Selamat Membaca📖
Sorenya, suara ketukan pintu memaksa Jerry untuk bangkit dan membuka pintu rumahnya.
"Akhirnya, datang juga lo berdua," Jerry mempersilahkan masuk Aldo dan Tomi.
"Sorry, Jer. Tadi ada gangguan bentar," Tomi cengengesan minta ditabok.
"Enak banget ya, kalo rumah lo sepi, Jer," Tomi sudah berlari masuk dan mulai mengambil stick PS dari kamar Jerry.
"Dih.. nih anak, nyosor aja kaya bebek," Jerry memukul Tomi dengan bantal.
"Password wifinya apaan?" kini Aldo yang sibuk memainkan Telepon pintarnya.
"Gak guna banget lo berdua!" Jerry mulai kesal.
"Pelit amat, toh lo juga bakalan bayar sama perbulannya," Itu bukan, Aldo. Tapi, Tomi.
"Ya, sesekali bersedekah pada teman, Jer. Biar lo gak jomblo terus," Tomi masih mengoceh. Sesekali ia pergi ke dapur, untuk mengambil makanan ringan.
Benar-benar menganggap seperti rumah sendiri.
"Emang ada pengaruhnya?" Jerry mulai bingung.
"Iya, tentu ada, Jer," Aldo menepuk pundak Jerry dan meletakkan telepon pintarnya.
"Apa hubungannya?" tanya Jerry tak terima.
"Gue kasihan sama lo, Jer. Sebagai sahabat lo yang ganteng dan most wanted, gue bakalan bagi tahu lo deh, rahasia jadi cowok idola,"
"Serius?" Jerry tampak tak percaya.
"Sekarang, gue tanya sama lo, gue terkenal gak di sekolahan?"
Jerry mengangguk
"Tiap hari banyak gak yang sapa gue?"
Jerry mengangguk lagi
"Dan terakhir. Gue, gak perlu nunggu bulan 2 buat dapatin cokelat yang banyak. Bener kan?"
Jerry mengangguk membenarkan ucapan Aldo, sementara Aldo tersenyum penuh kemenangan.
"Oke, gue percaya. Buruan apa rahasianya?" Jerry mulai penasaran.
"Eitss... Santai, Jer. Lo emang mau deketin siapa?"
Skakmat!
Jerry bingung menjawab apa
"Ehh itu.. gu-e..." Jawab Jerry terbata.
"Apaan?" Nah yang kepo ini si Tomi pastinya.
"Gue belum ada incaran sih. Hehehehe," Jerry ketawa sumbang. Tomi langsung melongo dan Aldo keheranan.
"Lo aneh, Jer. Masa gak ada gitu yang lo taksir?" Aldo mulai frustasi.
"Untuk sekarang, gak ada sih," Jerry berbohong. Tentu saja, agar tidak ketahuan sahabatnya.
"Terus... lo mau cari yang kaya gimana?" Tomi sudah mendekat dan menghentikan gamenya.
Jerry menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal seperti ada kutu.
"Yang gimana ya? yang terima gue apa adanya aja,"
"Bhakakakakaka...."
Aldo dan Tomi tertawa terbahak-bahak. Bagi mereka jawaban seperti ini sudah terlalu kuno.
"Lo seriusan?" Aldo menaikkan satu alisnya.
"Kalau lo bilang gitu, berarti lo nerima siapa aja dong?" Tomi mulai menggertaknya.
"Bisa jadi," Jawab Jerry tak acuh sambil menuju kasurnya.
"Ya.. lo gak konsisten, Jer. Gak laki!" Jerry mendengus kena omel Aldo.
"Tuh, si Tamara deketin lo. Tapi, lo-nya yang gak mau," Tomi tertawa renyah.
"Lo gila?! si Tamara anak XI IPS 1? yang gendut, item, pendek, alay lagi! Itu yang lo sarani buat gue?!" Jerry sudah kesal.
"Ya, tadi lo kan gak ada ngasih kriteria gitu, asal yang nerima lo apa adanya," Aldo dan Tomi cekikian
"Ya gak gitu juga kali," Jerry memutar bola matanya, jengah.
"Makanya kasih tau yang kaya gimana?"
"Yah yang biasa aja, jangan kaya Tamara,"balas Jerry malas.
"Kalau gitu, kaya si Tini boleh dong?" Tomi masih setia mengerjai Jerry.
"Tini yang anak kelas tetangga? yang kurus, tinggi dan suka teriak-teriak gitu? ya ampun, Tom. Lo bisa gak sih, nyaranin yang bener?!" Jerry semakin kesal.
"Tahu ah, masa bodoh, gue mau tidur," Jerry memilih untuk tertidur di kasurnya.
"Ye.. nih anak malah molor, Jer! Jer! bangun!" Aldo menepuk-nepuk pipi Jerry.
"Apa lagi?"
"Oke, kali ini kita serius. Lo mau yang kaya gimana?" Aldo mulai serius
Mampus! jawab apa gue? masa iya gue jujur? nanti ketahuan pasti. Akhh..Duhh gue jawab apaan nih? Batin Jerry.
"Yang kaya gimana? Cantik? Tinggi? Putih? langsing? pinter nanyi? rajin ibadah? ramah? sabar? lucu?" Tomi terus berkicau.
"Emang ada kaya gitu, Tom?" Jerry keheranan.
"Ya kita cari dulu lah, Jer," Jawab Tomi.
"Ke mana?" Jerry masih kebingungan.
"Yaudah, sekarang lo mandi gih, kita ke SMA Teladan. Gue denger hari ini mereka ada pensi. Kebetulan gue diundang sih. Tapi, karena lo nyuruh ke mari, ya gue ga jadi ke sana, " kata Aldo Memberitahu.
"Serius lo, Do? kenapa gak bilang dari tadi?" Tomi nampak menyesal datang ke rumah Jerry.
"Kenapa emang?"
"Lo gak tahu, Jer? cewek-cewek SMA Teladan itu cantik-cantik. Gue yakin pasti lo dapat tambatan hati di sana,"
Jerry bingung. Ia adalah tipe orang yang susah berpindah hati
"Lo yakin, Tom?"
"Yoi, Jer,"
"Tapi, gue mau yang pintar, manis, gak ngebosenin dan bersemangat, ada?"
"Pasti ada, percaya sama gue," Tomi membanggakan dirinya.
"Tapi, gue gak bisa deketin cewek yang belum gue kenal. Gue maunya yang udah gue kenal lama,"
"Huh?! mana bisa gitu, Jer," Aldo akhirnya menjawab.
"Bisa, gue orangnya susah deket sama orang baru. Jadi, yang deket aja ya?" pinta Jerry pada kedua sahabatnya.
"Wait.. wait.. wait... yang deket? udah kenal lama? siapa Jer?" Aldo kebingungan
"Iya, perasaan lo deketnya sama kita-kita aja. Gak mungkin si Ana, secara diakan udah taken dan lo juga baru kenal sejak SMA," Tomi mulai menebak-nebak.
"Emanng bukan,"
"Jadi siapa?" Tanya Aldo dan Tomi kompak.
"Oke, gue bakal cerita. Sebenernya.. gu-e.. gue.."
TBC
Sabtu, 27 Januari 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Novela Juvenil[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...