Selamat Membaca📖
"Duh maaf ya, Jer sebelumnya. Tapi, itu---" ucapan Vani menggantung.
Jerry melihat Vani seolah berkata Apaan sih?
"Lo yakin baca buku itu dari tadi?"
"Iya, emangnya kenapa?"
"Ya engga apa-apa, cuma baru kali ini gue liat lo baca buku ginian," pipi Vani menggembung menahan tawa.
Jerry yang berasa bingung akhirnya melihat sampul dari buku yang ia baca.
'Tips dan Trik menjadi suami siaga'Seketika itu juga, Vani yang melihat itu lalu tertawa terbahak-bahak. Tomi yang baru sadar pun tertawa tak kalah keras dan akhirnya Aldo datang dan menambah keributan yang ada.
Jerry merasa malu, kesal dan ahh banyak sekali...
Siapa juga yang taruh nih buku di dalam tas gue?
begitulah batin Jerry.Jerry lalu menutup buku itu dan menyimpannya ke dalam tas. Namun, Vania, Aldo dan Tomi masih tertawa. Bahkan, ketika bel masuk berbunyi mereka tak berhenti tertawa.
Akhirnya, mereka menghentikan keributan itu saat ketika Pak Mukmin memasuki kelas. Pak Mukmin ini merupakan satu dari 5 killer teacher yang ada di SMA mereka. Makanya, mereka langsung tertib begitu.
Akhirnya Pak Mukmin memulai proses belajar-mengajar.
"Jadi anak-anak menurut Joseph Black (1729 – 1799) menyatakan bahwa kalor yang diterima oleh suatu benda sama dengan kalor yang dilepas oleh suatu benda tersebut," Pak Mukmin menjeda kalimatnya, lalu lanjut lagi berkata,
"Apabila ada dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan maka akan terjadi suhu akhir yang disebut sebagai suhu campuran. Suhu campuran tersebut juga disebut sebagai suhu kesetimbangan benda. Artinya adalah benda suhu yang lebih tinggi akan memberikan panaskan kepada benda yang suhunya lebih rendah. Sedangkan benda yang suhunya lebih rendah akan menerima kalor dari suhu yang lebih tinggi,"
Begitulah Pak Mukmin menjelaskan Asas Black yang merupakan materi pembelajaran Fisika hari ini.
Tomi duduk santai, sambil memperhatikan tapi, nampaknya ia tidak mengerti dan hanya pura-pura paham dengan memperhatikan apa yang ada di depan. Aldo melihat ke papan, mengikuti jabaran yang di berikan Pak Muknin. Sedangkan Jerry sibuk melamunkan hal di luar pelajaran. Pandangannya kosong serta tangan kanannya sebagai penahan kepalanya.
Hingga sebuah spidol melayang ke meja Jerry.
"Jerry! ngapain kamu melamun di kelas saya?" Tanya Pak Mukmin mulai marah.
"Ehh.. enggak pak,"
"Kalau begitu kerjakan soal nomor 7 di halaman 156 buku Paket!"
Beberapa orang memandang Jerry dengan tatapan 'Tahu rasa lo, makanya jangan melamun' sedangkan yang lainnya ada yang memandang iba.
Jerry berjalan dengan langkah gontai. Ia membawa buku paket sembari berdoa dalam hati.
Namun, sepertinya Keberuntungan masih berpihak pada Jerry.
Sewaktu Pak Mukmin ingin memantau Jerry, ada anak yang kesurupan di kelas sebelah. Alhasil Pak Mukmin pergi ke luar dan melihat keadaan yang terjadi, sehingga Jerry tak jadi mengerjakan soal tersebut, karena tak lama bel istirahat berbunyi.
Anak-anak berhamburan keluar, ada yang melihat anak yang kesurupan tadi ke UKS dan ada yang tidak peduli melenggang santai menuju kantin.
"Woy Jer, tadi lo kenapa?" Tanya Aldo prihatin.
"Engga apa-apa," balasnya tak acuh.
"Sebagai sahabat yang menemani sejak SMP gue tahu betul, Jer. Jangan bohong," Kini Tomi sok bijak.
"Iya beneran gak apa-apa," jawab Jerry mantap.
"Yaudah kalo lo belum mau cerita sekarang gak apa-apa. Tapi, nanti kalau lo mulai sesak lo bisa cari kita, kita siap mendengar dan memberi solusi terbaik," Aldo menepuk pundak Jerry dan Tomi juga begitu.
Akhirnya mereka makan di kantin. Mengenai Vani ia memang tak bergabung ia pergi ke UKS untuk menemani anak yang kesurupan tadi. Maklum, Vani merupakan salah satu dokter remaja di sekolah.
"Do, Tom, nanti kita ngumpul ya di rumah gue? Kebetulan Mama lagi pergi ke luar kota, ada pesta keluarga, papa pulangnya malam. Gimana?"
"Yaudah ayo, tapi kita berdua langsung pulang ya, mau ganti pakaian dulu, Jer. Lo kan masih harus antar Vania," Aldo memberi saran.
Jerry hanya mengangguk.
Bel berbunyi pertanda masuk pelajaran, anak-anak akhirnya masuk ke kelas mereka masing-masing sebelum akhirnya pulang.
"Ayo Aldo!" Ajak Tomi pada Aldo
"Kita duluan ya Jer, gue sama Tomi mau ganti pakaian dulu baru ke rumah lo," permisi Aldo pada Jerry.
"Dah Van! " Ucap Aldo lagi namun, hanya di balas gumaman saja.
Tak lama Vani juga menyelesaikan catatan nya lalu berniat pulang.
Akhirnya Jerry dan Vania sampai di rumah Vania dengan selamat.
"Jer, gak mampir dulu?"
"Ehh engga deh Van, gue buru-buru,"
Sebelum Jerry memutar balik arah motornya,Vania memegang lengan Jerry.
"Jer, maaf kalau gue ngerepotin lo. Kalau lo buru-buru, gak usah antar gue, gak apa-apa kok. Gue bisa naik angkutan umum,"
kenapa sih Van lo harus beda perlakuin gue? gak kaya Aldo dan Tomi. Coba aja lo samain, mungkin gue gak bakal gini. Maafin gue yang udah ngerusak persahabatan kita. Batin Jerry pilu. Namun, ia malah mengatakan hal lain.
"Engga apa-apa kok, lagian ini emang hukuman gue,"
"Iya. Tapi, kalau lo emang buru-buru gak usah di paksa, gue bisa sendiri Jer. Gue gak tega liat lo sendiri pulang terus,"
"Iya gak apa-apa, gue balik ya?"
Vania mengangguk dan melihat kepergian Jerry yang semakin menjauh.
"Kenapa lagi tuh anak?" Vania bermonolog.
Sesampainya di rumah, Jerry langsung mandi dan mengganti pakaiannya tak lupa makan siang.
Sorenya suara ketukan pintu memaksa Jerry untuk bangkit dan membuka pintu rumahnya.
TBC
19 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Teen Fiction[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...