Update...
41
.
.
.
.
.
.Pakistan🇵🇰
Seorang Aamir Khan tengah mempersiapkan dengan matang rencana pekerjaannya hari ini. Ia bersama asisten, orang kepercayaan, serta bodyguard nya, sudah siap untuk menjalankan rencana yang dipersiapkan 2 hari yang lalu. Salah satunya Asad, orang kepercayaan Aamir sejak dulu dan selalu sigap dengan perintah Aamir.
"Bagaimana semuanya?"
"Kami sudah mempersiapkan semuanya. Pukul 8 waktunya kita berangkat."
"Akses negara?"
"Kami sudah menyuap mereka, agar tutup mulut dengan masalah ini."
"Bagus, aku tidak ingin media tau hanya karena masalah pribadi saja."
Aamir mengangguk mengerti, salah satu masalahnya sekarang adalah Ayesha. Entahlah, apakah wanita itu mengetahui rencananya sekarang atau tidak.
"Kau ingin kemana Aamir!!"
Baru saja Aamir pikirkan, wanita itu sudah datang ke ruang kerja Aamir.
"Aku akan menjemput anakmu." Ucap Aamir santai.
"Siapa? Varun? Apa kamu tidak memperdulikan Shraddha? Dia juga..."
"Kami juga menjemput nya nyonya." Sela Asad. Ia tau jika majikannya yang satu ini memang harus diperlakukan semestinya.
"Dimana? India? Aku akan ikut..."
"Tidak perlu kau tetaplah di rumah." Sela Aamir.
"Aku ingin melihat anakku, Shraddha, dan Varun."
"Kau bisa melihatnya nanti di rumah."
Ayesha geram, akhir-akhir ini keadaan dirinya sangat kacau. Berbeda dengan biasanya yang selalu tampil mewah, mungkin karena dia begitu kepikiran dengan masalah ini.
"Tidak! Aku ikut! Mira, ambilkan tas dan barang-barangku." Ucapnya tegas pada pelayan yang ada di sampingnya dengan tatapan yang masih menatap Aamir.
Aamir hanya bisa menghela nafas melihat keegoisan istrinya ini. Dia memijat pelipisnya, berusaha untuk tenang dan tidak emosi untuk sekarang ini.
"Asad. Siapkan sekali juga, kita berangkat secepatnya."
Asad mengangguk tegas, dia pun pergi keluar ruangan kerja ini.
Ayesha masih berada di ruangan ini, dia duduk di sofa yang tersedia di sini.
"Kenapa kau masih di sini saja?"
"Hak ku juga bebas berada dimanapun. Lagi pula ini juga rumahku."
"CEPAT KELUAR!"
Ayesha berdecak, dia pun melenggang pergi keluar dan menutup pintu secara kasar. Tinggallah Aamir yang berada di ruangan kerja ini, dia mengambil sebuah bingkai poto yang tersimpan di laci meja kerjanya. Terdapat poto Varun dan poto seorang wanita yang dia harapkan untuk kembali ke sini lagi.
Lalu dia mengambil ponselnya dan mencari nama yang ada di kontaknya.
"Assalamu'alaikum ibu."
"Waalaikumsalam. Oh my son. Bagaimana kabarmu? Kenapa jarang sekali menelepon ibu."
Aamir tersenyum, dia merindukan sosok ibunya.
"Baik bu."
"Hmm... Bagaimana kabar cucu-cucuku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1
RomanceSeason 1 dan 2, digabung #1 KHAN SERIES This Is Varun. Kisah seorang remaja Pakistan yang selama 20 tahun tidak diberi tahu siapa ibu kandungnya yang sebenarnya. Ia kira semua kehidupannya selama ini adalah hal umum seperti kebanyakan orang. Namun...