Selamat Membaca😊
"Lo jangan marah dong, Theodore. Gue kan gak tau lo tadi ngapain,"
"Udah lo jangan ngomong lagi,"
"Yaudah kalau gitu, gue diam,"
Pembicaraan singkat itu akhirnya selesai saat mereka sudah tiba di kedutaan besar Indonesia untuk Perancis.
Setibanya di sana, mereka sudah disambut dengan bunga dan spanduk yang berisikan bacaan selamat atas kemenangan kontigen IGeO dari Indonesia. Mereka langsung dikalungkan bunga pertanda penyambutan oleh petinggi kedutaan besar di sana.
"Selamat ya anak-anak, kalian sangat membanggakan," duta besar itu menjabat tangan mereka satu persatu. Mulai dari Tasya, Abigael, Million hingga Deo.
Saat ini adalah acara pemotretan pemenang. Selain mendapat penghargaan dari pihak IGeO, mereka juga dapat beasiswa. Untuk peraih medali perunggu mendapat beasiswa sampai strata satu (S1), untuk peraih medali perak mendapat beasiswa sampai strata dua (S2) dan untuk peraih mendapat emas mendapat beasiswa hingga strata tiga (S3).
Beasiswa itu dapat dipergunakan dalam negeri maupun luar negeri. Namun, akan dikenakan berbagai syarat yang memang sangat sulit.
"Sekali lagi selamat ya, kalian ini anak-anak bangsa yang berprestasi!" pak dubes menepuk-nepuk pundak Million dan Deo. Senyum bangga, jelas terlihat di wajah mereka. Bukan hanya para medalist tapi, juga pendamping dan kedutaan besar Indonesia untuk Perancis. Bahkan, jika ditanya pada masyarakat Indonesia saja, pasti mereka merasa bangga walau bukan mereka yang memenangkannya.
"Kalian saya undang untuk makan bersama. Datang jam 07:00 PM," pak dubes kemudian berlalu berhubung masih banyak pekerjaan yang masih tertunda.
***
"Deo! gue pinjam baju lo dong?" Million memelas pada Deo."Gak, baju gue gak bakalan muat sama lo,"
"Lo pelit banget, nanti malam gue bingung mau pakai baju apaan? pinjam ya please,"
"Serius gak ada. Kalau lo gak ada baju, ayo kita beli aja,"
"Ide yang bagus, tapi kita kan harus ikut sama tim yang lain? mereka mana mau ikut,"
"Udah kita minta izin aja, cuma berdua. Gue liat di dekat penginapan ini ada toko baju,"
"Ayo pergi!"
Deo dan Million sudah berjalan mengitari mall mereka mencari-cari baju.
"Ini dia! akhirnya dapat juga!"
"Lo udah selesai, kalau gitu ayo balik!"
"Cepat banget, Deo. Mending lo sekalian beli oleh-oleh, selagi lo di sini yakan,"
"Benar juga!" akhirnya mereka berjalan-jalan lagi. Mereka memilih benda-beda unik yang dapat dijadikan oleh-oleh untuk orang rumah.
"Lo beli apaan yo?"
"Biasalah buat enyak, babe sama adik-adik gue," jawab Deo saat ia sedang memilih benda-benda unik dan beberapa potong baju juga mainan.
"Gue juga cari deh, buat someone special," dengan gemas Deo menoyor kepala Million. Tapi, tanpa sengaja perkataan Million membuka pikiran Deo. Ia mulai tersenyum dan berpikir akan suatu hal.
Ide si Million boleh juga. Gue beliin dia apa ya?
Deo menimbang-nimbang memilih benda istimewa yang akan ia berikan pada orang yang istimewa.
Semoga lo suka.
Begitulah pikiran Deo saat ini.
***
"Kalian dari mana Lion?" Gael berkacak pinggang melihat Lion dan Deo membawa belanjaan.
"Kok gak ajak-ajak sih? padahal kan gue mau beli sesuatu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh [Completed✔]
Teen Fiction[Revisi 70 part] Diprivate acak demi keamanan, karena ada akun mirror. Follow kemudian re-login. Ini bukan sekadar cerita cinta anak remaja tapi, cerita fiksi berkombinasi dengan ilmu pengetahuan seputar Olimpiade dan pengetahuan lainnya. Bukan ceri...