Part 38

138 10 0
                                        

Duta sedang menemani Salsa memilih kado untuk Sheila. Sesekali dia melihat, dan berniat untuk membeli. Namun, sepertinya dia tidak akan melakukan itu.

"Kata kamu, Kak Sheila akan suka tidak sih, sama sepatu ini?" Tanya Salsa, sembari menunjukan sepatu yang dipilihnya. 

"Kan kamu sodaranya, aku mana tau," ujar Duta santai.

"Oh iya, lagian kamu baru tau Kak Sheila Kan, mana ngerti coba seleranya."

"Hmm..." Jiwanya menolak dengan pernyataan perempuan di hadapannya. Tapi dia tidak bisa berkata apa-apa. Semua sudah selesai. Sambil tersenyum getir, dia mengajak Salsa segera menyudahi kebimbangannya.

"Pilih aja yang menurut kamu cocok. Gak ada manusia yang menolak kado Sa," ujarnya tegas.

"Iya juga sih, yaudah aku ambil yang ini aja." Salsa mengambil sepatu berwarna biru kombinasi putih dan ungu muda. Luar biasa keren. 

"Yaudah, ayo kita bayar terus pulang. Ini udah sore."

Duta menyalakan motornya. Setelah mengantar Salsa dengan selamat sampai depan rumahnya. Saga berpikir, apa perlu dia juga memberikan kado. Dia tidak tau kesukaan gadis itu, namun satu hal mengingatkannya. Ucapan kakaknya kala itu. Dia tersenyum, lalu bergegas untuk ke tujuan.

***

Sheila menyelesaikan soal terakhirnya, walaupun sedikit mengeluh. Karena pengaplikasiannya luar biasa rumit. Sepertinya hanya kak Saga yang membuat soal seperti itu. 

"Manyun terus, padahal kamu hebat loh, ini benar jawabannya."

"Bukan gitu Kak, ribet banget jawabannya."

"Itu karena kamu pakai rumus yang itu."

"Kan kakak juga gak ngasih tau, kalau rumusnya ada yang lebih sederhana."

"Kalau gak gitu, kamu gak akan belajar."

Sheila berpikir sejenak, memang benar. Dia seharusnya bersyukur. Dengan begini, dia jadi belajar banyak.

"Terima kasih Kak. Maaf ya, kalau kakak kesulitan mengajarkan aku."

"Sama-sama. Tidak sama sekali. Kamu hebat. Dibandingkan saya dulu. Kamu sebenernya kurang motivasi saja."

"Sepertinya memang begitu sih Kak, aku kadang berpikir, buat apa sih susah-susah belajar, nanti juga pasti lulus. Temenku banyak yang gak suka belajar, tapi bakal lulus juga."

"Karena kamu tidak akan pernah bisa mengulang waktu," ujar Saga tegas. Ada sesuatu yang ingin disampaikan lelaki tersebut dari nada bicara yang tersirat misterius. Namun, Sheila terlalu polos untuk mengerti itu.

Sheila diam, Saga benar. Belajar, dan jangan cepat lelah. Karena waktu tidak akan bisa diulang.

Sheila on Duta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang