32- Canggung

369 37 77
                                    

Selamat membaca📖

Setelah gagal dengan rencana A, Tomi terus berpikir. Ia tak kehilangan ide, ia masih memiliki rencana emas, alias rencana B.

"Halo...emm lo bisa gak datang ke penginapan dekat Pantai Parangtritis?"

"Ehm.. ngapain ya, Tom?"

"Datang aja deh, gue punya kejutan buat lo,"

"Oke deh, tapi setelah aku pulang sekolah ya, Tom,"

"Iya gak apa-apa, gue tunggu. Nanti kabarin kalau mau ke sini ya,"

"Iya, Tom. Bye,"

"Bye"

Tomi memutuskan panggilan itu dan kemudian mulai tersenyum.

Selesai menelepon, Tomi dan teman-teman lainnya mulai acara memanggang. Di sana sekaligus prakata untuk kakak kelas.

Sore harinya mereka berjalan-jalan sembari menuliskan kata-kata penyemangat untuk salah satu dari kakak kelas yang akan melaksanakan UN bulan depan.

Seluruh anak-anak tengah memikirkan satu nama kakak kelas yang akan diberi pesan dan kesan.

Hingga acara sore acara itu selesai, Tomi mendapat telepon dari orang yang ia nantikan, Tasya.

"Tom, ini aku udah dekat tempat yang kamu bilang, aku dekat pondok yang atapnya warna biru ya,"

"Oke, lo tunggu di sana aja ya, jangan kemana-mana, gue bakalan susul,"

Tomi kemudian mematikan panggilan dan mengajak Aldo, Jerry dan Vani dengan susah payah dan paksaan ke sana.

Saat hampir sampai, Vani melihat seseorang membelakangangi mereka dengan duduk di sebuah pondok.

"Itu Tasya bukan ya?" tanya Vani dalam Hati.

Vani, Jerry dan Aldo berhenti di tempat, mereka bahkan berdiri dengan jarak yang cukup jauh.

"Gue bawa seseorang yang bakal buat kalian ga ribut lagi, "
Tomi mengatakannya sambil menghapiri Tasya dan membalikkan tubuh Tasya menghadap ke arah Vani, Jerry dan Aldo.

"Tasya!" teriak Vani, Jerry dan Aldo serempak.

"Vani, Aldo, Jerry," absen Tasya satu persatu. Segera Tasya berlari ke arah Vani, ia memeluk Vani dengan rasa rindu yang menumpuk.

"Van, maafin aku ya, aku salah.. maaf baru bisa sekarang ketemu sama kalian, aku rindu," Vani masih membeku dengan pelukan ia terima dari Tasya.

Setelah beberapa saat Tasya beralih pada Aldo dan Jerry, meski hanya menepuk punda mereka sebagai tanda rindu.

"Aku senang banget, akhirnya bisa jumpa kalian lagi, ahh... makasih ya Tomi," setelahnya Tasya beralih ke Tomi dan merangkul Tomi dengan gemas.

"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian semua, aku lupa ngasih kabar sama kalian, waktu itu jadwal aku padat. Aku mau hubungin kalian tapi, aku emang gak sempat, waktu itu aku mau ngabarin tapi tanggung, sebenarnya mau ngasih suprise dan tunjukkin medali OSN ke kalian, tapi yaudah deh, mungkin emang aku salah strategi, harusnya gak usah gitu," Tasya menghela napas diakhir perkataannya.

Setelah berteman kembali, Aldo,Vani, Jerry dan Tasya mulai berbincang-bincang walau masih dengan nada kaku.

"Eh.. Sya, gu-e... gue min----"

"Ahh.. gak usah dibahas, Van. Gak ada yang salah, kita semua cuma salah paham, kalau pun ada yang salah, itu harusnya aku yang disalahkan," balas Tasya yang tak ingin kaku lagi.

"Tapi gue ngerasa bersalah, Sya," tutur Vani

"Gak usah kaya begitu, Van. Udah ya, jangan dibahas lagi. btw makasih ya Tom, ini berkat ide kamu," Tasya menepuk pundak Tomi.

"Ah elah, kaya sama siapa aja, Sya. Iya sama-sama. Gue cuma gak mau liat persahabatan yang kita bangun sejak lama, kandas hanya karena persoalan kecil kaya gini,"

"Lo benar, Tom, iya kan Do? Jerry membalas perkataan Tomi dengan berbicara dan menepuk pundak Aldo.

" Eh iya, benar," Aldo masih canggung. Entahlah, Aldo hanya tak tahu berbuat apa sekarang ini.

Melihat kondisi yang jadi kaku, Tomi mencoba membuka topik baru.

"Oh iya, Sya. Lo kapan berangkat?"

"Berangkat? lo mau ke mana, Sya?" Tanya Vani yang sudah kebingungan.

"Ke Bandung, Van. Ada pelatnas di sana," Tasya tersenyum membalasnya.

"Jadi lo beneran----" Vani menggantung pembicaraannya.

"Iya, lo aja yang gak percaya sama kemampuan Tasya, Van," omel Aldo

"Udah, Do. Lo kok mulai lagi," Jerry mendengus malas melihat tingkah Aldo.

"kaya Lo gak aj--- Hempp...."
mulut Aldo disumpal Tomi
dengan roti yang ada di kantongnya.

"Kalian mulai lagi, gue gampar noh lo pada ya!" Tomi dengan nada mengancam.
Akhirnya Aldo dan Jerry hanya mangut-mangut saja.

"Aku bakal berangkat 3 hari lagi, Van. Lumayan lah, Bandung kan lumayan dekat ke Jakarta,"

"Oh.. lo sampai kapan pelatnasnya?"

"Gak tahu Jer, tergantung kemampuan. Kalau aku bisa, ya bakal lama, sampai pemberangkatan. Tapi, kalau engga? yaudah aku cepat balik,"

Akhirnya hubungan Tasya dan teman-temannya sudah mulai membaik, meski masih ada nada-nada canggung di antara mereka.

"Hem.. guys, inikan udah mulai malam, aku balik ya, gak enak pulang kemalaman," ucap Tasya dengan nada sungkan.

"Iya.. gak apa-apa kok, Sya. Lo balik aja, kita juga mau lanjut acara perpisahan sekaligus study tour," sahut Tomi.

"Eh iya.. gue lupa, Tom," sahut Jerry.

"Yaudah kalo gitu aku balik ya, dah Vani, Aldo, Tomi, Jerry," Akhirnya Tasya berlalu dengan melambaikan tangannya sebagai perpisahan.

"Cepat banget Tasya perginya ya, padahal gue masih banyak cerita sama dia," tutur Aldo dengan nada yang dibuat-buat sedih.

"Dasar Terong-terong! lebay banget! ayo balik, kita masih ada acara lagi," Tomi sudah menarik tangan Aldo secara kasar.

"Pelan-pelan ogeb," sahut Aldo tak terima.

Akhirnya Tomi dan Aldo berlalu namun, jangan lupakan Jerry dan Vani yang masih berdiri di tempat.

"Ehm Van,.. gue mau---"

"Ayo balik, Jer udah mulai malam," Vani sengaja memotong pembicaraan Jerry. Ia saat ini sedang bingung, balasan apa yang harus Vani jelaskan pada Jerry.

Karena melihat nada canggung dari Vani, akhirnya Jerry menurut saja. Vani terlebih dahulu melangkah, sedangkan Jerry mengikutinya dari belakang.

TBC
28 April 2018

Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang