Masih ingat dengan perkataan Varun saat 4 tahun yang lalu? Dimana jika ada kebahagiaan, di situ akan ada kesedihan, begitu juga sebaliknya di kala mereka dilanda kesedihan, lalu kebahagiaan datang menghampiri mereka. Kesedihan mereka diantaranya perginya Sarah, batal nya pernikahan Alia, dan masih banyak lagi. Tapi sekarang, keduanya sedang di beri kebahagiaan yang hampir sempurna.
Sehari penuh mereka menghabiskan waktu bersama. Tidak sehari penuh saja, karena mereka pulang tepat jam 7 malam. Pria yang sudah menjadi CEO itu kembali menginap di apartemen nya, besok dia akan kembali ke Pakistan, begitu juga Alia yang akan kembali bekerja. Tapi Varun memaksanya agar dia yang mengantarkan Alia ke Mumbai. Padahal Alia tidak ingin merepotkan nya, tapi karena paksaan Varun akhirnya dia menurut saja.
Setelah berkencan, wanita itu segera mandi dan membersihkan tubuhnya. Dia melihat kamarnya yang sudah gelap dan tidak ada keberadaan Anushka. Alia menghela nafasnya, sepupunya itu kenapa tidak mengabarinya? Entah kenapa dia merindukan para saudara dan sepupunya itu. Alia melemparkan tasnya ke tempat tidur, wanita itu langsung pergi ke kamar mandi dengan segera. Setelah selesai dia keluar dari kamarnya dan mencari makanan yang bisa ia makan.
Ketika sedang makan, Alia teringat ucapan Varun yang memintanya untuk memilih upacara pernikahan nya nanti. Entah kenapa, hatinya menginginkan upacara secara islam saja, bukan karena dia malas dengan upacara agamanya, tapi ada satu hal yang membuatnya memilih. Karena dia teringat dengan hal ini, dia ingin membicarakan dengan ibunya, apalagi besok dia sudah kembali ke Mumbai. Tapi Alia berniat untuk membicarakan nya nanti saja. Dia ingin fokus dengan pekerjaannya dulu.
Hari berhari mereka lewati dengan kehidupan normal. Keduanya sibuk dengan kehidupan masing-masing. Alia sudah kembali bekerja di Mumbai, begitu juga Varun yang sudah kembali bekerja di Pakistan. Tetapi ada yang berbeda sekarang, mereka berdua sering kali saling mengabari. Sedikitpun waktu senggang, keduanya langsung membalas pesan atau saling mengirim pesan. Sekarang sudah minggu ke dua, dan hari sabtu pertunangan mereka akan dilaksanakan. Alia tidak sabar menunggu hari tersebut. Dia selalu menatap tanggal setiap harinya, tetapi semakin sering di perlihatkan semakin lambat rasanya.
Lalu suara dering ponsel pun berbunyi. Alia selalu menyalakannya ketika waktu istirahat sedangkan waktu bekerja iya pasang mode diam. Alia tersenyum mengembang ketika tau siapa yang menelepon nya.
"Halo?"
"Halo, kau sedang apa?"
"Sedang istirahat."
"Sudah makan?"
"Belum."
"Makanlah, aku tidak ingin kau sakit, sebentar lagi juga hari pertunangan kita."
Alia tersenyum malu mendengar perhatian Varun.
"Kalau jarak kita dekat, 5 menit pun aku sampai dan menyuapkan makanan padamu."
Alia tertawa, begitu juga Varun.
"Aku hanya sedang diet."
"Ya ampun, kau segitu sudah kurus, kenapa harus diet lagi. Malahan jadi tidak berisi."
"Menurutku ini gemuk. Sudah, kalian sebagai pria tidak tau tentang wanita."
"Hmm terserah kau saja. Tapi sekarang aku mohon makanlah."
"Aku baru saja mau makan, tapi aku menelpon."
"Ohh jadi aku mengganggu mu?"
Alia terkekeh. "Aahh tidak bukan begitu."
"Oke, aku malas padamu."
"Ya ampun, jangan begitu, aku hanya bercanda sa... Varun."
"Apa? Kau mau bilang sayang? Hahaha, bilang saja gak perlu malu-malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1
RomanceSeason 1 dan 2, digabung #1 KHAN SERIES This Is Varun. Kisah seorang remaja Pakistan yang selama 20 tahun tidak diberi tahu siapa ibu kandungnya yang sebenarnya. Ia kira semua kehidupannya selama ini adalah hal umum seperti kebanyakan orang. Namun...