25- Kejar-kejaran

457 55 161
                                    

Selamat Membaca📖

Keesokan paginya, setelah malam kesalahpahaman itu, Jerry mendatangi meja Vani, lalu bertanya pada Vani mengenai idenya kemarin.

"Van..." yang dipanggil akhirnya menoleh.
"Gimana?" 

"Apanya?"  Vani balik bertanya.

"Gimana tanggapan Tasya?"

"Nihil, dia tetap gak bisa dihubungi. Mungkin, dia emang gak mau berteman sama gue lagi,"

"Lo serius, Van?"  Vani mengangguk.

"Gak! gak mungkin Tasya gitu," Jerry masih belum bisa percaya.

Vani berdiri dari bangkunya. Ia menatap tajam Jerry.

"Maksud lo apa Jer? lo gak percaya sama gue? lo pikir gue pembohong, gitu?!"

"Bukan Van, maksud gue itu, gue---" ucapan Jerry terpotong.

"Udahlah, Jer. Gue tahu kok, gue gak lebih berarti dari pada Tasya. Iya kan?" Vani akhirnya pergi, ia belari kencang.

Jerry yang melihatnya mulai mengejar, ia menyesal. Bukan niatannya juga seperti itu. Dia hanya ingin Vani tak cepat ambil kesimpulan.

Jerry terus mengejar, namun tak menemukan Vani. Akhirnya Jerry kembali ke kelas. Beruntung, Pak Mukmin belum datang, ia masih hampir tiba. Segera ia duduk, namun tak menemukan Vani.

"Lo kemana sih, Van?" Jerry masih memikirkan Vani. setelah Pak Mukmin mengajar, akhirnya Vani muncul. Jerry ingin sekali bertanya pada Vani, namun situasi sedang tak mendukung.

------------------------------------------------------Di sisi lain, Tasya berniat meminta maaf lagi. Namun, nomor Vani tetap tidak bisa dihubungi. Akhirnya, pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, ia memilih untuk menelepon Aldo.

Saat itu, Aldo sedang bersiap ke sekolah, ia sedang di kamar sambil memakai dasinya. Karena mendengar suara handphonenya berbunyi, ia memilih untuk melihatnya dahulu.

"Halo, ini siapa?"

"Ini aku, Do, Tasya,"

"Eh elo, Sya. kenapa Sya?"

Akhirnya Tasya menceritakan kronologi kejadian itu pada Aldo. Bahkan, Tasya menceritakannya tanpa terpotong sedikit.

Aldo marah pada Vani. Namun, ia tak langsung memperlihatkannya pada Tasya. Akhirnya ia menasihati Tasya, ia memberi wejangan untuk tidak langsung berpikiran buruk dan meminta Tasya untuk bersabar.

"Ya ampun, gue gak tau, Sya. Tapi, mungkin si Vani gak sadar kali, lo jangan langsung ambil hati. Nanti gue tanyain dia gih, lo masih mau minta maaf kan?"

"Iya, Do, masih. Aku yang salah, jadi harus aku yang minta maaf. Vani marah juga, kan gara-gara aku,"

"Yaudah kalo gitu, gue matiin dulu ya. Gue mau berangkat ke sekolah,"

"Oke, Do. Makasih ya, semoga Vani mau maafin aku ya,"

"Iya, Sama-sama, Sya. Doain aja dia gak ngambek,"

"Iya, Do. Bye,"

"Bye, Sya"

Setibanya di kelas, Aldo tak menjumpai Vani. Bahkan, Jerry saja baru datang ketika Pak Mukmin hampir tiba.

Aldo tak melihat Vani, dan memilih diam dahulu. Hingga akhirnya, Vani tiba di kelas dengan terlambat.

"Permisi Pak, maaf saya terlambat," ucapnnya canggung. Ini merupakan hal pertama bagi Vani untuk terlambat.

Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang