Author POV
Setelah pertemuan terakhir mereka, Sheila dan Duta belum bertemu lagi. Dia sibuk dengan urusannya mempersiapkan acara Rei yang akan menembak Cecil, sementara Duta sibuk latihan bersama Nabila.
Puncaknya adalah malam Minggu ini. Sheila sudah mempersiapkan semuanya bersama Rei. Dia sudah mendekorasi ruangan makan VIP menjadi konsep yang sudah ditentukan. Jangan tanya, kenapa anak SMA bisa pesan private room. Karena Rei sendiri sudah mempunyai bisnis dari dia masih SMP. Ya modal awalnya memang dari orangtua. Dia dari kalangan berada. Tidak terlalu aneh memang. Tapi bagi Sheila. Ini namanya mubazir. Awalnya Sheila pikir anak SMA, paling keren juga nembak di cafe khas anak muda gitu.
Sheila menggunakan celana joger cream dan baju kaos lengan panjang warna pink Yang ada gambar bunga. Tak lupa dia mengepang separuh rambutnya. Dia terlihat sangat peminim, tak lupa plat shoes dan tas selempangnya.
Sampai di tempat acara dia segera berkomunikasi bersama Rei. Yang ternyata sudah ada di depan restoran bersama Cecil. Shiela segera bersembunyi saat Rei membuka pintu ruangan.
Di sana sudah disiapkan tempat makan romantis dengan taburan mawar merah dan lilin.
Rei segera menarik kursi untuk Cecil duduki. Cecil Sangat kaget dengan ini semua. Di hari spesialnya tak disangka Rei memberikan kejutan untuknya.
Tak lama seorang pelayan masuk dengan membawakan sebuah kue ulang tahun. Kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Suara piano mengiringi suasana mereka berdua. Rei menyuruh agar Cecil meniup lilinnya dan menarik tulisan happy birthday yang tertancap di dalam kue tersebut. Tak disangka saat ditarik ternyata ada tulisan I LOVE YOU. Cecil yang kaget pun hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan satunya.
"Cecil, maaf kalau ini terlalu cepat, tapi dari awal aku ngeliat kamu aku udah suka sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?" Rei berkata sambil memegang tangan Cecil. Sheila hanya bisa berdoa, semoga tidak ada lagi anak SMA begini, bisa rusak generasi bangsa. Dia saja menyesal, membantu Rei.
"Ma-u."
Setelah jawaban dari Cecil, piano itu ditringi dengan suara seseorang bernyanyi, menyanyikan lagu bukti. Seorang perempuan dan laki-laki yang Shiela kenali. Yaitu Duta dan Nabila.
Mereka nampak romantis dengan pakaian yang senada.
Rasa sesak di dalam hati Sheila menguap menjadi butiran air mata. Apa dia jatuh cinta pada Duta? Apa secepat itu? Kemana hati yang katanya mati rasa itu.
Setelah habis satu lagu itu. Duta dan Nabila mendekat ke arah Rei dan Cecil. Memberikan selamat. Rasanya enggan sekali Sheila keluar dari tempat persembunyiannya. Namun Rei memberikan kode agar dia mendatanginya.
Dengan sangat terpaksa Sheila mendatangi mereka dan mengucapkan selamat.
"Selamat ya buat kalian berdua long last, maaf kalau lu sempet ngira gue suka sama Rei."
"Maaf ya Sheila , sumpah gue gak tau."
"Iya gak apa-apa."
Duta yang sedari tadi diam karena kaget, apa yang disangkakan olehnya ternyata salah. Dia jadi tidak enak kepada Sheila.
"Oh iya makasih ya Sheil, udah mau bantuin Gue, dan satu lagi kenalin ini Nabila sepupu gue dan Duta temenannya."
"Gue udah kenal sama dia," ucap Nabila sedikit ketus. Entah apa masalahnya. Namun Sheila tidak mau ambil pusing.
"Oh gitu, Jadi ayo kita makan-makan merayakan hari jadian Gue sama Cecil."
"Eum sepertinya Gue balik aja deh, soalnya di sini cuma Gue yang salah kostum."
"Ah elah Santai aja kali."
Rei tetap memaksa dan akhirnya dengan rasa tidak enak Sheila pun ikut makan-makan bersama dengan mereka.Saat akan pulang Sheila tadinya akan pulang sendiri. Namun Duta memaksa agar dia pulang bersamanya.
Sheila pun ikut pulang bersama Duta. Walau sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Duta berinisiatif untum mengajaknya kesebuah taman dan membelikan gulali untuk Sheila.
"Kamu tuh lucu banget sih, kaya anak kecil."
"Iya tau situ kan udah dewasa ya kan?"
"Haha jelas."
"Dih."
"Ouh iya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu Sheil."
Sheila menjadi deg-degan sendiri mendengar ucapan Duta.
"Aku ngerasa kita udah deket, gak ada salahnya dong kita mengungkapkan apa yang kita rasain, aku gak mau di antara kita ada Rahasia. Aku mau jujur,"
"Maksudnya?"
Sheila gugup bukan main, apa Duta mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya.
"Aku mau jujur sama kamu, kayanya aku su-ka sama,"
"Sama siapa? "
"Suka sama Nabila, Sheil."
Ctak
Seketika Sheila merasa bumi berhenti berputar. Gulali yang ada di mulutnya, mendadak pahit.
"Oh ya? Cocok kok kalian, serasi."
"Yang bener Sheila, makasih yaaa." Duta memeluk Sheila.
Perempuan itu akan menahan air matanya dengan sekuat tenaga. Dia tidak akan pernah membiarkan air matanya jatuh di depan manusia tanpa perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheila on Duta (SELESAI)
Teen FictionFollow dulu sebelum baca Gebetan akan selalu kalah dari mantan terindah! Warning! Cerita ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta. Jadi jangan berani-berani untuk menjiplak.