!
Gerutunya dalam hati.

"Pagi, Tan. Ayo berangkat bareng,"

"Huh?!" Tania kaget. Apa matanya kelilipan atau bagaimana? Bayangkan seorang Jerry yang biasanya terkesan cuek soal perempuan, menjemput Tania untuk ke sekolah bersama.

"Hei lo masih Tania kan?"

"Heh? iyalah kak, emang siapa lagi?"

"Gue kira lo habis kesurupan," ini adalah pemandangan berharga untuk Tania. Untuk pertama kalinya ia melihat tawa dari Jerry.

"Gue beriman kok kak, tenang aja. Ya kali gue kesurupan,"

"Yaudah, lo lama lagi gak? kita barengan ya?"

"Hem.. boleh deh kak," ceritanya Tania pura-pura berpikir. Ia sedikit jual mahal, nyatanya ia senang setengah hidup. Namanya juga perempuan, maklum lah ya.

"Bentar ya kak, gue ambil tas sama pakai sepatu," setelah mereka sudah pergi ke sekolah.

***
"Bapak Teguh, akhirnya muka lo udah gak muram lagi, gue turut bersuka ya," tiba-tiba Aldo nongol dan menepuk-tepuk pundak Jerry.

"Lo perhatian banget ke gue, Do," Jerry membalasnya dengan nada sok manis, membuat Aldo ingin muntah.

"Heh ikan julung-julung! gue normal, bego! tapi, sa ae elo dah, asal lo bahagia, gue juga ikut bahagia,"

"Lo so sweet banget ya, Do,"

"Iya-iya, gue tahu gue manis, makanya cewek-cewek gak bosen liatin gue. Jadi ngapa dah elo bahagia banget nih hari?"

"Gak ada, udah lega aja, kenapa?"

"Gak apa-apa sih. Cuma, langkah aja liat lo men-jijaykan kaya tadi," Aldo berdiam sejenak kemudian bertanya lagi.
"Eh tunggu, lo bilang lega? lo abis boker?"

"Iya lo tau aja, Do," Jerry menahan napasnya sebentar lali berkata lagi. " Nih buat lo!" Jerry mengusap tangannya pada Aldo.

"Woy Jer! lo jorok banget! lo pake tangan kiri lagi, lo belum ceb*k kan?!" seperti candaan Jerry membuat Aldo naik pitam.

"Iya, mamam tuh!" Jerry sudah berlari ke lapangan karena melihat Aldo yang sepertinya akan balas dendam.

***
"Van, lo mau kemana? buru-buru banget," Tomi menarik tas punggung Vani dari belakang.

"Ehmm gak kemana-mana sih, cuma gue udah dijemput, Tom,"

"Sama siapa?"

"Ada deh, gue duluan ya, bye" Vani meninggalkan Tomi dengan rasa bingung. Tapi Tomi tak terlalu mempermasalahkannya.

"Lo udah lama nunggunya?"

"Gak, masih baru,"

"Hehehe ternyata emang kita berdua punya kontak batin, samaan soalnya," Vani terkekeh geli melihat Exel baru tiba. Exel hanya tersenyum menanggapinya.

"Mau kemana?"

"Bebas aja, Xel asal sama lo gue udah seneng," lagi-lagi Vani menggombal. Bukannya terbalik ya? harusnya kan laki-laki yang menggombali perempuan.

***
"Lo beneran mau ikut kak?" yang ditanya hanya mengangguk.

"Kalau lo buru-buru pulang aja deh kak. Gue bisa sendiri kok,"

"Gue ikut, gue mau beli buku persiapan UN sama masuk perguruan tinggi," akhirnya Tania mengalah dan Jerry bersama Tania pergi ke toko buku yang tak jauh dari sekolah.

"Lo udah siap milih bukunya?" Tania hanya mengangguk pertanya iya.
"Gue juga udah, yaudah kita ke kasir," kini Jerry dan Tania sedang antre untuk membayar buku. Namun, saat Jerry hendak melihat-lihat, ia melihat suatu pemandangan yang membuatnya lagi-lagi tersenyum kecut.

Dari pintu utama, ia melihat Vani dan Exel baru datang dan sedang memilih buku. Pikiran Jerry kini terniang-niang pada Vani. Ternyata, dirinya belum seutuhnya merelakan Vani.

"Kak Jer! masih ada yang mau dibeli lagi? kalau engga, kita harus pergi kak, ini antrean lagi panjang," dengan gelagapan Jerry tersadar dan memilih untuk mengikuti kata Tania.

"Lo kenapa kak?"

"Gak apa-apa, ayo kita pulang!" Jerry dengan tergesa-gesa menarik tangan Tania, untuk menghindari Vani. Entahlah sekarang yang dipikirkan Jerry hanya tak terlihat dari pandangan Vani.

"Aduh kak, bisa pelan, gak sih kak? ini jadi merah tuh," Tania meringis mengusap-usap tangannya yang memerah ditarik Jerry.

"Sorry, gue gak sengaja. Tapi, gue baru ingat ada keperluan, gue buru-buru, Nia,"

"Yaudah kalau lo buru-buru, duluan ajalah kak, gue bisa pulang sendiri kok,"

"Nia, please jangan marah, gue serius. Kita harus buru-buru pulang. Ayo naik!" lagi-lagi perkataan Jerry mengkomando Tania untuk segera beranjak dari tempat itu.

"Gue gak mau, kak. Gue sendirian aja. Gue bisa kok," nada-nada penolakan Tania tiba-tiba membuat Jerry emosi.

"Nia! apa kata-kata gue kurang jelas? kenapa si lo ngambekan banget? "

"Gue ngambekan? gak kok kak, gue malah udah bersikap dewasa,"

"Kalau lo dewasa harusnya lo nurut sama gue, Nia. Gue gak punya waktu banyak. Karena lo tadi ke sini bareng jadi, lo juga harus pulang bareng gue,"

"Tapi gue gak mau ngelakuinnya kak,"

"Kenapa? kenapa lo tiba-tiba jadi gini sih, Nia?"

"Lo kan kak, yang bilang ke gue harus bersikap dewasa dan ini saatnya gue harus dewasa. Gue lagi berjuang kak, tolong ngerti!"

"Ngerti gimana? tingkah lo yang berubah-ubah buat gue bingung, Nia,"

"Bingung di mananya kak?" kini Tania mulai menuruni nada bicaranya. Ia tak mau menjadi tontonan keributan di tempat umun.

"Ini contohnya, tadi pagi lo mau gue jemput bahkan, sampai antar lo ke toko buku. Tapi, kenapa sekarang lo gak mau ikut gue pulang?"

"Ohh soal itu?" Tania menjeda kalimatnya, lalu lanjut lagi berkata.
"Kalau soal itu justru gue pikir gue udah bertindak dewasa, kak,"

"Nah, sekarang coba jelasin dewasa dari segi mana?" Jerry juga mulai menurunkan nada bicaranya pada Tania.

"Gue udah dewasa kak, karena gue udah berusaha ngerelain apa yang gue mau untuk orang lain," kata-kata ambigu itu lepas landas dari bibir manis Tania. Jerry semakin frustasi menghadapi gadis ini.

"Maksud lo?"

"Ada kalanya sesuatu yang berarti buat kita dan kita inginkan gak bisa kita miliki kak.  Gue udah relain itu, tekad gue udah bulat kak," Tania menarik napas dalam-dalam lalu lanjut lagi berkata.
"Sesuatu yang dipaksa dan gak berasal dari ketulusan hati, itu gak baik kak. Gue lebih milih ngerasain sakit di awal dari pada di akhir. Gue lebih baik menghadapi kenyataan yang pahit, daripada tenggelam dalam manisnya kepalsuan."

TBC
Sabtu, 16 Juni 2018.

Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang