Sheila sudah fokus terhadap sekolahnya. Pasalnya kelas 12 ini dia sudah mepunyai jadwal belajar yang padat. Tentu saja semua ada campur tangan mamahnya. Sheila dicanangkan untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri. Keinginan sang mamah yang mengharapkan anaknya menjadi PNS. Sungguh jadi beban yang cukup berat untuk Sheila.
"Inget ya Sheil, untuk kali ini aja buat mamah bangga. Belajar yang benar jangan banyak main. Dan satu lagi harus bisa masuk perguruan tinggi negeri." Sheila hanya tersenyum masam sambil membuka sabuk pengaman."Aku sekolah dulu Mah."
Sheila segera keluar dari mobil setelah mencium tangan sang mamah.Suara bising dari dalam kelasnya menarik langkah Sheila untuk segera masuk ke dalam kelas. Dia membelah kerumunan siswa dan siswi yang sedang melihat berita di mading kelas.
Setelah tau berita yang menghebohkan itu dia langsung duduk dan dihampiri oleh Dira dan Raisa.
"kenapa bimbel kita malah diajarkan oleh guru KKN sih? gimana kalau gak koperatif? kan kita yang repot."
"Mungkin mereka sudah diseleksi Dir, atau mungkin mereka punya metode-metode yang bisa ngebuat kita cepat memahami pelajaran iya ga Sheil?"
"Mungkin aja sih, ambil positifnya." Sheila masih enggan bicara banyak pikirannya masih sangat kacau saat ini."Selamat Siang semuanya," ujar lelaki dengan perawakan 185 cm dengan memakai jas almamater yang digulung sampai bawah siku itu cukup membuat siswi di kelas hening seketika.
"Siang Kak," balasan dari sapaan tadi."Perkenalkan nama saya Ivan Sagara, saya di sini akan mengajarkan kalian materi matematika."
Perkenalkan yang sangat to the point sekali.
Sekitar satu jam mereka belajar. Akhirnya aktivitas itu selesai juga, semua murid di kelas itu berhamburan keluar.
"Sheil, mau ikut ke bioskop gak? ada film terbaru yang seru banget loh," ucap Raisa dengan semangat.
"Aduh. Maaf guys aku gak bisa soalnya harus les."
"Ya ampun Sheil, masih lama kali ujiannya juga," Dira menimpali.
Dalam hati Sheila mengiyakan ucapan tersebut, seandainya orang tua mereka sama mungkin dia akan sebebas mereka. Sheila menolak dengan halus dan berpamitan pada temannya karena ojek onlain yang mamahnya pesanan sudah datang.Tempat les yang mamahnya pilihan sudah cukup terkenal, tentunya dengan bayaran yang lumayan mahal. Dalam kelas hanya ada satu orang dan satu guru. Sheila duduk di kursi sofa yang pendek dia sedang menunggu guru les yang diberitahukan oleh admin akan datang sebentar lagi.
Baru saja dia ingin memainkan handphonenya. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya ke sumber suara.
"Selamat so- kamu"
"Kak Saga"
Suasana menjadi canggung, namun Saga lebih dulu bisa mencairkan suasana."Kamu pulang sekolah langsung les? Hebat sekali. Saya jadi kagum."
"Biasa saja kok kak, saya termasuk murid yang lama memahami pelajaran apalagi matematika, kalau tidak dipelajari berulang-ulang ya gak akan ngerti. Eh maaf kak jadi curhat." Sheila malu sendiri.
"it's ok Sheil, itu hal yang wajar kok. Beberapa siswa saya juga begitu."
Setelah itu mereka memulai belajar. Sesekali Saga memperhatikan Sheila yang sangat serius berlatih.9-01-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheila on Duta (SELESAI)
JugendliteraturFollow dulu sebelum baca Gebetan akan selalu kalah dari mantan terindah! Warning! Cerita ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta. Jadi jangan berani-berani untuk menjiplak.