Selamat membaca 📖
Hari ini adalah persiapan Study tour sekaligus perpisahan kelas XII. Sekolah memang sudah menjadwalkannya jauh-jauh hari. Yang menjadi panitia adalah anak-anak kelas XI. Dan kelas X juga ada yang ikut. Kali ini panitiannya adalah Tomi dan kawan-kawan, karena mereka adalah perangkat OSIS.
Kali ini mereka akan berjalan-jalan Ke Yogyakarta.
"Baik anak-anak, besok kita akan berangkat. Kita berkumpul di lapangan sekolah ini pukul 06:00 WIB. Diharapkan tepat waktu, dan bagi yang terlambat akan menanggung resikonya sendiri," begitulah pengumuman dari Bu Aning selaku pembina OSIS.
"Baik Bu...." sahut anak-anak ramai.
"Besok lo berangkat jam berapa?"
"Lo diantar gak? gue nebeng dong,"
"Isshh.. pagi banget, gue masih molor biasanya,"
"Akhirnya besok jadi juga," begitulah desas-desus anak-anak yang ada.
"Jer, lo besok barengan kita kan? Aldo diantar sama papanya," Tomi bertanya pada Jerry.
Jerry hanya tersenyum canggung, ia bahkan sangat kaku untuk berdekatan dengan Aldo saat ini.
Ya.. sejak kejadian itu, Jerry dan Aldo masih berteman, hanya saja itu bila di depan Tomi. Entah kesepakatan dari mana? yang jelas, Aldo dan Jerry sama sekali tak bertengkar lagi.
Jerry tak membalas ucapan Tomi, ia hanya tersenyum canggung.
"Do... lo bareng kita-kita kan? besok pagi bener, gue takut telat. Malah gue panitia," kata Tomi
Aldo hanya mengangguk-anggukan kepalanya, pertanya jawaban 'iya'.
"Yaudah, kalau gitu gue balik dulu ya, Tom, Al-do," ucap Jerry kaku saat menyebutkan nama Aldo.
"Iya, hati-hati lo ya," balas Tomi. Sementara Aldo, ia hanya tersenyum ke arah Jerry.
Dan Jerry akhirnya benar-benar pergi.
"Eh Do, lo liat Vani gak? dia gak keliatan dari tadi,"
"Vani.. eh gue gak tahu, Tom. Gue juga gak liat, harusnya tadi lo tanya sama si Jerry,"
"Kok Jerry? kita kan temannya juga, emang Jerry aja?" tanya Tomi sok bingung.
Ya sebenarnya Tomi sudah tahu, jika hubungan Aldo, Jerry dan Vani sekarang renggang. Ia hanya pura-pura tak tahu, ia begitu agar ketiga temannya itu masih saling komunikasi.
Ini yang dinamakan sahabat, jika antar sahabatnya ada yang berkelahi, pasti ia tidak akan memihak siapa pun, ia hanya berniat mempersatukan.
"Bukan gitu maksud gue, si Jerry kan biasanya kemana-mana sama si Vani," alibi Aldo.
"Engga deh, Do. Itu cuma waktu Jerry kena hukum, nah kan sekarang udah selesai tuh hukuman sama kita-kita," Tomi pura-pura bego, nyatanya ia sengaja.
Hingga bunyi handphone Aldo menginstupsi untuk berhenti dahulu.
"Halo Sya," sapa Aldo. Ternyata Tasya.
"Masih di sekolah?"
"Iya, tapi udah pulang, "
" Ehh itu Tasya ya? siniin ke gue," pinta Tomi pada Aldo, dan Aldo menyerahkannya.
"Lo udah pulang sekolah, Sya?"tanya Tomi pada Tasya.
" Udah, Tom. Tapi ini aku masih ikutan ekstrakulikuler,"
"Biasanya lo pulang jam berapa, Sya?"
"Jam empat sore, Tom,"
"Lama juga ya, lo gak capek, Sya kaya gitu terus?"
"Ya capek banget, Tom. Tapi mau gimana lagi, bentar lagi udah mau pelatnas,"
"Lo yang semangat ya, Sya kita-kita bakalan dukung lo terus,"
"Makasih, Tom. Btw di sana ada siapa aja?
" Cuma gue sama Aldo, Jerry udah pulang dan Vani gak keliatan,"
"Huftt..." Tasya menghela napas berat.
"Udah lo jangan jadiin itu beban, Sya, gue berusaha cari cara deh. Lo belajar yang giat ya, biar jadi juara, btw ke mana IGeO kali ini?" Tomi mengalihkan cerita.
"Tahun ini ke Perancis, jauh banget, Tom,"
"Widih.. enak dong, Sya. Sekalian jalan-jalan,"
"Iya juga sih,"
"Nanti kalo lo balik, bawain gue cewek-cewek Perancis ya, sama Menara Eiffel-nya," pinta Tomi pada Tasya.
"Astaga, Tom... ya kali bisa bawa menara Eiffel, miniaturnya deh. Terus itu cewek Perancis? kamu gak suka produk dalam negeri? hehehe," Tasya terkekeh membalasnya.
"Lagian ya, Tom... belum tentu aku yang berangkat, cuma 4 orang, Tom... 4. Sedangkan aku kemaren peringkat 17 huft..," sambung Tasya dengan helaan napas diakhirnya."Lo minder, Sya?"
"Iya, Tom mereka jago-jago, aku gak ada apa-apanya dibanding mereka,"
"Gak ada gimana,Sya? lo aja udah ngalahin beribu-ribu siswa, itu menurut lo, lo gak jago?"
"Hem.. itu keberuntungan, Tom,"
"Gak ada yang namanya keberuntung, Sya. Itu berkat usaha kerja keras sama doa-doa yang mengiringi langkah lo, percaya sama gue, lo pasti bisa. Buktiin kalo lo The Mastah of Geography,"
"Astaga... makasih banyak ya Tom, aku bakalan belajar keras lagi, nanti kalo aku ke sana, aku bakal bawain medali sebagai ole-olenya, doaian ya,"
"Nah gitu dong baru sahabat kita. Lo belum mulai pelatnas kan, Sya?"
"Belum, Tom. Minggu depan,"
"Ohh baguslah... hem,"
"Kenapa Tom?"
"Gak apa-apa, oh ya gue matiin dulunya, nanti si Aldo dicariin mamanya,"
"Iya.. iya Tom, titip salam rindu buat Aldo ya," ucap Tasya pada Tomi. Namun, sayang sekarang Telepon itu sudah pada pemiliknya, Aldo.
"Kenapa gak langsung bilang sama gue? Hehehe, " Aldo terkekeh mendengarnya.
"Ehh.. kamu, Do. Issh si Tomi gak enak banget,"
"Kenapa gak langsung, nih ada orangnya," Aldo masih setia mengerjai Tasya.
"Ehm aku udah dipanggil nih, dadah Aldo..." balas Tasya malu.
"Hahaha... tuh kan dia gak berubah, gitu aja malu," Aldo terkekeh sambil memasukkan handphone-nya ke dalam kantong celana.
"Yaudah, balik Tom.. udah sore nih. Lo kan besok harus duluan daripada anak-anak lainnya," nasihat Aldo pada Tomi.
"Iya.. iya.. lo udah kaya Jerry lama-lama, Do, Hehehe," tanpa sadar Tomi sudah membuat raut wajah Aldo berubah lagi.
Tanpa memberi aba-aba lagi, Aldo bergerak ke parkiran, ia mengambil kunci motornya dan mulai menjalankan motornya. Melihat itu, Tomi langsung berlari, ia hari ini tak membawa motor dan hanya nebeng pada Aldo.
"ASTAGA KUTU BERAS! TUNGGUIN GUE!" teriak Tomi yang melihat Aldo sudah melewati gerbang sekolah.
TBC
Minggu, 01 April 2018.Selamat Paskah bagi teman-temanku yang merayakan😇💕🌈
Dan bagi yang lagi liburan, selamat liburan di akhir pekan ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Ficção Adolescente[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...