"Bukan gitu maksud gue, Nas," Deo mengejar Tasya lagi yang melarikan diri.
"Bukan gitu gimana? Gue cuma ikutin apa yang lo bilang. Emang apa salahnya lo nanya ke gue langsung soal kalung itu?" Tasya menaikkan suaranya satu oktaf. Tasya sangat bingung mengapa Deo bisa sejelek itu pikirannya?
"Lo tau, Nas gue juga gak sangka kalung itu gak cuma satu. Penjual itu bilang waktu gue liat-liat, kalung itu cuma satu karena buatan tangan. Jadi gue pikir itu bakalan unik kalau lo yang pake."
"Dan lo lebih percaya penjual itu dari pada gue?" tekan Tasya langsung memotong perkataan Deo.
"Bukan gitu, Nas. Gue cuma mikir kalau lo--"
"Ngasih kado lo sama Vani kan? Makanya lo mau kerja sama dengan dia? Denger ya Yo, gue udah ngejalani apa yang mau, jadi jangan pernah ungkit masalah ini lagi. Dan satu lagi, kalau pun gue gak suka kado dari lo, gue gak akan mungkin ngasih kado itu sama orang lain. Apalagi sama sahabat gue sendiri." Tasya pergi meninggalkan Deo sendiri.
"Akhh Sial!" Deo merutukki jawaban Tasya. Memang Deo akui, kemarin ia sempat berpesan 'Buka kado ini diwaktu yang tepat dimana lo udah bisa nerima gue'
Deo pikir Tasya akan memakainya di pesta prom night itu. Nyatanya tidak. Waktu itu Tasya belum bercerita pada orangtuanya, sehingga ia belum mau membuka kado dari Deo sampai sekarang. Tasya juga sangat terkejut melihat kalung yang ditunjukkan Deo persis dengan kalung yang diberi Tasya untuk Vani. Tasya tak habis pikir, pikirannya kini melambung pada kejadian
waktu itu.Flashback ON
"Sya, lo liat deh bagus itu barangnya. Coba tanya di toko itu aja. " Abigael menunjuk salah satu toko, dan Tasya tertarik untuk memastikan perkataan Gael. Diikuti Tasya langkah kaki Gael, hingga mereka selesai berbelanja.
Setelah pulang berbelanja, Tasya dan Gael melewati jalan raya yang padat. Di sana, Tasya melihat seorang penjual yang berteriak-teriak menjual dagangannya. Perkataan pejual itu menarik perhatian Tasya.
"Have a sit please take a look. I have the one and only special necklace in the world." pedagang itu berusaha menarik minat Tasya dengan mempromosikan bahwa kalung yang jual adalah kalung yang terbatas dan hanya tinggal satu di dunia yang belum dimiliki.
"Really? what is the special one?"
"Don’t worry, just take a look, there’s a purple flower in this liontin. This necklace is handmade. And do you know, who have this necklace will be a happiest and wise girl."
"Umm, it so interesting for me, so how much it cost?"
"it’s about $15,"
"Well, here it is. I paid with cash. Thank you, Sir."
"You are welcome."
Pasti Vani suka sama kalung ini Secara ini kalung langkah dan punya arti yang bagus. Semoga kamu pakai ya Van.
Tasya sudah kegirangan. Sesekali ia menatap kalung itu. Lagi dan lagi.
Flashback off.
***
Tasya memijit pelipisnya perlahan. Berulang-ulang dia dulu berpikir kemungkinan yang membuat Deo marah. Nyatanya, hanya karena sebuah kalung Deo membuat semuanya hancur berantakan.Hanya karena kalung itu lo buat gue penasaran bertahun-tahun, dan sekarang malah lo nyalahin gue? Lo keterlaluan Yo.
Tasya memilih untuk tak memikirkan hal itu lagi. Lebih baik dia tidur dari pada harus memikirkan hal-hal yang akan merusakan moodnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Teen Fiction[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...