Episode 34 (Diwali🎆)

225 30 16
                                    

Tinggalkan jejak kalian✨



"Varun!!"

Varun menoleh dan mendapati Chandni yang memakai saree sederhana sambil berjalan kearahnya.

"Hay, ada apa bibi?" Tanya Varun

"Apa yang kau lakukan dari tadi. Kenapa terus diam disini?"

"Ee... Tidak apa-apa, aku hanya menemani Alia."

Chandni menyunggingkan senyuman, dia sekarang tau, antara kedua pasangan ini sepertinya memiliki perasaan yang sama.

"Ee... Bibi chandni apa kau bisa katakan sesuatu." ucap Varun

"Yah tentu."

"Tapi kita tidak bicara di sini, kita bicara di halaman belakang." ucap Varun.

Chandni menggelengkan kepalanya karena melihat wajah polos putranya ini. Akhirnya mereka pergi ke halaman belakang dan duduk di gazebo.

"Bibi, apa kau tau semua tentang Diwali?" Tanya Varun.

"Tak banyak. Tapi ada apa?"

"Mungkin sekarang kau bisa membantuku, atau menjadi orang yang selalu membantu ku."

Ada desiran di hati Chandni ketika Varun mengatakan hal tadi. Dia mungkin bisa bahagia jika semakin dekat dengan anak ini.

"Baiklah aku akan membantu mu nak. Katakan, apa yang bisa aku bantu?"

"Eemm... Apa Alia sudah mempersiapkan tarian untuk hari Diwali nanti?"

"Yah sudah, mereka sudah membuat nya. Itu sangat bagus, kau bisa melihat nya nanti."

"Tapi bibi, aku ingin ikut menari, yah memang kesehatan ku belum normal. Tapi aku ingin membuat kejutan dengan menari layaknya orang India." ucap Varun

"Tapi, kakimu..."

"Tidak masalah bibi, sebentar lagi juga sembuh. Oh Ya, satu lagi, bukankah di hari Diwali ada hari dimana orang-orang memakai pakaian baru dan bagusnya?" Ucap Varun.

"Iyah, itu di laksanakan besok."

"Benarkah?! Oh tidak, berarti aku belum mempersiapkan nya." gumam Varun

"Mempersiapkan apa?" Tanya chandni.

"Aku berencana untuk membelikan saree untuk alia nanti. Tapi sekarang saja sudah hampir sore. Bagaimana aku membelinya."

"Kau bisa Varun. Kalau tidak, kau panggil saja para pedagang saree dan kamu tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk membelinya."

"Tidak-tidak, nanti bagaimana jika ketahuan."

"Hmm baiklah, mau kamu bagaimana sekarang?" Tanya chandni

"Aku hanya ingin ke tokonya saja sendiri. Tapi dengan siapa?"

"Sudahlah, aku yang akan menemanimu nak." ucap chandni. Varun menoleh ke arahnya, dan tersenyum senang. Dia pun mengangguk.

"Benarkah?"

"Iyah, sudah cepat sana bersiap-siap."

Varun tersenyum merekah, dia begitu antusias, dengan segera ia berlari ke dalam untuk mengambil beberapa benda penting seperti uang dan ponsel. Chandni menggelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat tingkah konyol anak itu, padahal kesehatannya masih belum sembuh total, tapi dia begitu bergairah dan tidak merasa mengeluh. Pantas saja banyak sekali orang yang nyaman dan menyukai dengan sifat Varun. Dia juga pintar bergaul.

Chandni masih menunggu di halaman belakang. Varun juga meminta izin pada tuan Balan. Sebelumnya dia sudah mengatakan semuanya kepada tuan Balan, tapi dia tidak bilang kalau dia akan membelikan sesuatu untuk alia. Sesekali Varun diam-diam agar mereka tidak mencurigakan Varun, karena bagi mereka, Varun itu bagaikan bayi yang masih sensitif untuk kesana-kemari. Varun di cegah dan di larang keras oleh Alia jika akan berdiri sebentar dari ranjangnya. Makanya Varun diam-diam pergi saat ini. Untung saja meminta izin pada Tuan Vidya cukup mudah, dia memang sangat mempercayai Varun. Jadi mereka langsung pergi dengan mobil itu menuju pasar di Udaipur.

This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang