Selamat Membaca📖
Vania yang dibisikan Tomi menjadi marah dan berteriak-teriak tidak karuan.
"Tomi!!!!!! awas lo ya, gue injek-injek besok lo!"
Namun yang membisikkan sudah berlari meninggalkannya.
"Gue kesel banget sama si Tomi, Jer," Vania menahan amarahnya.
"Kenapa?" balasnya singkat
"Tadi dibisikin sama makhluk astral kaya dia itu, uda buat telinga gue ternodai dan gak suci lagi,"
Jerry mulai merekahkan senyumnya. Baginya sangat lucu melihat Vani mengomel dan bertingkah seperti itu.
"Emang dia bisikkin apa?"
"Tadi si Tom kucing itu ngatain gue. Katanya gue kayak nenek lampir waktu dibonceng sama lo. Apalagi rambut gue yang sudah urakan gak jelas dan dia udah ngancam gue buat memviralkan rekaman video waktu gue kaya nenek lampir tadi,"
"Lah? kok bisa? kapan rekam videonya?" balas Jerry bingung
"Entahlah, Jer. Gue gak urus, yang jelas gue mau benturin kepala tu anak biar dia hilang ingatan, malu gue temenan sama Cowok mulut cabe dan licik kaya dia,"
"Hahaha yaudahlah, ehh ngomong-ngomong ya Van, si Tasya apa kabarnya? gue kok ga pernah dapat pesan dari dia?"
"Oh si Tasya, entahlah dia sudah dapat teman baru kali dan lupain kita,"
"Jangan gitu, Van. Kan kita belum tahu kejelasannya,"
"Kurang jelas apa, Jer? udah jelas dia gak ngabarin kita, berarti kita ga penting,"
"Yaudahlah nanti kita coba tanya sama Papa Mamanya aja mendingan, udah selesai nyalinnya? kalau sudah, ayo kita pulang!" dijawab Vani dengan anggukkan.
💨💨💨
Selama perjalanan pulang Jerry dan Vania enggan buka suara. Bahkan, keheningan menyelimuti keduanya.Akhirnya mereka sampai di kediaman Vani, Ia mempersilahkan Jerry untuk masuk sekadar mampir.
"Yuk Jer, masuk dulu. Mau minum apa?"
"Ahh ngerepotin banget gue, Van,"
"Gak apa-apa kali, Jer. Kaya sama orang lain aja segan-seganan, yaudah masuk gih. Gue mau tukar pakaian bentar."
Setelah beberapa saat akhirnya Vania datang membawa cemilan dan Sirup pada Jerry.
"Nih, Jer. Silahkan, maaf ya cuma ada ini, Mama lagi di luar soalnya,"
"Iya gak apa-apa, ini aja gue udah syukur,"
Saat Jerry sedang liat-liat sekeliling rumah Vania akhirnya ia melihat beberapa meja belajar dan juga Papan Tulis putih serta beberapa poster perhitungan dan huruf.
Jerry mengerutkan keningnya sambil tidak memindahkahkan arah pandangannya pada benda itu. Vani yang menyadari itu mengikuti arah pandang Jerry.
"Kenapa, Jer?" tanyanya
"Itu meja belajar, poster sama papan tulis kok banyak di rumah lo Van?"
"Ohh itu gue ngajar les, Jer. Ya lumayan hitung-hitung bantuin Mama untuk kebutuhan hidup,"
Jerry hanya menganggukkan kepalanya pelan, dalam hati ia semakin suka dengan Vani. Di balik sikapnya yang suka mengomel, ternyata ia bersifat mandiri dan baik hati juga.
Vani yang menyadari Jery melamun akhirnya mengejutkannya.
"WOY!!! JERRY LO KENAPA?"
"Astaga, Vani pelan-pelan bicaranya telinga gue gak budek,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Ficção Adolescente[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...