50-Keterkejutan

340 26 51
                                    

Selamat Membaca😊

"Nas, ayo dong pake,"

"Aku gak mau, yo," Tasya menolak lagi.

"Please, Nas. Sekali ini aja, gue pengen liat lo pake ini,"

"Aku gak mau Deo!" Tasya sekarang kesal, beberapa kali ia menolak Deo dan Deo tidak mau nendengarkannya. Tasya memang bukan tipe perempuan yang biasa menggunakan lipstick tebal, apalagi diusianya sekarang ini.

"Aku bilang pake ya pake! kenapa sih susah banget buat lo nurut permintaan gue?" entah kenapa? tiba-tiba Deo marah pada Tasya.

"Yo ka-mu marah sama aku?"

"Gak! gue emang bener-bener gak ngerti liat lo, Nas. Kenapa sih lo selalu nolak apa yang gue kasih? bahkan pertanyaan gue aja belum lo jawab, lo mau nolak gue lagi?" kini Tasya sangat terkejut dengan sikap Deo, ia sudah menunduk menyesali keadaan yang terjadi.

"Hei! kalian kenapa?" Gael datang untuk menengahi.

"Lo tanya sendiri sama temen lo ini!" tunjuk Deo pada Tasya dengan jari telunjukknya. Dari wajahnya sudah terlihat jelas aura kemarahan. Kemudian, ia pergi meninggalkan mereka semua.

"Deo!!" Million memanggil Deo susah payah. Ia mengejar Deo yang entah kenapa bisa-bisanya marah.

Apa mungkin Deo masih marah dengan kejadian tadi sore setelah pengumuman? begitulah pikir Tasya. Tasya meratapi kepergian Deo, ia sangat-sangat menyesal. Sejujurnya ia ingin menerima Deo. Tapi, ia harus meminta izin kepada kedua orangtuanya dahulu. Mama dan Papa Tasya memang tak memperbolehkan anaknya untuk berpacaran dahulu. Setidaknya selesaikan masa SMA hingga tuntas. Maka dari itu, Tasya sangat bingung bagaimana cara mengatakannya pada Deo.

"Kamu jangan marah, Yo. Aku benar-benar belum bisa jawab pertanyaan kamu. Bukan aku nolak, tapi tunggu sampai kita lulus," begitulah kata Tasya setelah ia berlari menuju halaman depan tempat makan mereka saat ini. Ia berlari mencari keberadaan Deo yang tiba-tiba marah.

Tasya berlari ke sekitaran taman, ia tetap tak menemukan Deo.

"Yo!! Deo!!" Tasya terus meneriaki nama Deo sambil mengitari taman.

"Tasya! ternyata lo di sini!" Gael menepuk pundak Tasya sambil terengah-engah.

"Aku gak niat buat dia marah, Gael," ada nada penyesalan dalam kalimat itu.

"Gue juga gak tau gimana? yang jelas, lo perlu ngomong sama Deo. Kayanya lo berdua ada masalah ya?" Abigal menjeda ucapannya, lalu berkata lagi. "mending sekarang lo balik lagi deh, yang lain pada khawatir sama lo, udaranya malam juga gak baik buat kita," Tasya hanya mengagguk lemah pertanda setuju dan Gael merangkul Tasya sambil menuntun langkahnya dengan lambat.

Tasya masuk ke dalam ruangan tadi dengan lunglai. Ia terus menunduk, meratapi langkah kakinya tanpa mau mengangkat kepalanya. Hingga sebuah suara mengejutkannya.

"S U R P R I S E!!!!" semua yang ada di sana berkumpul dan berteriak mengejutkan Tasya. Mereka meniup trompen juga menyeprotkan confetti popper pada Tasya.

Tasya terkejut, tidak.. tidak.. dia sangat-sangat terkejut. Lebih terkejut lagi ketika lagu happy birthday dinyanyikan dan seseorang muncul dari belakang membawa kue ulang tahun, dia adalah Deo.

"Joyeux Anniversaire!" Deo membawa kue ulang tahun itu ke arah Tasya.

Mata Tasya mulai berkaca-kaca. Ia sangat terharu. Bagaimana mungkin ia sendiri tak ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunnya? Mungkin, karena sangat panik melihat keadaan. Saat di tempat makan malam memang lama, bahkan kini jam sudah menunjukkan pukul 00:20 AM.

Kini kue ulang tahun itu tepat di hadapan Tasya. Ia berdoa lalu meniup lilin itu dengan rasa keterketujutan yang masih tertinggal yang mulai berganti menjadi rasa bahagia. Semuanya bertepuk tangan dengan riang dan itu semakin membuat Tasya terharu. Ia sungguh tak menyangka akan diberi kejutan seperti ini. Baginya menjadi medalist IGeO saja sudah lebih dari cukup untuk kado istimewa di usianya yang ke tujuh belas. Namun, belum cukup ternyata. Ia di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.

Bolu putih yang masih ada lilinnya itu terus ia pandangin dengan tatapan tak percaya. Ia sungguh bersyukur dapat menjadi bagian dari kontigen IGeO Indonesia tahun ini. Ini menjadi pengalaman tak terlupakan baginya. Bersyukur. Itu satu kata yang terngiang dalam kepala Tasya.

"Selamat ulang tahun Tasya! Ahh!! sorry banget ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ulang tahun Tasya! Ahh!! sorry banget ya. Gue gak nyangka lo bakalan sesedih itu tadi," Abigael terkekeh melihat Tasya. Buru-buru Tasya menghapus jejak air matanya yang sempat terjatuh.

"Happy Birthday Anasnya Deo! semoga cepat ya!" ucapan ambigu Million membuat Deo dan Tasya jadi kikuk.

Tasya malu-malu dan mulai menunduk. Semetara Deo, ia sudah menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sekali lagi Tanjobi Omedeto ya! Semoga lo selalu bahagia," Deo menjabat tangan Tasya dan langsung mendapat respons dari yang lain.

"EKHMN!! UHUK!! UHUKK!"  semua yang ada sengaja memberi kode.

"Masih ada kita-kita, jangan buat dunia seolah berdua  terus yang lain pada ngontrak, yakan?" Lion lagi-lagi mencairkan suasana.

"Makasih banyak," Tasya benar-benar terharu. Ia ingin tertawa karena bahagia. Namun, matanya tetap berkaca-kaca hingga akhirnya tetesan bening itu jatuh tanpa izin.

"Jangan nangis gitu, Sya. Gue ikutan sedih nih," Gael datang memeluk Tasya.
"Sorry banget. Sebenarnya kita-kita gak tega buat ginian. Ini idenya si Deo. Salahin aja dia, jangan gue ya?" Gael sudah merangkul Tasya dan mengusap lengannya berharap dapat mengurangi sedikit kadar bahagia bercampur sedih Tasya.

Tasya malah semakin menangis. Ia susah payah menghapus jejak air matanya, namun gagal.

"Gak papa, aku gak sedih kok. Cuma, aku gak nyangka aja bakalan gini. Kamu beneran gak marah sama aku kan Yo?" kini pandangan Tasya beralih ke Deo.

"Nope. Gue bakalan nunggu sampai waktunya tiba,"

Kalimat terakhir Deo sebagai tanda dimulainya pesta. Mereka berpesta lagi. Tapi, bukan di tempat makan itu, melainkan di penginapan. Berhubung sudah larut, pihak kedubes sudah pulang duluan sebelum pukul 11:00 PM tadi.

"SEKARANG, AYO KITA RAYAKAN!!" teriakan Million mampu menjadi lampu hijau mereka. Mereka beranjak menuju penginapan, makan dan minum lagi.

Setelahnya itu, mereka berfoto bersama Tasya. Deo sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, karena merasa gerah bila memakai jas. Hingga terdokumentasikanlah hasil jepretan Million.

 Hingga terdokumentasikanlah hasil jepretan Million

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
26 Juni 2018



Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang