Seorang dokter tengah memeriksa seorang pasien yang ia layani di mansion pasien tersebut. Mereka memanggilnya, karena sudah rutinitas untuk wanita ini mengontrol kesehatan nya.
"Bagaimana keadaannya dok?"
Dokter itu membuka alat pendeteksi jantung, dan terdiam sejenak. "Nyonya Sarah masih baik-baik saja untuk sekarang ini. Hanya saja penyakitnya masih berkembang."
Semua orang yang mendengar hal itu menunduk sedih, membayangkannya saja tidak kuat, apalagi melihatnya.
"Tetapi sebaiknya hal yang harus dilakukan adalah banyak beristirahat dan sempatkan untuk berolahraga. Jangan terlalu lelah, apalagi melakukan kegiatan yang berat."
Gauri tersenyum sambil menghela nafas. "Sudah ibu bilang Sarah, beristirahat lah di kamar saja. Kau tidak perlu membantu untuk pesta. Tenang saja, tidka perlu khawatir semuanya berjalan lancar."
Sarah tersenyum kecil, wajahnya yang sayu dan lesu membuat dirinya tidak berdaya. Bahkan wajahnya cukup pucat. "Aku hanya ingin membantu sedikit ibu."
"Baiklah, untuk saat ini aku tidak memberikan obat dulu. Karena tidak baik jika berlebihan. Lakukan aktivitas yang baik sesuai kesehatan mu saja."
"Baik dok, kami mengerti."
Dokter itu mengangguk sambil tersenyum. "Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Jika ada masalah langsung saja panggil saya."
Gauri dan Sarah mengangguk.
"Oke, saya pergi dulu. Jaga kesehatan mu Nona."
Dokter itu berdiri dan mengucapkan salam pada mereka lalu pergi keluar bersama salah satu pelayan yang menjadi supir pribadi di sini.
"Sarah, perhatikan kesehatanmu. Kau tidak perlu banyak beraktivitas. Kalau kau ingin sesuatu panggil saja pelayan." Ucap Gauri.
"Iyah ibu Iyah. Maaf sudah merepotkan kalian."
Gauri tersenyum. "Sudah tidak apa-apa. Ketika aku melihatmu pingsan tadi, aku sangat terkejut, apalagi kau baru saja pulih."
Sarah tersenyum hambar, dia tampak lesu tidak segar. Sepertinya dia begitu kelelahan, bibirnya juga pucat keabu-abuan.
Lalu Varun datang memecahkan pembicaraan mereka.
"Ibu, aku sudah memesannya. Mereka akan mengantarkan besok pagi." Dan setelah itu dia melenggang pergi.
"Ehh tunggu Varun."
Varun terhenti, dan dia menatap ibunya datar, sedikit pun dia tidak menatap Sarah, dirinya hanya tertuju pada ibunya. Varun berdeham.
"Temani Sarah sebentar saja. Dia pingsan tadi, ibu ingin mengurus Zafar dulu."
Varun menghela nafas nya pelan. "Aku baru saja pulang ibu, aku ingin mandi."
"Varun..."
"Ibu sudah, aku tidak apa-apa sendiri di sini."
"Tidak, Varun kau harus menemaninya."
"Kenapa tidak yang lain saja bu. Bibi Somya!!"
"Hey! Ibu menyuruhmu, bukan orang lain."
Varun memejamkan matanya sejenak berusaha mengontrol emosi. "Okey." Dia pun dengan terpaksa masuk ke ruangan ini dan duduk di samping Sarah tanpa basa basi dan langsung mengambil ponselnya di sakunya, lalu menyibukkan diri dengan ponselnya itu.
Gauri menghela nafas nya, entahlah Varun menjadi keras kepala sekarang, dia pun melenggang pergi meninggalkan ruangan ini. Namun sebelum itu, dia menutup pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is VARUN [𝙇𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙥] √ #1
RomanceSeason 1 dan 2, digabung #1 KHAN SERIES This Is Varun. Kisah seorang remaja Pakistan yang selama 20 tahun tidak diberi tahu siapa ibu kandungnya yang sebenarnya. Ia kira semua kehidupannya selama ini adalah hal umum seperti kebanyakan orang. Namun...