Selamat membaca📖
semoga SukaTidak ada pertemanan yang harmonis antara Laki-laki dan perempuan, Pasti ada rasa terpendam di dalam nya.
~~~~~~~°°°°°~~~~~~~~
Di sisi lain Aldo dan Tomi sudah was-was menanti kedatangan kabar kelanjutan dari Vani. Namun, Jerry justru berbeda. Satu sisi dia merasa senang karena satu langkah lebih dekat dengan Vani. Namun, ia juga was-was melihat bagaimana rempongnya Vania.
"Do, gimana nih siapa ya kira-kira yang bakalan pertama kali antar jemput Vani selama sebulan ini?" Tomi nampak menimbang-nimbang dalam pikirannya.
"Ya terserah dia lah, kan kita cuma bisa pasrah. Lagian ya biar gimana pun pasti kita tetap kebagian antar jemput dia, cuma beda waktu nya doang kan," Jawab Aldo Enteng.
"Ya sih lo bener Do. Okelah kalau gitu gue yang pertama ya, biar nanti cepat selesai hukuman buat gue" balas Tomi dengan raut wajah sulit di jelaskan.
"JANGAN!!" Teriak seseorang
"Apaan sih lo Jer?!" balas Tomi tak suka.
Ya, benar yang teriak tadi adalah Jery.
Jerry sambil menggaruk tengku nya yang tidak gatal.
"Maksud lo bilang 'JANGAN!!' apaan?" kini Tomi semakin penasaran.
"Ya itu.. anu.. an.. nuu," Jerry terus mencari-cari alasan yang tepat dengan berpikir keras
"Apaan?" Tanya Aldo yang mulai ikutan geram melihat tingkah Jerry.
"Gue aja yang pertama, soalnya gue bulan depan harus les tambahan. Jadi, gak bisa pulang dan pergi sesuka hati," Jerry akhirnya lega karena mendapat alasan yang cukup masuk akal.
"Ohh gitu, yaudah lo aja ya Jer," kali ini Aldo yang ambil bicara.
"Bulan depan baru lo Tom, biar gue yang terakhir ya?""Tapi, kalau Vani gak mau gimana?" Tanya Tomi
"Ya dia harus terima dong," Jawab Aldo cepat.
"Oke" Jawab Tomi dan Jery serentak.
Sisi lain Vani sudah siap-siap akan memilih siapa yang akan menjadi sopir dadakannya pertama kali.
Apa gue pilih Aldo aja ya yang pertama? diakan Most Wanted pasti bakalan seru. Vani Membatin.
🍃🍃🍃🍃
"Van!!" Teriak seseorang dari belakang punggung Vani
"Ya ada apa, Do?" Tanya Vani sambil berbalik yang ternyata dipanggil oleh Aldo.
"Gini, masalah soal antar-jemput lo, kita sudah putuskan besok yang akan mulai Jerry."
"Ohh Oke," jawab Vani dengan wajah sedikit sedih, karena tak sesuai keinginannya. Namun, ia tidak memperpanjangnya dengan bertanya pada Aldo karena takut Aldo akan berpikir yang bukan-bukan.
Hari ini seperti biasa anak-anak pulang dengan semangat menghias di wajah mereka, terlebih karena sudah selesai Mata pelajaran Bu Maharani selaku guru Galak se-sekolahan.
🌻🌻🌻🌻
Keesokan Harinya, Jerry mulai melaksanakan hukumanya. Pagi-pagi ia datang ke rumah Vani untuk menjemputnya. Namun, bukan Vani namanya kalau tidak rempong."Lo udah datang Jer, duduk gih gue belum selesai nih," Selesai mempersilahkan Jery duduk di teras rumah, Vani masih berjalan mondar-mandir. Entah mencari apa?
Ya ampun ternyata bener kata Tomi Vania emang rempong.. Dasar perempuan.. Jerry membatin
Setelah 1/2 Jam berlalu akhirnya selesai juga. Mereka sudah siap berangkat.
"Ayo Vani! buruan, nanti kita telat kalau gak berangkat juga!" resah Jerry yang dari tadi menunggu lama.
"Ya ampun sabar kali Jer, nanti kalau telat gue jamin kita gak kena hukum deh, kita kan OSIS. Jadi, bisa ada alasan,"
Jerry hanya bisa menghela napas beratnya.
Selama di perjalanan menuju sekolah dengan menggunakan motor, mereka tidak ada yang memulai pembicaraan. Bahkan Jerry merasa gugup sendiri.
"Jer..." Panggil Vani dari belakang
"Kenapa Van?"
"Lo bisa cepetan dikit napa Jer, nanti kita beneran telat loh!"
"lah tadi kan lo sendiri yang bilang kita gak akan kena hukum. Jadi, kenapa harus takut?"
"Ya gak gitu juga kali Jer, gue becanda,"
"Yaudah gue balap nih,"
"Iya tapi, hati-hati ya. Gue masih banyak Dosa, Jer,"
"Iya Vania Bawel,"
Perbincangan selesai dan Jerry mulai menambah kecepatan motornya. Bahkan sudah seperti pembalap. Karena terlalu takut Vani memegang jaket yang dikenakan Jerry.
Jerry sedikit kaget dengan perlakuan Vani. Namun, bukan kesempatan namanya kalau tidak dimanfaatkan. Langsung saja Jerry semakin mengencangkan laju motornya, hingga Vania mengeratkan pegangannya pada Jerry yang sudah berpindah menjadi memeluknya dari belakang.
Tanpa sadar jerry tersenyum. Untung saja saat ini Jerry menggunakan helm Full face, sehingga tidak terlihat oleh Vani.
Akhirnya mereka sampai di sekolah dengan selamat dan bahkan tidak telat. Sesampainya di parkiran Vania melepaskan Helmnya dan langsung memukul pundak Jerry.
"Lo emang sengaja banget ya, Jer!" Vani terus memukul dan mencubiti Jerry.
"Ampun, Van. Gue kan cuma nurutin lo aja biar gak telat,"
"Tapi gak gitu juga kali!"
"Yaudah, Maaf deh Vani,"
"Iya, tapi jangan diulangi lagi ya. Gue Jantungan tahu!"
Vania pun meninggalkan Jerry di Parkiran dan mulai menuju kelas lalu berlari menuju Toilet untuk membenahi rambutnya yang sudah urak-urakan.
"Pagi, gimana tadi? lancar?" tanya Tomi dengan penasaran
"Biasalah Vani si rempong"
"Hahahahaaa" tawa riang langsung keluar dari mulut Tomi dan Aldo.
Jerry berdecak kesal
Dasar! itu temen bukan sih? kok ga ada jiwa menyemangati teman banget, malah bikin kesal. Jerry membatin lalu setelahnya berlari menuju lapangan untuk Apel pagi.
Pembelajaran di kelas seperti biasa dan berakhir dengan teriakan semangat karena mendengar bel pulang.
Semua anak-anak di kelas sudah meninggalkan kelas, kecuali Aldo, Tomi, Jerry dan Vania.
"Jer, Van... Kita duluan ya soalnya buru-buru," ucap Aldo.
"Kagak setia kawan banget lo, Do. Tungguin kenapa,"
"Maaf Jer, gue tahu kalian pasti lama, kan lo harus nungguin Vani di sini. Dia belum selesai nyatat dari papan tulis dan gue emang buru-buru."
"Yaudah sana lo bedua, ga penting banget!" usir Vani gak ada baik-baiknya.
"Yee... si rempong mulai, ayo cabut, Do. Kita berdua pamit ya," ucap Tomi. Namun, sebelum pergi ia sempat berbisik pada Vani dan setelahnya ia berbegas pergi dengan menarik tangan Aldo untuk buru-buru ke parkiran.
Vania yang dibisikan Tomi menjadi marah dan berteriak-teriak tidak karuan.
"Tomi!!!!!! awas lo ya, gue injek-injek besok lo!"
Tbc🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Ficção Adolescente[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...