Part 45

128 7 0
                                    

Duta terdiam di kamarnya yang sudah lama dia tinggal ke Bandung. Dipegangnya gitar yang sedikit berdebu. Dia kembali ingat, dulu Sheila pernah menemaninya mengamen. Gadis itu memang benar-benar baik. Dan sudah tidak diragukan lagi.

Perlahan dia petik senar gitar itu, sambil terus mengingat segala momen indah maupun menyakitkan bersama Sheila.
Dia menyanyikan sebuah lagu yang dia ciptakan sendiri... Untuk Sheila.

Biarkanlah Duta beserta kenangannya, larut dalam malam yang cerah. Karena bintang menyapanya lewat cahaya.

***

Setelah Duta beserta keluarganya pergi. Sheila mulai membuka satu persatu kado yang diberikan padanya. Lumayan banyak dan branded juga. Karena kebanyakan orang tua yang memberikan kadonya. Saga pun memberikan ikat pinggang dengan merek kenamaan. Berlogo H. Sudah bisa ditebak kisaran harganya.

Namun, Ada satu kado yang membuat fokusnya hanya tertuju pada satu titik itu. Yaitu kado dengan bungkus bermotif kayu, ketika dibuka isinya adalah bibit tanaman bunga matahari.

Tak lupa, dia segera membaca note yang ada di dalamnya.

To : Sheila

Jadilah bunga matahari yang bisa membuat siapapun merasa bahagia saat melihatnya.
Tumbuhkan bunga ini, jika benar-benar tumbuh, aku akan datang.

Tidak ada nama pengirimnya. Sheila jadi bertanya-tanya. Tidak mungkin jika Duta yang memberinya. Sekalipun pria itu memang tidak memberikan kado apapun padanya.

Sheila tidak percaya, karena saat tadi pergi pun Duta tidak berpamitan padanya. Benar-benar bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Sheila segera menyelesaikan membuka kadonya. Semua dia tata dengan rapih.

Sheila on Duta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang