Selamat Membaca📖
Hari-hari Tasya sekarang mulai menjadi lebih baik lagi, semenjak ada kak Septi nilai-nilai pelajarannya yang sewaktu SMP rendah dan kurang baik, kini mulai membaik.Aku harus berterimakasih banyak pada kak Septi, karena berkat bantuannya sekarang aku sudah menginjakkan kakiku di ekstrakulikuler Olimpiade. Gumam Tasya dalam Hati.
Menankjubkan? ya Tasya pun merasa begitu. Tasya bahkan sampai harus menelan salivanya, saat ia membaca pengumuman tes masuk Ekstrakulikuler Olimpiade.
****
Hari kian berlalu, kini sudah tepat Tasya menginjakkan kakinya selama setahun di Sekolah Mother Theresa ini. Ada banyak sekali pengalaman yang didapatnya salah satunya saat ini.Kini Ia mewakilkan sekolahnya untuk ikut perlombaan bergensi ini, yak OSK (Olimpiade Sains Kota/Kabupaten) ini Tahap awal sebelum OSP dan OSN.
Tasya bahkan sampai lompat-lompat di atas kasurnya setibanya di rumah. karena terlalu senangnya, ia sampai lupa makan dan mengganti pakaian. Ia berlari menuruni anak tangga dan mencari keberadaan mamanya.
Tepat, mamanya sedang ada di dapur Ia langsung memeluk mamanya erat. Mamanya yang kebingungan melihat Tasya mencoba menenangkan tapi, percuma saja Tasya masih terlalu bahagia hingga melupakan tujuan utamanya untuk memberi tahu pada mama.
"Aduh, Tasya, jangan gitu dong, mama kan gatau harus ngapain? kamu ngomong gih jangan cengengesan gitu, mama serem liatnya," kini ekspresi Tasya mulai berubah. Ia mulai menceritakan yang terjadi.
"Jadi gini ma, tadi itu Tasya baru aja dipilih sekolah buat perwakilan sekolah ikutan perlombaan paling bergengsi OSK. Ya, meski harus melewati beberapa tahap lagi seperti OSP, Ma untuk ke tahap OSN. Jadi OSK nya bakalan diadain 2 minggu lagi dan untuk kali ini, aku bakalan mewakili untuk bidang Geografi Ma!!" Ucap Tasya akhirnya sambil menghembuskan napas lega.
"Ya ampun! anak mama jago ya sekarang. Yaudah, kamu tukar pakaian gih, jangan lupa makan juga tadi mama udah masak. Nanti kita bilang ke papa ya biar kamu ditambah jadwal les nya sama kak Septi." Tasya hanya mengangguk antusias
***
"Ya ampun.. mama serius?" ucap papa Tasya Kaget"Iya pa, tadi Tasya sendiri yang bilang,"
"Ahh!! akhirnya kesampaian juga keinginan Papa, yaudah kita panggil Septi aja ya biar si Tasya belajarnya tambah serius,"
Begitulah reaksi Papanya Tasya sewaktu pulang kerja dan mamanya langsung memberi tahu berita bahagia itu tanpa perlu ba-bi-bu terlebih dahulu. Tapi, tak apalah.
***
Pelajaran pun dimulai, kak Septi memberikannya banyak hal-hal penting untuk menghadapi soal-soal OSK yang susahnya melebihi soal UN itu.Meski Tasya baru menginjak kelas 2 SMA tapi, Ia yakin akan bisa menguasai materi ini, mengingat bagaimana kecintaannya pada mata pelajaran Geografi sejak SMP.
Ia mulai berlatih soal, membahas materi dan lainnya yang berhubungan dengan OSK 2 minggu lagi. Dan sekarang ia sudah sangat lelah dan akan menyudahinya dengan tidur di kasur empuknya
***
Tasya buru-buru berangkat sekolah hari ini untuk mengejar ketertinggalannya belakangan ini. Ia hendak menemui kedua teman dekatnya selama di SMA yaitu Frasnsiska dan Juga Katerine. buru-buru Tasya melangkah karena melihat mereka berdua yang kelihatannya baru datang."Frans! Kate!" jeritnya memanggil keduanya
yang dipanggil langsung menoleh dan ia mengejarnya dan langsung mengatur napas yang tidak beraturan.
"Ehh kamu sya, ada apa?" balas Frans.
"Iya kenapa lari-lari gitu?" timpal Kate
"Gini Frans, Kate, aku mau minta tolong ajarin ya pelajaran yang selama ini ketinggalan sekalian aku mau pinjam buku catatan kalian juga, boleh kan?"
"Ya boleh dong Sya," jawab Kate
"Ayo kita masuk kelas, kita masih punya waktu kok hem.. 25 menit lagi," Frans melihat arloji ditangannya.
Sesamapainya di kelas, Tasya langsung diajari oleh Frans dan juga Kate yang juga tergolong pintar. Ia banyak belajar dari mereka. Sebenarnya ia sempat bertanya mengapa Frans dan kate ini tidak ikut Olimpiade itu, toh mereka lebih jago darinya. Ternyata mereka tidak mau karena merasa ikut seperti itu hanya akan menambah beban baik biaya, waktu dan pikiran dan ternyata, mereka berdua juga pernah ikut olimpiade waktu SMP, wajar saja mereka tidak mau ikut. Setidaknya mereka sudah pernah merasakannya bukan seperti Tasya yang belum pernah ikut sama sekali.
***
Sekarang waktu belajar, otaknya bahkan sudah sangat lelah. Tapi, Tasya tidak mau mengecewakan mereka semua yang mendukungnya jadi ia harus memaksimalkan usahanya.Belakangan ini memang jadwal belajarnya di sekolah, Excul dan juga Les privat nya sangatlah padat, sampai-sampai ia tidak mempunyai waktu lagi untuk menghubungi teman-teman SMP nya. Entah bagaimana kabar mereka sekarang? tapi, Tasya berjanji setelah lomba ini selesai aku berencana akan Video call dengan keempat sahabatnya itu.
***
Hari semakin dekat dengan hari perlombaan ia sudah memaksimalkan pemahaman materi dan melakukan uji coba dan sekarang ia hanya terus berdoa untuk mengimbangi kerja kerasnya ini, agar tidak sia-sia tentunya.Sekarang ia tidur lebih cepat untuk memaksimalkan hasilnya besok. Ia tidak mau telat bangun atau malah mengantuk selama tes berlangsung jadi, ia putuskan untuk tidur lebih awal, mengingat waktu berkumpul yang sangat pagi dan ditambah lagi lokasinya tes yang cukup jauh. Tasya menutup matanya dan merasakan pegal-pegal di sekujur tubuhnya yang mulai terasa. Ia pun akhirnya tertidur pulas.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Teen Fiction[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...