Next dost!!
•
•
•
•
•
•Wanita itu berjalan cepat menuju ke ruang kerjanya. Perasaannya sungguh tidak karuan. Dia ingin menangis secepatnya di ruang kerjanya. Dia tidak tahan dengan semua ini, dia sudah membuat kesalahan. Alia sudah membuat kesalahan sekarang, dia melawan takdir! Bahkan dia menolak takdirnya. Dia begitu munafik dan egois sekarang. Padahal seumur hidup ini setelah berpisah dengannya, dia selalu berharap bisa bertemu dengan pria itu lagi, bersatu dengannya lagi, dan memulai hidup yang lebih indah. Tetapi dia terlalu egois sekarang, sebenarnya apa yang wanita ini pikirkan?
Dia menutup pintunya dan menangis di balik pintu tersebut.
"Alia bodoh! Kenapa kau seperti ini." Batinnya.
Dia begitu bingung dan cemas tadi. Entah apa yang harus dia lakukan, tetapi dia harus mengambil keputusan yang baik. Di lain sisi, dia sangat menginginkan pria itu, tapi di sisi lain dia harus menikah dengan Shahid karena masalah perusahaan ayahnya dan juga perjodohan mereka. Dia benar-benar tidak mencintai Shahid, dia hanya menganggap pria itu sebagai sahabatnya. Tapi dia sempat berpikir, jika Varun sudah bahagia dengan Sarah. Walaupun Zafar bukan anaknya, atau juga Sarah yang sedang sakit, tetapi mereka pasti akan bahagia.
Alia duduk di bawah dia memeluk kedua lututnya, menangis sejadi-jadinya di sana. Apakah dia akan kembali egois sekarang? Seperti dulu dia meninggalkan Varun. Mungkin begitu.
Tok... Tok...
Alia mengusap air matanya, lalu merapikan pakaiannya.
"Yah, sebentar."
Alia dengan segera mengambil pakaian kerjanya. Lalu seorang perawat masuk ke ruangan ini.
"Dok, semua perawat dan dokter Herman sudah menunggumu di ruang operasi."
Alia masih membelakangi wanita itu. "Ahh... Baiklah, aku segera kesana."
Perawat itu mengangguk, lalu melenggang pergi keluar ruangan. Alia menghentikan kegiatan nya, dia kembali melamunkan hal tadi. Lalu menarik nafasnya berusaha tegar menghadapi masalah ini. Dan dia tidak ingin masalah ini terbawa sampai ke pekerjaan nya. Apalagi ini pertama kalinya dia ikut serta dalam pengoperasian. Alia mencuci wajahnya dan merapikan penampilan nya, sehingga tampak seperti layaknya seorang dokter.
Di lain sisi, Varun tengah berjalan menuju ruangan Sarah. Wajahnya sangat murung, semangat hidup nya kembali menurun. Dia menggenggam tangan Zafar begitu lemah. Tubuhnya sangat lemah, entahlah padahal tidak sakit atau tidak kelaparan, tetapi karena kejadian tadi membuatnya menjadi murung.
Dia masuk ke ruangan Sarah, sedangkan Zafar sudah berlari menuju ibunya.
"Ibu!!"
"Varun, kau lama sekali! Ibu datang sesudah kamu berangkat, bahkan cukup lama."
Varun tidak menanggapi nya, dia langsung duduk di sofa dengan perasaan sedih.
"Varun..."
"Ibu sudah, biarkan dulu. Jangan mengganggunya." Ucap Sarah.
Gauri menghela nafasnya, dia kembali mengiris buah apel di tangannya untuk Sarah.
Pikiran Sarah tertuju pada Alia, apakah benar mereka sudah bertemu? Atau mungkin hanya masalah pekerjaannya saja? Sarah ingin sekali bertanya pada Alia, tapi dia tidak ingin jika ada Gauri di sini. Pastinya akan ada beribu pertanyaan darinya. Di tambah, bisa jadi wanita ini akan memberikan pendapat yang menyimpang lainnya.
Sarah terus menatap Varun, dengan tatapan bertanya-tanya. Varun sendiri sadar dengan tatapannya. Wanita itu seperti sudah mengetahui apa yang terjadi. Varun pun menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1
RomanceSeason 1 dan 2, digabung #1 KHAN SERIES This Is Varun. Kisah seorang remaja Pakistan yang selama 20 tahun tidak diberi tahu siapa ibu kandungnya yang sebenarnya. Ia kira semua kehidupannya selama ini adalah hal umum seperti kebanyakan orang. Namun...