Episode 30 (Kritis)

223 38 18
                                    

Vote and Coment Dosti.






"KERJA KALIAN GAK BECUS SEKALI!"

"SUDAH BERAPA HARI INI? TAPI KALIAN BELUM MENEMUKAN MEREKA."

Suara bentakan terdengar dari suatu ruangan di mansion ini. Pemiliknya tengah mengomeli kedua anak buahnya, dia sudah kehabisan sabar, bahwa kedua anak nya telah pergi dan tidak mengabari nya lagi.

"Maaf Tuan. Kami sudah mencari kemanapun, tapi Tuan muda Varun tetap tidak di temukan." Ucap Asad, seorang kepercayaan Aamir Khan, yang sejak dahulu sudah menemaninya bekerja.

"Bagaimana bisa! Apa kalian tidak bekerja 24 jam hah? India itu masih negara tetangga kita!! Tapi KALIAN MASIH BELUM BISA BEKERJA DENGAN BAIK. Bagaimana bisa aku memberi kepercayaan jika harus ke benua Amerika!!"

Sedari tadi, mereka berdua hanya menunduk. Sesekali keduanya saling bertatapan karena merasa tidak kuat dan ingin memberitahu sesuatu saja agar mereka tidak dimarahi habis-habisan lagi. Mereka tidak sebodoh itu, bahkan mereka orang yang pertama bertemu Varun pada malam itu. Hanya saja mereka mengerti keadaan ini agar bagaimana seharusnya yang harus dilakukan. Melihat Shraddha yang pergi dengan berbohong saja itu sudah menguatkan mereka untuk merahasiakan juga. Jika tidak, mungkin misi kedua anaknya itu akan gagal oleh ayah dan ibunya ini.

Asad sendiri sudah bekerja disini sangat lama, dia juga sudah mengetahui konflik yang ada di rumah ini. Bahkan sesekali ia bergosip dengan Somya, yang pastinya membicarakan yang baik dan harus dilakukan. Setelah mendengar seluk beluk keluarga ini, Asad menjadi mengenal dan apa yang seharusnya ia lakukan.

"Berikan kami waktu untuk mencarinya lagi. Tapi... Tapi dari beberapa informasi bahwa Varun sedang berada di Udaipur, kami sudah mencari kemanapun. Namun di kota itu sangat ramai, dan sistem keamanan nya cukup ketat untuk warga negara lain seperti kita."

"Oke baik. Aku akan menyuruh anak buahku yang di India untuk mencari Varun." Ucapnya dengan cepat dan membuat Asad tersentak.

"Tidak, tidak perlu. Kami sudah mempunyai orang kepercayaan disana, dia kerabat ku juga. Dia akan membantu kami, tetapi sebelum itu, butuh waktu untuk mencari hal seperti ini katanya."

Aamir mengerutkan dahinya, raut wajahnya begitu serius. Dia sedang berpikir dan menentukan hal yang seharusnya baik.

"Baiklah, aku beri waktu padamu selama 5 hari. Bahkan sebelum tenggatnya, aku akan menagih janji padamu."

"Baik tuan, aku akan melakukan yang terbaik." Ucap Asad dengan rasa hormat sambil menunduk.

"Pergilah."

Asad beserta temannya pergi meninggalkan ruangan kerja Aamir. Sedangkan pemiliknya masih duduk sambil berpikir keras. Lalu masuk Ayesha karena dia sudah mendengar keributan ini sejak tadi, dia ingin sekali masuk dan ikut berbincang, tapi sepertinya, suaminya sedang dalam masalah serius.

"Ada apa suamiku?" Tanya Ayesha.

"Diamlah, ini semua juga salahmu."

"Salahku? Apa yang salah dariku? Ini semua takdir."

"Kau membiarkan anak perempuan kita pergi meninggalkan rumah bahkan kau tidak tau kebenaran acaranya atau tidak. Aku datang ke universitas nya, dan mereka mengatakan bahwa tidak ada acara apapun karena memang sudah akan memasuki waktu ujian."

Ayesha tersentak kaget. Mungkin semua ini karena keegoisan Ayesha yang tidak ingin anaknya tersingkir kan juga. Dia ingin memanjakan anaknya sekarang.

This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang