43-IGeO 2018

432 33 67
                                    

Selamat membaca📖

FYI (For your information)

Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade Geografi Internasional pada tahun 2012 yang diselenggarakan di Koln, Jerman . Seleksi menuju iGeo dilakukan melalui Olimpiade Geosains dan Geografi Nasional di ITB (sebelum ada OSN bidang Geografi), mengingat pada saat itu mata pelajaran Geografi belum diujikan di Olimpiade Sains Nasional (OSN)

Kriteria untuk mengikuti olimpiade di ITB tersebut adalah siswa SMA yang lolos pada OSN Kebumian tingkat Nasional dan juara-juara olimpiade geografi di universitas-universitas. 4 siswa dengan peringkat terbaik di Olimpiade Geosains dan Geografi Nasional di ITB tersebut berhak mewakili Indonesia di iGeo tahun 2012 yang dilaksanakan pada 21-22 Agustus 2012.

Walaupun terkesan persiapannya tidak sebaik tim kontingen Indonesia untuk olimpiade internasional lain, Tim Olimpiade Geografi Indonesia saat itu berhasil meraih pencapaian yang membanggakan. Peserta asal Indonesia berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional dengan memperoleh medali perak , serta Tim Indonesia mendapatkan penghargaan

Barulah tim Olimpiade Geografi Indonesia menjadi pertimbangan dan akhirnya dimasukkan mata pelajaran geografi dalam bidang lomba pada OSN pada tahun 2013.

Tahun berikutnya, Indonesia mengikuti iGeo kedua kalinya yang dilaksanakan di Kyoto ,
Jepang. Sejak saat itu, TOGI (Tim Olimpiade Geografi Indonesia) sudah ada meski sangat sedikit dan mini yang terus menerus meningkatkan kualitas delegasinya melalui pelatnas, ikatan alumni dan lain sebagainya.

***
Hari ini adalah hari pemberangkatan Delegasi IGeO ke Perancis sebagai tuan rumah.

Sebelum berangkat tadi, mereka berempat sempat bertemu dengan menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia.

Dengan menggunakan seragam putih-coklat berpadu dengan batik, mereka berangkat didampingin oleh beberapa pendamping sebagai pengawas dan penanggung jawab.

"Nas, lo liat deh, yang baju biru pakai kaca mata semua,"

"Iya, Yo. Keliatan banget mereka jago,"

"Hem iya, tapi kita juga jago kok,"

"Engga, kamu doang, Yo. Aku engga,"

" Lo kenapa si Nas, pesimis banget?"

"---"

"Gue kasih tau ya, lo udah sampe tahap sekarang ini. Jadi, lo udah jago. Please, Nas kali ini jangan pesimis. Sekarang ini, kita harus bener-bener semangat dan percaya diri ,"

"Iya, sorry, Yo."

Akhirnya pembicaraan singkat itu selesai.

***
Olimpiade iGeo terdiri dari 3 bagian tes, yakni tes tertulis sebesar 40%, tes kerja lapangan dan pembuatan keputusan sebesar 40%, serta tes multimedia sebesar 20%. Sedangkan pemenang diambil dari peraih nilai akumulasi tertinggi dari semua tes.

Tahun ini ada 12 materi yang diujikan antara lain:
1. Iklim dan perubahan iklim.
2. Kebencanaan dan manajemen bencana.
3. Sumber daya dan manajemen sumber daya.
4. Geografi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
5. Bentuk lahan, bentang lahan, dan penggunaan lahan.
6. Geografi pertanian dan permasalahan pangan.
7. Populasi dan perubahan populasi.
8. Geografi ekonomi dan globalisasi.
9. Geografi pembangunan dan ketimpangan keruangan.
10. Geografi perkotaan, peremajaan kota, dan perencanaan kota.
11. Pariwisata dan manajemen pariwisata.
12. Geografi budaya dan identitas regional.

"Nas, lo catat ya berapa kecepatan airnya mengalir. Terus lo liat juga pola aliran sungainya, dia dendritik, trellis, rectangular, radial, atau annular. Baru, kita buat keputusan bersama ya, berapa presentasinya untuk dikatakan sebuah bencana serta apa solusi dari bencana yang memungkinan datang," Deo terus mengoceh karena kali ini ia bersanding dengan Tasya sebagai rekan sekelompok dalam tes lapangan dan penentuan keputusan dengan materi kebencanaan dan manajemen bencana. Sementara Million bersama dengan Abigael.

Di sisi lain, Million dan Abigael malah tampak tenang. Mereka berdua sangat fokus mengerjakan tes lapangan sesuai langkah-langkah dengan sangat tenang dan tanpa suara. Sepertinya komunikasi mereka kurang. Namun, jelas saja Million  dan Abigael memang sudah terbilang jago. Lain dengan Tasya yang notabenenya belum berpengalaman.

Hingga Akhirnya ujian itu berakhir dengan sangat melelahkan.

"Bagaimana tadi tes lapangan dan pengambilan keputusannya?" tanya kak Delima sebagai seorang pendamping.

"Lumayan menguras tenaga, kak. Tadi si Abigael diam aja. Million kan gak tau kalau dia udah ngitung hasilnya, dia sempat lari-lari lagi ke tempat yang lain, " omel Million pada kakak pendamping.

"Ya lo gak tanya gue, Lion. Kan lo sendiri yang buat kerjaan jadi double," balas Abigael tak terima.

Sementara kak Delima, sudah menghela napas melihat tingkat keduanya yang tidak ada akur-akurnya sama sekali.

Setelah lama berdebat, mereka semua kembali ke tempat penginapan.

***
Untuk tahun 2018 diperebutkan 80 medali dengan pembagian 13 emas, 27 perak, dan 40 perunggu. point-point yang sudah dikumpulkan melalui 3 tes yang yang dilalui akan diakumulasi hingga dapatlah jumlahnya.

Tidak semua anak akan mendapat medali, pasalnya hanya ada 80 medali. Semetara setiap negara mengirimkan 4 orang sebagai delegasinya untuk ajang ini. Tahun ini ada 45 negara. Jadi, ada 100 peserta yang pulang tanpa medali dari total peserta 180 orang.

Setelah 10 hari mereka berlomba, kini akhirnya pengumuman pemenang. Semua siswa harap cemas. Hingga suara pembawa acara mengkomando mereka untuk tenang karena sebentar lagi pengumuman pemenang.

Untuk kali ini, semua peserta sudah optimis. Kalau menang mendapat medali ya mereka bersyukur. Kalau tidak, ya tak apa, masih ada lomba poster, group dan honorable mention.

Pertama sekali diumumkan pemenang lomba poster. Tidak sia-sia tim Indonesia memenangkannya. Mereka meraih juara pertama dengan mendapatkan penghargaan the best poster and presentation untuk studi kasus 'Karst Hydrology in Relation with Drought Problem in Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia'"

Ingin rasanya Tasya berteriak. Namun, sangat tak tepat waktu. Sekadar info untuk kalian, anak-anak peserta IGeO meski menang tidak terlalu banyak acara selebrasi. Hanya sebuah tos-tosan singkat, itu pun setelah maju ke depan mendapat penghargaannya.

Mereka berempat maju dengan langkah Bangga. Mereka mendapat penghargaan berupa plakat beserta dengan uang dengan nominal RP. 10.000.000. Rasanya sungguh luar biasa, bukan masalah uang. Namun, pengalaman dan sensasi menjadi juara di tengah-tengah anak-anak berprestasi tingkat Internasional memang sangat membanggakan. Begitu selanjutnya untuk juara kedua dan ketiga. Hanya perbedaan pada nominal uang. RP. 7.500.000 untuk juara kedua dan RP. 5000.000 untuk Juara ketiga. (Bila dirupiahkan)

Tim dari Indonesia senang bukan main, masalahnya mereka terlalu bahagia, hingga melupakan bahwa masih ada pengumuman kejuaraan lainnya

Hingga mereka kembali duduk santai sebentar lalu ada hal yang menarik hampir menghentikan detak jantung mereka, karena saat itu...

Next part

TBC
05 Juni 2018

Hehehe ini part buatnya susah banget. Butuh 2 minggu untuk menyelesaikannya. Berhubung udah liburan, aku rencana bakal nambah jadwal publish. Biar cepat kelar, soalnya udah lama banget numpuk, gpp yakan😅 Semoga suka 💕

Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang