68- Flashback

325 19 52
                                    

Sewaktu prom night itu, Deo datang lebih dulu dari pada Tasya. Dia masuk ke dalam ruangan dansa dan langsung memakai topeng. Deo berusaha mencari-cari Tasya dan menghubunginya, namun memang tidak bisa.

Tiba-tiba, sewaktu Deo melihat Vani yang tengah berdiri dia menganggap bahwa Vani itu Tasya.

Dia cantik banget malam ini. Pakai kalung itu tambah cantik.

Deo berjalan dengan langkah pasti ke arah Vani. Rambut Vani yang kebetulan dipotong pendek dengan baju yang sama semua dengan peserta prom night yang lain, membuat Deo yakin bahwa itu Tasya.

Lebih parah lagi, Vani malah tersenyum ke arah Deo. Karena itu, semakin besar pula pemikiran bahwa Vani itu adalah Anas yang ditunggu Deo.

Namun, alangkah terkejutnya Deo ketika pembawa acara itu mengkomando untuk membuka topeng pasangan masing-masing.

"Lo...."

"Lo..." seru Vani dan Deo serentak.

"Lo siapa?! Heh!" Vani berteriak mendorong Deo yang berada di hadapannya.

"Lo yang siapa?" Deo malah balik bertanya pada Vani.

Sementara Vani ia masih tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Lo bukan Anas?" Deo melihat Vani dengan tatapan tak percaya, karena Vani menggunakan kalung yang ia berikan pada Tasya sewaktu ulang tahunnya ke 17.

"Siapa lagi Anas?! Dengerin nama gue S-T-E-V-A-N-I! bukan Anas!" tekan Vani pada Deo.

"Apa?! Gue gak percaya, lo.. lo.. akhh!!" Deo mengepalkan tanggannya kuat, hingga buku-buku tangannya memutih.

Sekarang Deo marah. Ia sangat marah. Deo merasa tak dihargai oleh Tasya karena kado darinya diberikan pada orang lain. Wajar bukan Deo kecewa?

Sewaktu berbelanja baju dengan Lion, Deo dipanggil oleh salah satu pedagang. Pedagang itu bilang bahwa kalung itu cuma satu. Karena kalung itu sendiri adalah kalung buatan tangan, nyatanya tidak. Tasya juga membeli benda yang sama sebagai oleh-oleh untuk Vani.

Tak berapa lama setelah acara dansa, Vani berniat menemui Jerry dahulu, lalu Exel. Tapi, yang dilihat Vani adalah hal yang membuatnya marah. Jerry tengah menemui seorang gadis dan dari kata-kata yang diucapkan Jerry, itu adalah sebuah pernyataan perasaan.

Vani merasa waktunya terbuang sia-sia, maka dari itu dia ingin pergi mencari Exel. Tapi, Jerry menahan kepergian Vani, dengan emosi yang memuncak, akhirnya Vani menampar Jerry dan Jerry tak lagi mengejarnya.

Vani melangkahkan kakinya mencari keberadaan Exel, tapi Deo yang melihat Vani malah menarik lengan Vani. Dengan penjelasan yang diberikan Deo, membuat Vani penasaran. Akhirnya dia memilih mendengarkan kelanjutan cerita Deo dibanding mencari Exel.

Deo bercerita pada Vani bahwa dia datang ke pesta ini karena diajak oleh temannya yang bernama Anas. Namun, sampai sekarang justru Anas tak kelihatan. Deo sudah mengubunginya, namun memang tidak bisa dihubungi. Belum lagi Deo bercerita bahwa ia akan menjemput gadis yang mengundangnya, tapi gadis itu menolak. Jadilah Deo berpikir bahwa Anas sengaja padanya.

Karena merasa kasihan, Vani memberikan ide pada Deo. Mereka berencana membuat drama yang akan mengetes sebenarnya Anas yang dimaksud Deo benar-benar sengaja berbuat demikian atau tidak?

Bukan Salah Jodoh [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang