Selamat Membaca😊
Setelah berdiskusi dengan hatinya, Jerry berniat untuk tak mendekati Tania atau pun Vani. Ia sadar, perkataan Tania kemarin sepenuhnya benar.
Jerry tertidur di kasurnya sambil menatap atap kamarnya, mencoba membayangkan hal-hal apa yang nantinya akan terjadi.
Gue harus gentle, perpisahan nanti gue bakal jujur sama Vani, apapun resikonya.
Setelah mendapatkan solusi atas kegundahannya, Jerry tertidur.
***
"Van, lo ngerti ini gimana jalannya?" Aldo bertanya karena sebentar lagi mereka akan ujian Nasional."Ohh, yang ini dicariin dulu mana temennya yang sejenis, setelah itu lo baru bisa jumlahin," Vani terus menerangkan materi penyetaraan reaksi kimia pada Aldo.
"Kalau yang ini gimana Van? gue bingung di bagian ini, kenapa tiba-tiba bisa hasilnya segini?" Tomi menunjuk hitungan matematika.
"Ohh kalau yang ini harusnya lo pakai rumus turunan, dari rumus dasar terus muncul rumus baru gitu, gak bisa langsung rumus biasa yang kaya gini," Vani menunjukkan rumus yang benar pada Tomi.
Namun, berbeda dengan Jerry. Ia hanya sibuk memandangi handphonenya tanpa berniat belajar bersama seperti Aldo dan Tomi.
Beberapa bulan sejak menginjakkan kaki di kelas 12, mereka memang selalu belajar bersama. Vani tak pernah lagi memberikan contekan dan hanya mau jika mereka belajar, bukan menyalin. Mungkin ini yang dinamakan The power of examination. Setiap akan ujian pasti semua peserta ujian akan belajar, sekali pun mereka pemalas.
Karena suntuk menunggu Aldo dan Tomi yang belum menemukan jawaban, akhirnya Vani mengajak Jerry berbincang.
"Jer, lo udah dengar kabar soal prom night?"
"Belum, kenapa Van?"
"Gue cuma mau ngabarin aja. Gue denger katanya kita bisa undang teman, kalau bisa partner. Ajak Tasya aja gimana?"
"Boleh sih Van, tapi dia kan di Jogya, mana bisa ke sini?"
"Bisa, diakan juga pasti ada libur sekolah. Main-main sama kita boleh dong,"
"Bener tuh, gue mau curhat sama si Tasya, udah lama gue gak curhat," tiba-tiba Aldo ikut pembicaraan.
"Woy, Do. Kerjaan lo emang udah kelar?" Vani kesal, bisa-bisanya Aldo ikut-ikutan padahal ia belum menyelesaikan tugasnya.
"Belum, Van. Hehehe, bentaran lagi boleh lah ya? otak gue lagi panas, butuh pendinginan,"
Lagi-lagi Vani hanya bisa terdiam tanpa mau berkomentar lagi.
"Emang lo mau curhat apa?" kini Tomi malah ikut-ikutan.
"Biasalah masalah anak laki-laki," Aldo mengedipkan matanya berulang-ulang.
"Lo belum bisa move on dari Tasya?"
"sotoy banget lo Van, lo nanti juga tau sendiri,"
"Iya deh, terserah lo aja, " Vani bermalas-malasan menanggapi Aldo.
"Btw, lo mau lanjut mana Van?" Jerry mulai mengganti topik pembicaraan.
"Dimana lulusnya aja, Jer. Tapi, rencana gue mau nyoba UI, ITB sama UNJ, lo Jer?"
"Belum tentu sih, cuma gue dari dulu pengen masuk ITB, kalau gak ya ITS,"
"Bagus kali Jer, pilih aja dua-duanya, nanti liat mana yang masuknya aja," perkataan Vani hanya dibalas anggukan oleh Jerry.
"Kalau kalian dimana?" Jerry memandang Aldo dan Tomi.
"Kalau gue dimana rejekinya aja. Kalau bisa ya negeri kaya UNJ, UPI dan UNY sesuai keinginan emak gue. Tapi, kalau gak bisa ya gue swasta,"
"Lo mau jadi guru, Do?" Vani terkejut melihat PTN pilihan Aldo yang semuanya adalah perguruan tinggi khusus bagian pendidikan.
"Iya, emak gue maunya gitu,"
"Yakan lo yang bakal ngejalani, masa lo milih sesuai minat orang lain? lo gak berminat di bidang itu kan?"
"Gak kok Van, gue ini sebenernya emang pengen di bagian pendidikan. Awalnya emang emak gue yang nyuruh, lambat laut gue tertarik sama dunia olahraga, gue pikir kenapa guru olahraga itu sedikit di tiap sekolah? Maka dari itu, gue pengen nambah populasi guru olahraga,"
"Gila!! lo kece bener, Do. Gak sangka gue," Tomi menepuk-nepuk pundak Aldo sebagai ungkapan salutnya.
"Nah, gitu dong baru bagus. Akhirnya lo ada niatan juga," Vani tersenyum melihat temannya banyak perubahan.
"Lo Tom?" tanya Jerry.
"Gue? kalau gue pengen masuk ilmu hukum UGM atau UNS, dari dulu gue pengen jadi Pengacara atau Jaksa. Dari penampilan gue yang gini aja, keliatan kalau gue emang bisa membuat keadilan pada setiap golongan,"
Plak!!
Vani memukul lengan Tomi.
"Ya kali lo cocok Tom. Lo mah lebih cocok jadi pelawak!" Vani terbahak-bahak melihat keinginan Tomi.
"Lo nyepelein gue banget Van," muka Tomi tiba-tiba jadi masam.
"Gue bukan sepele tapi, gue gak sangka aja. Akhirnya sahabat-sahabat gue bisa berpikir untuk masa depan,"
"Yoi, Van. Masa depan mah lebih penting daripada doi, ya gak Tom and Jerry ?" Aldo menyenggol Jerry dan Vani semakin tertawa. Baginya, kenangan tertawa dan bercanda seperti ini yang akan ia rindukan bila berjauhan dengan sahabatnya itu.
Kini, Vani melihat Jerry dan Tomi sama-sama memukul kepala Aldo.
"Sakit, ogeb! entar gue jadi oon lagi, gimana?!"
"Emang lo kapan pinter?" Tomi sepertinya berniat menganggu Aldo lagi.
"Ya sekarang, liat gue udah hampir selesein soal UN kimia," ujar Aldo menyombongkan diri.
"Mana buktinya?" Aldo berjalan ke mejanya, kemudian ia mengambil buku tulisnya dan menunjukkannya pada Jerry juga Tomi.
"Alah! palingan juga salah, coba liat Van," Vani mengikuti perkataan Tomi untuk melihat hasil pekerjaan Aldo.
"Sampai sini masih bener, tapi ini belum selesai, selesaikan Do. Gue mau liat kerjaan lo," suruh Vani pada Aldo.
"Oke, gue bakal buktiin," akhirnya Aldo kembali lagi fokus mengerjakan tugasnya. Ia memang berniat akan melanjutkan studi di perguruan tinggi. Maka dari itu, ia harus bergiat belajar.
"Lo gak lanjut lagi Tom? masa kalah sama Aldo, ya gak Jer?"
"Oke, gue lanjut. Kita liat siapa yang lebih unggul, kita saingan Do!" Tomi kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan tugasnya.
"Dasar! gak mau kalah!" omel Aldo pada Tomi.
"Lo harus jadi wasit ya Van? pokoknya nanti bilang siapa yang lebih hebat, gue atau Aldo?!" Tomi tak mau kalah dan melanjutkan tugasnya
Semetara Vani, ia hanya terkekeh geli melihat sahabatnya itu dan Jerry hanya terdiam dengan ekspresi yang susah dijelaskan.
***
Aku tahu ini garing. Tapi, bagian ini gak bisa diloncat. Ada beberapa hal yang tersirat eakk kaya apa aja😁
Yang kemaren udah ikut pemilu siapa? angkat tanganmu✌
TBC
Kamis, 28 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Teen Fiction[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...