Selamat Membaca📖
Vani kini sedang berbisik-bisik pada Deo. Deo hanya mengangguk dan tersenyum penuh arti.
"Lo setuju?" tanya Vani pada Deo.
"Oke, gue setuju, ide lo bagus juga," Deo setuju dengan ide Vani. Kini keduanya saling berhadapan dan tersenyum. Sepertinya mereka mempunyai ide yang bagus.
"Tapi, gue gak ada keuntungan kalau kerja sama dengan lo, gimana dong?" tanya Vani yang merasa perjanjian ini kurang adil.
"Gue kasih lo waktu. Nanti, kalau lo udah ada keperluan, gue bakal bantuin lo. Gimana?" tawar Deo pada Vani. Akhirnya Vani setuju dan kembali tersenyum.
lihat aja nanti apa yang bakalan gue buat, tenyata ini alasan lo. Deo sudah tersenyum penuh arti.
"Kita kerja sama besok," sepertinya Deo sudah menyusun strateginya.
"Apa?" tanya Vani penasaran.
Mereka lagi-lagi berbisik. Setelahnya Vani hanya mengangguk.
Tanpa mereka ketahui, tiga orang yang memantau mereka dari kejauhan, kini sudah berkurang. Dua orang telah pergi dan yang satunya masih tinggal.
***
Flashback On.Setelah lama berputar-putar tak tentu arah, akhirnya Tasya sampai di lokasi pesta. Dia langsung masuk ke dalan pesta dan di beri topeng yang sama.
Kepala Tasya terasa pusing melihat banyaknya orang yang menggunakan pakaian serta topeng yang sama.
Kalau gini caranya, gimana cara nemui mereka?
Tasya ingin keluar, tapi ia sempat mendengar arahan dari pembawa acara bahwa tidak ada yang boleh keluar, karena acara akan dimulai. Jadilah Tasya tak jadi keluar.
Tasya beruntung, selama acara dansa tadi, dia memiliki pasangan.
Flashback Off
Setelah acara dansa itu selesai, Tasya baru ingat pada Deo juga teman-temannya.
Aduhh!! gimana ini? pakai acara lupa lagi, Tasya menggerutu merutukki kecerobohannya. Sesegera mungkin ia menghidupkan telepon genggamnya yang tadi padam. Sesegera mungkin menghubungi Deo.
"Deo, kamu dimana?" tanya Tasya dari telponnya.
"Lo dimana, Nas? gue udah di ballroom hotel. Lo kemana aja sih dari tadi?"
"Sorry, Yo tadi aku lupa aktifin handphone. Aku susul kamu ya?"
"Gak usah, gue yang susul lo, gue juga mau pulang,"
"Yaudah aku yang susul kamu, gak jadi jumpain temanku," balas Tasya lemah. Ia berpikir tak mau mengecewakan Deo lagi. Jadi, lebih baik bersama temannya nanti saja. Toh ini juga kesalahannya yang tak bisa dihubungi Deo.
"Yaudah, lo gue tunggu aja ya? gue malas balik lagi ke sana. Temuin gih temen-temen lo," balas Deo pelan. Ia juga tak enak jika Tasya sampai berbuat seperti itu.
"Kamu yakin Yo? Kalau engga, kamu pulang duluan aja Yo, kalau kamu buru-buru," balas Tasya tak enak. Sejak awal ini memang kesalahan Tasya yang kelupaan menghidupakan handphonenya dan terlambat datang.
"Gak papa, Nas. gue tunggu lo ya? langsung temuin aja temen lo, nanti telepon kalau udah selesai. Gue bakalan tungguin lo."
Tut..
Deo mematikan sambungan telepon dengan Tasya. Tasya tau betul artinya. Deo tak menerima penolakan dan Tasya harus pulang bersama Deo.
Tasya akhirnya memilih datang ke taman untuk mencari teman-temannya. Ia menemukan Jerry. Tak jauh dari sana, Tasya juga menemukan Vani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Jugendliteratur[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...