[Season 2] Episode 48 ~ Mengingat

100 21 5
                                    

Assalamu'alaikum semuanya.

Akhirnya kembali lagi meneruskan karya ini. Udah cukup lama menunggu, sekarang season 2 akhirnya update😍.
Jangan lupa cerita season pertamanya, karena masih ada sangkut paut nih. Kalo lupa baca lagi😂.

Jangan lupa Vote and Coment nya!!!
Follow sebelum membaca, okee🥰






Alia Balan POV

2 tahun kemudian...

Manali.

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Hingga kejadian demi kejadian dilalui, kenangan di setiap harinya selalu hadir di hidup kita. Tetapi bagaimana dengan kejadian di masa lalu. Bahkan sudah 2 tahun kita saling bersembunyi.

Tidak, ini bukan bersembunyi. Aku sedang melewati masa pelatihan kuliahku di desa Manali. Sudah 6 bulan aku di sini, dan sudah 2 tahun aku tidak kembali ke Udaipur. Mungkin hanya setahun sekali saja aku kembali ketika ada hari raya besar. Karena aku sedang sibuk dengan masa kuliahku.

Aku di sini tidak sendiri, melainkan bersama ka Salimah. Sekarang dia sudah menjadi guruku juga, dan dialah yang membawaku ke tempat ini, dengan alasan ingin merasakan kejadian 2 tahun yang lalu. Dia begitu baik. Aku selalu menginap atau mengunjungi ke rumahnya ketika akhir pekan, dan aku memang tinggal di asrama tidak jauh dari rumahnya.

Setiap hari biasa aku sibuk dengan pelatihan kuliahku. Setiap akhir pekan aku menghabiskan waktu di desa ka Salimah sambil mempelajari kebudayaan disini.

Sudah 6 bulan berlalu, semua kebudayaan disini hampir melekat di diriku, mulai dari tradisi, kebiasaan, dan juga budaya. Bahkan aku mengenal lebih dalam agama mayoritas di sini, dan itu juga agama ka Salimah. Aku mempelajari banyak tentang agama Islam, ini bukan paksaan ka Salimah, tapi keinginan aku sendiri. Bukan berarti aku melupakan agamaku. Hanya saja, pria di masa laluku itu, membuat diriku ingin mempelajari sejarah.

2 tahun sudah terlewati, perlahan-lahan dari waktu ke waktu, aku mulai melupakan nya. Tetapi kenangan yang indah pasti tidak akan bisa terlupakan. Hanya saja, rasa sakit saat itu sudah tidak terasa lagi sekarang. Aku juga sudah di sibukkan oleh kegiatan kuliahku juga aktivitas ku di Manali. Ka Salimah lah yang selalu menghiburku sejak aku masih patah hati, hingga sekarang ini dia selalu menemaniku setiap saat. Dia sungguh baik padaku, dia wanita yang dewasa. Dia juga sangat pintar di kedokteran.

Aku duduk di sebuah padang rumput yang sejuk dan dingin di sini. Sambil memegang sebuah buku catatan ku yang sudah lama aku miliki. Sudah banyak coretan-coretan dari curahan hatiku sejak saat itu. Terakhir kali kenangan yang paling berkesan di dalam ini adalah ketika aku datang ke Kashmir dan aku begitu senang karena impian ku terkabulkan. Tapi, jika kejadian itu tidak terjadi, mungkin Manali adalah tempat impianku pertama kali yang aku kunjungi, karena di sini tidak jauh beda dengan di Kashmir.

Dan... Oh ya, aku ingin bercerita tentang kejadian sebulan setelah aku pergi ke Mumbai. Ada laki-laki yang datang ke rumahku. Aku ditelepon oleh ibuku, dan mengatakan... Bahwa Varun datang mencariku!!!

Saat itu juga aku sungguh bahagia, hatiku menggebu-gebu. Tapi aku sadar, aku harus mengontrol diriku.

Ibuku mengatakan bahwa Varun datang pada hari dimana ibuku menelepon ku saat itu, yang pastinya sebelum ibu menelepon.

Varun datang dengan perawakan yang berantakan, dia begitu kacau. Pakaian formalnya yang seharusnya berwibawa menjadi berantakan. Wajahnya penuh emosi, kedua matanya memerah seperti seseorang yang menderita dan menangis. Dia datang mencariku, bahkan hampir membuat keributan di sana. Tetapi ibuku langsung menenangkan nya dengan tegas. Mungkin hati seorang ibu selalu ada untuk anaknya, perlakuan nya dengan Varun cukup berbeda dengan yang dulu. Karena mungkin rasa kesakitanku dirasakan juga oleh ibu, menjadikan dia kesal pada Varun. Varun pun menenangkan dirinya, dan dia bertanya dimana diriku. Tentu saja, Ibu tidak ingin memberitahu nya. Awalnya ayah ingin memberitahu, tetapi ibu langsung mencegah keras. Ibu mengatakan jika sebaiknya kami berdua untuk kembali hidup normal terlebih dahulu, dan Varun tidak memikirkan Alia dulu. Dan ibu bilang, jika aku sudah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Memang benar, tetapi aku cukup sedih dengan nasihat ibu yang mencegah Varun mencari aku. Tetapi aku percaya pada ibu.

This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang