Author POV
Sheila berusaha untuk menahan dirinya agar tidak terlalu dekat dengan Duta. Entah kenapa, saat ini Duta lebih dekat dengan Nabila. Dan Sheila merasa mereka seperti ingin menjalani hubungan yang lebih dari seorang teman.
Bukan asal tuduh, tapi seminggu ini Duta dan Sheila hanya bertemu 2 kali dan dua kali pertemuan mereka itu. Duta sesekali bertanya pada Sheila
"Kata kamu Nabila orangnya gimana?" Kalau ga "Nabila orangnya baik loh Sheil."
Duta akhir-akhir ini selalu menceritakan Nabila padanya dan itu membuat Sheila sedikit terganggu. Hari ini rencananya Duta akan menjemput Sheila, tapi rasanya Sheila sedang tidak ingin bertemu dengan Duta.
Sheila sudah menelpon Duta agar tidak menjemputnya. Dia pulang bersama Rei. Mereka mampir sebentar ke sebuah cafe, untuk membahas masalah comblang-mencomblangkan.
"Jadi kapan siapnya?" Tanya Sheila, yang masih menyisakan setengah jus jeruknya.
"Eum malam Minggu gimana?"
"Ya terserah, tapi tolong ya, setelah ini Lu jangan berhubungan apapun lagi sama Gue, anggap kalau kita ini gam saling kenal, gue mohon banget."
"Loh kenapa? Ada yang salah, Lu orang baik kak, Gue tulus pengen temenan sama Lu,"
"Bukan gitu, gue pengen hidup tenang, Lu gak akan tau cewek kayak gimana yang akan Lu pacarin ini, Gue bukan mau ngerjain, tapi Gue gak mau dapet masalah dan banyak gosip."
"Maksudnya Cecil itu jahat?"
"Bukan gitu, Gue gak mau aja disebut suka sama lu, padahal kan Gue jalan sama Lu gini mau bantuin supaya Lu jadian sama Cecil, sementara setiap ada kesempatan, Cecil selalu ganggu Gue, dengan ngatain kalau gue suka sama Lu."
"Kok bisa gitu."
"Apapun itu dia orang baik kok."
"Lu kenapa baru bilang sekarang?"
"Kalau dari dulu namanya Gue orang jahat."
Rei mengangguk dan menyesap kopinya yang tinggal seperapat itu. Kemudian pulang menghantarkan Sheila.
Saat mobil Rei pergi, seseorang menggunakan motor datang. Bukan orang lain, tapi seseorang yang gemar sekali memakai topi hitam, kebanggannya.
"Ouh jadi Mbaknya gak mau dijemput, karena mau jalan sama pacarnya toh."
"Apaan sih Duta, orang Aku tadi ada urusan aja sama dia."
"Kencan?"
"Bukan!"
"Kencan juga gak apa-apa."
"Bodo ah, kamu lagian ngapain di sini tumben gak ketemu sama Nabila."
"Kan dah janji mau ketemu kamu."
"Ada apa?"
"Emang harus pake alasan ya?"
"Ya ampun Duta, kok baperan gini sih."
Bukan menjawab Duta masuk mendahului Sheila.
"Tuan rumah belum mempersilahkan duduk padahal,"
"Aku mah orangnya pengertian."
"Terserah lah"
"Mau minum apa?"
"Engga mau minum, aku kesini cuma mau bilang nanti malam Minggu ikut aku yah,"
"Kemana?"
"Temenin manggung,"
"Kan sama Nabila."
"Pengennya ditemenin sama kamu."
"Maaf, malam Minggu aku gak bisa,"
"Kenapa? Mau ngedate lagi sama Masnya yang tadi?"
"Duta! Apaan sih, Aku tuh gak pacaran yah sama dia."
"Terus mau apa?"
"Jalan."
"Sama siapa?"
"Yang tadi nganterin Aku."
"Lah?"
"Apaan sih gajelas, dia tuh adik kelas Aku, mau minta eum diajarin materi kimia."
"Ouh gitu ya," Duta masih dengan wajah datar. Namun alisnya dia permainkan naik turun, seakan tidak percaya dengan ucapan sheila. Hal ini membuat Sheila menjadi kesal.
"Yaudah deh terserahlah mau percaya kek mau engga kem, gak urus," ucap Sheila dengan kesal.
"Yaudah sih biasa aja yaudah kalau ga bisa Aku mau pulang, kesini juga mau ngomong itu doang."
Kemudian berdiri dan mengacak rambut Sheila sebentar lalu menaiki motornya dan pergi.
Mamah Sheila masih ada pelatihan. Jadi aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sheila on Duta (SELESAI)
Teen FictionFollow dulu sebelum baca Gebetan akan selalu kalah dari mantan terindah! Warning! Cerita ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta. Jadi jangan berani-berani untuk menjiplak.