Episode 42 (Varun's birthday)

164 25 25
                                    

Follow sebelum membaca.
Oh ya guys, kalo kalian nemuin typo atau bahasa yg gak ngerti, komen aja yah. Soalnya banyak banget nih typo dan semacamnya. Orang ini suka terbawa suasana sampe lupa tanda baca😂






Suasana bahagia menyelimuti mansion ini. Pasalnya, di mansion ini kedatangan beberapa anak muda yang mengisi kehidupan di mansion ini. Shahidah dan Arman merasa sangat senang dan tidak keberatan, walaupun mereka berkeliling ke sana kemari. Karena biasanya di mansion ini begitu sepi dan sunyi, hanya ada mereka berdua.

Pagi ini mereka tengah bersantai di halaman belakang rumah. Tak lupa di antara mereka memakai jaket, karena udaranya sangat dingin. Tetapi untuk beberapa orang yang menyukai udara dingin, mereka cukup kuat jika memakai pakaian biasa. Semalam, mereka tidak sempat berkumandang, karena cukup kelelahan dan menginginkan istirahat. Sekarang barulah mereka memulai kegiatannya lagi. Siang nanti mereka berencana untuk pergi keluar dan berkeliling ke daerah pegunungan dan beberapa sungai yang dekat dengan pegunungan bersalju.

"Wahh... Sejak kapan kalian memanggang?" Tanya Arman yang datang dari dalam.

"Sudah sejak tadi. Kau dari mana saja?" Tanya Adit yang sedang memanggang sosis dan juga daging sapi.

Mereka semua begitu cepat akrab dengan Arman. Mereka sama sekali tidak mengacuhkan pria ini, dan selalu mengajak Arman untuk bergabung dengan mereka.

"Panggangan ini tidak pernah terpakai, terkadang jika ada Varun dan Shraddha sajalah benda ini terpakai. Aku tidak bisa memanggang."

"Sayang sekali, padahal panggangan ini begitu bagus dan mahal. Aku tau merk yang mahal seperti apa." Kata Adit.

Arman mengangguk sambil berdeham.

"Ambil saja jika kau mau. Ini sudah matang." Kata Adit.

Arman mengambil sosis yang sudah di panggang itu. "Oh iya, Mohini itu anak dari ibu Gauri kah?"

"Iyah, dan dia saudara barumu juga."

"Bagaimana semua ini bisa terjadi? Aku begitu penasaran."

Adit tersenyum, dia tidak ingin menceritakan hal ini ke sembarang orang, walaupun itu saudara Varun sekalipun. Biarkan mereka yang menceritakan nya.

"Entahlah, kau tanya saja."

"Hey!! Sudah matang nih. Ayo makan." Pekik Adit.

Arman masih mengernyit bingung, sambil memakan sosis nya. Dia menatap menyelidik ke Adit, sebenarnya dia begitu penasaran dengan sosok Mohini. Karena wanita itu telah membuat perasaannya untuk pertama kalinya. Ketika Arman melihat wanita itu, dia begitu takjub, entahlah padahal belum mengenalnya dengan baik. Dia sesekali ingin mengobrol dengan Mohini, tetapi anak itu begitu pendiam dan lemah lembut. Dan Arman belum menemukan candaan yang baik untuk berbasa-basi dengan nya.

"Alia, kau tidak makan?" Tanya Varun ketika mereka duduk di meja barbeque."

"Ini sudah makan sosis." Alia menunjukkan sebuah sosis yang sudah di tancap oleh garpu.

"Tapi kau juga harus makan daging."

"Sudah kamu makan saja duluan. Aku belum begitu lapar. Makan sosis dan susu hangat sudah membuat kenyang. Oh iya, ini susu sapi asli yah. Di sini benar-benar asli bahan pokoknya. Mulai dari sosis ini juga daging sapi asli ada juga campuran ayamnya. Aku tau dari nenekmu tadi."

"Iyah benar. Di sini kita punya peternakan Sapi, ayam, domba, kambing, dan juga kebun. Makanya aku sangat betah jika ke sini, apalagi jika sudah bermain ke peternakan dan perkebunan."

This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang