Selamat Membaca😊
Ini part agak panjang dari biasanya, seharian rombak ginian dah😂***
"Lo kapan balik, Sya?" tanya Tomi yang sedang duduk di hadapan Tasya.
"Besok, Tom,"
"Kok cepat banget?"
"Kan masih harus sekolah Senin, jadi besok harus balik,"
"Ya cepat banget, padahal gue belum curhat ke elo, Sya," Aldo memelas minta didengar curhatannya.
"Curhat apa? selagi aku di sini, curhat aja. Besok aku bakal balik, kalian ikut ya ke bandara?" mereka berempat hanya menangguk setuju.
Aldo dan Tasya terus bercerita. Anehnya, Aldo tak jadi curhat pada Tasya. Mereka malah membicarakan yang lain, hingga akhirnya Tomi dan Jerry akan beranjak pulang, Aldo tersenyum miring.
"Sya, gue pulang duluan ya? gue mau ngantar barang titipan mama gue," Tomi minta izin pulang duluan.
"Yaudah pulang gih, besok jangan lupa ya,"
"Gue juga deh, Sya. Mau pulang cepat, keburu diomelin emak gue," Jerry ikutan pamit.
Jerry dan Tomi melenggang pergi, sementara Aldo masih di sana. Aldo malah terlihat tersenyum saat Jerry dan Tomi pamit tadi. Mungkin Aldo merasa tak akan ada penganggu seperti Tomi dan Jerry lagi.
"Lo gak ikutan, Do?"
"Gak usah deh Van, gue mau cerita sama Tasya, udah lama gak kaya gini," Aldo senyum-senyum sendiri.
Akhirnya mereka tinggal bertiga dan bercerita bersama.
"Lo tau gak, Sya? si Tomi sekarang jadi saingan gue," seru Aldo bersemangat, mengawali acara curhatnya.
"Kok bisa?" Tasya setia mendengarkan cerita Aldo.
"Iya, dia nantangin gue ngerjain soal UN, ya pasti gue lah pemenangnya. Jangankan soal UN, persoalan cinta aja bakalan Bang Aldo menangin, ya gak, Sya?" Aldo mengerlingkan matanya, sementara Tasya, ia hanya terkekeh geli.
"Emang hati siapa yang kamu menangin, Do?" tanya Tasya sambil tersenyum jenaka.
"Ada, banyak deh. Lo gak bakalan kenal sama mereka, Sya," Tasya hanya mengangguk-angguk. Sedangkan Vani, sudah memutar bola matanya, jengah.
"Cantik gak?"
"Jelas, Sya. Pilihan gue mana pernah salah. Cantik semua, ya meski gak secantik lo," seru Aldo sambil memegang dagunya dan memandangi Tasya penuh penilaian.
"Jadi, kenapa milih sama mereka?"tanya Tasya ingin mengerjai Aldo.
"Ya kan lo jauh di Jogya, mana bisa gue lama-lama LDR-an. Awalnya gue coba bertahan, nyatanya gue gak bisa, Sya. Maaf ya, gue gak tau lo bakal pulang hari ini, padahal gue baru pdkt sama dia beberapa hari yang lalu, kan gak mungkin gue ninggalin dia, kesannya nanti gue PHP. Mana mau gue dianggap laki-laki pemberi harapan palsu, gue kan laki-laki pemberi kepastian," serunya membanggakan diri sambil senyum-senyum sendiri.
Pletak!
"Gebetan lo aja se-gudang, Do! ya kali lo gak PHP! lo mah cowok play boy, Do!" Vani menjitak kepala Aldo keras dan Aldo meringis mengusap-usap kepalanya.
"Gue baru dekat sama dia selama tiga hari, Van. Mantan gue juga belum ada, gue mana play boy!" Aldo mengatakan 3 hari tapi jarinya menunjukkan 5. Entah berapa hari yang benar.
"Tuh kan! jari sama perkataan lo aja gak sejalan, gimana kita mau percaya?" seru Vani semakin membara. Ia benar-benar tak habis pikir melihat Aldo yang play boy tak mengakui dirinya play boy. Memangnya disebut dengan apa, laki-laki yang jelalatan, menerima tawaran dari gadis-gadis dan tak jarang menggoda mereka? Vani akui, memang selama ini Aldo belum pernah berpacaran. Namun, Aldo banyak dikelilingi oleh gadis-gadis di sekolahnya. Wajar bukan, hal itu dialami Aldo yang merupakan most wanted. Belum lagi, belakangan ini Aldo udah banyak perubahan, seperti jadi rajin mengerjakan tugas dan berpakaian rapi. Kurang apa coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Fiksi Remaja[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...